Soekarwo Tidak Tahu Ada Koruptor Kakap di Jatim

Reporter

Jumat, 13 Desember 2013 18:20 WIB

Soekarwo. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Surabaya-- Gubernur Jawa Timur Soekarwo merespon pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. Dalam refleksi akhir tahun Pekan Politik Kebangsaan di Kantor International Conference of Islamic Scholars, Kamis kemarin, 12 Desember 2013, Abraham mengatakan bahwa ada koruptor kelas kakap di Jawa Timur. Selain kakap, kata dia, koruptor tersebut juga canggih dan licin karena bisa mengantisipasi penyelidikan KPK.

Terhadap pernyataan keras Ketua KPK itu, Soekarwo mengaku belum mendapat informasi apa-apa tentang siapa yang dimaksudkan. “Sampai sekarang saya belum dapat informasi siapa koruptor kakap yang dikatakan Ketua KPK itu,” kata Soekarwo, Jumat 13 Desember 2013.

Kalaupun ucapan Abraham benar, kata Soekarwo, maka harus dilakukan pengecekan secara seksama, kasusnya seperti apa, siapa yang terlibat dan berapa jumlah kerugian negara. Sebagai Ketua KPK, Soekarwo yakin Abraham tidak asal bicara. "Ketua KPK pasti mempunyai data yang valid. Tapi siapa koruptor yang dimaksudkan itu, saya tidak tahu,” kata dia.

Mengenai pantas tidaknya seorang Ketua KPK membuat pernyataan seperti itu secara terbuka, Soekarwo yakin bahwa lembaga antirasuah tersebut pasti mempunyai kode etik tersendiri. Namun Soekarwo heran bila Abraham menuding ada koruptor kakap di wilayah yang dia pimpin.

“Sebab Jawa Timur merupakan pilot project KPK tentang pencegahan kasus korupsi, dan sampai saat ini proses kerjasama itu masih terus berjalan. Saya tidak tahu mengapa pernyataan itu bisa muncul," ujar gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini.

Menurut Soekarwo, berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang dikategorikan keuangan negara adalah uang di APBN/APBD, BUMN/BUMD dan pernyertaan APBD/APBN di pihak ketiga. Soekarwo menduga pernyataan itu muncul bukan hanya tentang dana pemerintah pusat yang diterima oleh Jawa Timur.

Ketika ditanya apakah pernyataan Ketua KPK itu bisa menimbulkan keresahan bagi penyelenggara negara di Jawa Timur, Soekarwo enggan menanggapi. Alasannya, ia tidak ingin masuk pada kode etik KPK tentang bagaimana memeriksa suatu kasus. “Pemerintah daerah siap akan memberikan fasilitas termasuk data ketika diminta oleh KPK” kata Soekarwo.

EDWIN FAJERIAL

Berita Lain:
Aset Melimpah dan Rumah Mewah Hercules
Tiga Kerugian Jika Jokowi Nyapres
Spesifikasi Wah Pesawat Presiden RI
Pemilik Vila Bayar Massa Penolak Pembongkaran?
Jadi Model Iklan, Jokowi: Saya Ganteng Enggak?
Tolak Ditilang, Pria Berserban Jadi Tersangka
Modus Hercules Memeras dan Mencuci Uang

Berita terkait

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

2 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

3 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

5 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

5 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

7 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

9 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

18 jam lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

18 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

21 jam lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Kelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta

21 jam lalu

Kelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta

Fakta Terbaru Sidang Syahrul Yasin Limpo (SYL), di antaranya pejabat Kementan diminta Rp 1 miliar

Baca Selengkapnya