Kapal Imigran Tenggelam di Garut, Tiga Tewas
Editor
Istiqomatul Hayati
Senin, 9 Desember 2013 16:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perahu pengangkut imigran gelap tenggelam di Pantai Cikawung, Desa Mekarsari, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin, 9 Desember 2013. Sebanyak tiga orang tewas.
Korban tewas terdiri dari dua pria dewasa berumur sekitar 30-35 tahun dan satu anak-anak berusia 2 tahun. Para imigran ini berasal dari Bangladesh, Myanmar, dan Iran. “Kejadiannya sekitar pukul 07.30 WIB, korban meninggal dibawa ke RSUD Pameungpeuk, “ ujar Kepala Bagian Informatika Sekretariat Daerah Garut U. Basuki Eko, Senin, 9 Desember 2013.
Eko mengatakan, perahu tenggelam dipicu oleh seorang nelayan yang melompat ke kapal lain yang ada di dekatnya. Akibatnya, kapal tersebut tidak seimbang dan oleng hingga terbalik. Saat itu diduga perahu baru berlayar sekitar 100 meter dari pantai.
Berdasarkan data dari Kantor Kesatuan Bangsa, ada 30 imigran gelap dalam perahu itu. Mereka terdiri dari 20 laki-laki dewasa, tujuh remaja perempuan, dan tiga anak-anak. Mereka berencana menyeberang ke Pulau Christmas, Australia, melalui pantai selatan Garut. “Saat ini sedang didata petugas Polsek Cibalong di gedung tambak udang milik Provinsi Jawa Barat,” ujar Eko.
Para imigran ini, Eko melanjutkan, berangkat dari Bogor dengan menggunakan lima unit mobil jenis Avanza dan Suzuki APV. Mereka tiba di Garut pada Sabtu, 7 Desember 2013, sekitar pukul 21.15 WIB dan menginap di Hotel Citra Agung yang berada di Kampung Kiarakohok, Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet.
Setelah dua hari berada di pantai, para imigran ini menyeberang dengan menggunakan dua perahu nelayan pada pukul 03.00 WIB dari Pantai Santolo, Cikelet. Namun nahas, mereka tenggelam di kawasan Cibalong, tidak jauh dari Cikelet.
Para imigran ini diseberangkan oleh warga setempat. Koordinator penyeberangan imigran ini bernama Jojon, warga kompleks nelayan, Kampung Kiarakohok, Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet. “Perkembangan selanjutnya saat ini masih ditangani jajaran kepolisian,” ujar Eko. (Baca: Ke Australia, Imigran Rohingya Bayar Rp 15 Juta).
Kepala Kepolisian Resor Garut, Ajun Komisaris Besar Arif Rachman, mengaku masih mengevakuasi para korban. Saat ini sebanyak tiga orang dibawa ke Rumah Sakit Pameungpeuk untuk mendapatkan perawatan. “Kami masih mengidentifikasi para imigran ini,” ujarnya.
SIGIT ZULMUNIR
Berita terkait
Tabrakan Kereta Bintaro, Sopir Tangki Maksa Melintas?
3 Tabrakan Kereta Ala Bintaro di Berbagai Negara
Tabrak Kereta di Bintaro, Truk Pertamina Bawa 24 Kiloliter BBM
Api Tabrakan Kereta Bintaro Melalap Motor