TEMPO Interaktif, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memeriksa selisih harga pembelian tank Scorpions yang dibeli TNI. Menurut Ketua KPK Taufiqurrachman Ruki, harga tank Scorpions yang dibeli TNI lebih mahal dibandingkan dengan harga yang ditawarkan Alvis Vehicle Limited, produsen Scorpions, kepada Singapura dan Thailand. Namun dia tidak menyebutkan berapa harga dan selisih harga Scorpions.?Itu akan menjadi titik awal penyelidikan, apakah ada penyelewengan dalam pembelian Scorpions,? kata Ruki kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (21/12). Kasus tank Scorpions ini terungkap setelah Chan U Seek, Direktur Avimo Singapore yang mengklaim sebagai konsultan TNI dalam pembelian Scorpions, menggugat Alvis. Chan menggugat Alvis di pengadilan Inggris karena merasa belum mendapatkan jatah komisi dari Alvis.Sebelumnya, dalam dua tahap pembelian, TNI membeli 100 tank Scorpions dari Alvis seharga 160 juta poundsterling atau sekitar Rp 2,8 triliun. Dalam transaksi ini, Alvis mengontrak Global Select dan Basque, dua perusahaan yang terkait dengan putri mantan Presiden Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana alias Tutut. Atas jasanya menggolkan penjualan Scorpions, Tutut mendapat komisi 10 persen atau sekitar 16,5 juta poundsterling atau Rp 291 miliar.Sebagai bahan pemeriksaan, KPK telah mendapatkan data kronologis dan kontrak pembelian Scorpions dari Departemen Pertahanan. ?Tapi kami belum dapat memberikan penilaian khusus,? katanya. Hingga saat ini KPK masih mempelajari dan mengumpulkan semua data yang terkait dengan pembelian itu. Ruki menjelaskan, KPK juga telah mendapatkan salinan gugatan Chan U Seek dan kesaksian pejabat Alvis seperti yang diungkapkan harian Inggris, The Guardian. Namun KPK belum berencana mengirimkan petugas guna mendapatkan data-data dari pengadilan Inggris. Selain mengumpulkan semua dokumen terkait, KPK juga berencana memeriksa semua pihak yang terkait termasuk Tutut. ?Tidak mungkin kita membeda-bedakan orang. Kalau diperlukan pemanggilan tentu akan kita lakukan,? katanya. Dia juga membantah tudingan KPK lambat dalam menangani kasus ini.Sapto P?Tempo