PPMI Demo Kedubes Filipina Tuntut Pembebasan Tamsil

Reporter

Editor

Selasa, 29 Juli 2003 13:53 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 75 orang yang mengaku dari Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Filipina, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Rabu (20/3) siang. Mereka menuntut pembebasan Tamsil Linrung dan dua orang temannya, yang ditangkap kepolisian Filipina pekan lalu dengan tuduhan kepemilikan bahan peledak. “Kami menyesalkan tindakan pemerintah Filipina yang tidak menghiraukan solidaritas ASEAN,” kata Ketua Umum PPMI Eggy Sudjana dalam orasinya. Eggy bersama dua rekannya diterima berdialog dengan Duta Besar Filipina Leonides T. Caday. Mereka mendapat penjelasan bahwa Tamsil dan teman-temannya diperlakukan secara baik oleh pemerintah Filipina. “Mereka (dubes) bilang tangannya tidak diborgol,” imbuh Eggy. Meski begitu PPMI menyatakan kekecewaan dan keprihatinannya terhadap perlakuan pemerintah terhadap warga negara Indonesia di sana. Dia menjelaskan, Tamsil adalah adiknya saat aktif di HMI dan dia seorang pengusaha. “Saya tidak percaya ia membawa bahan peledak karena tampangnya, tampang pengusaha,” jelasnya. Eggy menuding itu sebuah jebakan dan rekayasa dari pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mendeskreditkan Indonesia, karena pengaruh AS di Filipina saat kuat. Dubes Filipina meminta Eggy untuk bersabar, karena proses hukum tengah berjalan di Filipina. “Dia bilang proses itu butuh waktu satu bulan,” kata dia. Jika persoalan ini berlarut-larut, Eggy mengancam PPMI akan melakukan sweeping terhadap warga Filipina di Indonesia. Dalam orasinya, Eggy menyesalkan sikap pemerintah Indonesia, khususnya Menteri Luar Negeri, yang kurang tanggap terhadap permasalahan penangkapan beberapa WNI di luar negeri. Usai dari Kedutaan Besar Filipina, massa PPMI juga akan mengajukan nota protes ke Departemen Luar Negeri. “Jika ini dibiarkan terus, maka setelah Malaysia, Singapura, dan sekarang Filipina akan terus menagkapi warga kita. Jelek-jelek begini kita bangsa yang besar, tidak bisa diperlakukan seenaknya,” kata dia kesal. Puluhan massa yang mengenakan ikat kepala putih bertuliskan PPMI juga mengacung-acungkan spanduk dan poster-poster, antara lain bertuliskan, “Bebaskan Tamsil Linrung Sekarang Juga”. Dengan menggunakan sebuah megafon di atas truk pick up para demonstran meneriakkan tuntutan untuk memulihkan nama baik Tamsil Linrung dan rekannya sebagai WNI yang memiliki hak dan kehormatan yang layak di antara sesama negara sahabat, menghapuskan citra buruk yang telah dibangun secara sistematis melalui berbagai stigma ke Indonesia, dan normalisasi kembali hubungan antar Indonesia dan Filipina sebagai sesama negara ASEAN yang berteman dan bersahabat. Aksi demonstrasi yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB berakhir sekitar pukul 11.45 WIB, setelah selama satu jam lebih Eggy Sudjana diterima pihak Kedubes. Kemudian massa PPMI yang menggunakan dua metromini bergerak menuju Departemen Luar Negeri di Jalan Pejambon. Tampak satu pleton aparat kepolisian dari Polsek Menteng menjaga aksi demonstrasi ini dan mengatur lalu lintas di Jalan Imam Bonjol yang agak tersendat ke arah Salemba. (Yura Syahrul—Tempo News Room)

Berita terkait

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

9 menit lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

1 jam lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

2 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

2 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

3 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

3 jam lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

3 jam lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

3 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

3 jam lalu

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

Gina juga mengatakan, film biopik yang ia garap memang cenderung lama, termasuk film KHD ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

4 jam lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya