TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan pada 2014 ini separuh dari 600 sekolah di wilayahnya dapat menjadi sekolah inklusi yang dapat menerima siswa berkebutuhan khusus (baca: Bantuan untuk Sekolah Inklusi Masih Kurang).
“Dengan makin banyaknya sekolah yang dijadikan sekolah inklusi tahun ini, kami instruksikan sekolah aktif menjaring kelompok difable di wilayah agar mau bersekolah di lokasi terdekat,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Gunungkidul, Sugiyanta, pada Rabu, 8 Januari 2014.
Data Dinas Pendidikan Gunungkidul mencatat, sebanyak 200 sekolah selama kurun waktu tiga tahun terakhir telah disiapkan dan dirintis menjadi sekolah inklusi dengan bantuan anggaran dari Pemprov DIY. Dari jumlah itu, paling banyak adalah sekolah dasar, yang tahun ini bertambah lagi sebanyak 18 SD. “Saat ini sekolah sudah tidak boleh menolak jika ada siswa berkebutuhan khusus mendaftar,” kata dia.
Menurut Sugiyanta, jumlah SLB yang didirikan oleh pemerintah pusat dan Pemprov DIY hingga kini belum memadai menampung kebutuhan belajar difabel di Gunungkidul. Padahal, jumlah anak difabel ribuan. Tercatat hanya 10 SLB di kabupaten itu. “Sehingga perlu diimbangi dengan memperbanyak sekolah inklusi,” kata dia. Sekolah inklusi itu pun diprioritaskan terealisasi dari kawasan pinggiran atau yang jaraknya berjauhan dengan SLB. “Kaum difable yang jarak tinggalnya jauh dari sekolah luar biasa dapat bersekolah di sekolah umum seperti warga normal.”
Tapi masalahnya jumlah guru. Tak banyak guru yang menguasai model pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus ini. “Kami harap Pemprov DIY tak hanya membantu anggaran, tapi bisa lebih rutin menggelar training pada guru yang sekolahnya ditetapkan sebagai sekolah inklusi,” kata dia.
Menurut anggota Komisi D DPRD Gunungkidul, Heri Nugroho, program ini didukung Dewan lewat alokasi anggaran APBD. “Kami minta pemerintah prioritas pada pendataan sekolah yang terdapat warga difabel terbanyak dulu agar segera bisa diakses,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Berita lain:
Anas Sudah di Area Gedung KPK, Kenapa Tak Masuk?
Jokowi Senyum-senyum Dipanggil Calon Presiden
Bantah ke Cikeas, Denny Tuntut PPI Minta Maaf
Microsoft: Xbox One Terjual 3 Juta Unit
Atut dan Wawan Jadi Tersangka Korupsi Alkes Banten
Gara-gara Atut, Gaji PNS Banten Terancam Telat
Jokowi Serba Salah Dekat dengan Megawati
Dukungan ke Jokowi Pecah karena Perbedaan Strategi
Hambalang, Teuku Bagus Akui Dimintai Fee 18 Persen
Berita terkait
Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai
4 hari lalu
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.
Baca SelengkapnyaBeberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik
5 hari lalu
Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh
Baca SelengkapnyaCerita dari Kampung Arab Kini
12 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
16 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca SelengkapnyaProgram Kemendikbudristek Pendidikan Inklusif Diterapkan dalam Sistem Pembelajaran, Begini Alasannya
33 hari lalu
Kemendikbudristek merilis program Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif. Lantas, apa urgensi penerapan sistem pendidikan inklusif ini?
Baca SelengkapnyaMenengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta
52 hari lalu
Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
Baca SelengkapnyaDI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah
56 hari lalu
Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram
Baca SelengkapnyaKetua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan
4 Maret 2024
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaBadai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan
20 Januari 2024
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaYogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu
4 Januari 2024
BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.
Baca Selengkapnya