Warga menyapa gubenur DKI Jakarta Joko Widodo usai berolahraga di hari bebas kendaraan bermotor di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (8/12). Gubenur DKI Jakarta Jokowi disela-sela kesibukannya menyempatkan berolahraga dan menyapa warga yang beraktivitas di kawasan tersebut . TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo digadang-gadang sebagai calon presiden pada Pemilihan Umum 2014. Pengamat politik Universitas Indonesia Andrinof Chaniago mengatakan ada tiga kerugian jika politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu ikut memperebutkan kursi RI-1.
Pertama, Jokowi yang merupakan orang baru di PDIP akan merugikan trah keluarga Megawati yang dianggap sebagai pewaris PDIP. Namun, Andrinof melihat Mega akan berbesar hati merestui Jokowi mencalonkan diri sebagai presiden. “Mega kelihatannya mengamati situasi. Walaupun cara berpikirnya sederhana, dia tidak bodoh,” ujar Andrinof saat dihubungi Tempo, Kamis malam, 12 Desember 2013.
Kedua, Partai Banteng akan kehilangan posisinya sebagai pemegang tampuk kekuasaan di Jakarta. Menurut Andrinof, hal ini tidak akan menjadi kerugian yang besar bagi PDIP. Sebab, bila Jokowi maju, PDIP berpeluang mendulang suara maksimal dan akan memiliki peran strategis di pemerintah pusat, yakni di kabinet maupun di DPR.
Ketiga, bila Jokowi maju, calon presiden dari partai lain akan takluk pada Pemilu mendatang. Menurut Andrinof, saat ini para pesaing Jokowi dengan berbagai cara sudah mulai mendelegitimasi mantan Wali Kota Solo itu. “Ini tentu menggambarkan ketakutan. Kalau Jokowi maju, mereka akan sia-sia bertarung,” ujar dia.