TEMPO Interaktif, Jakarta:Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Erry Riyana Hardjapamekas mengaku kesulitan menangani kasus dugaan korupsi pembelian Tank Scorpion. Kesulitan yang dihadapi diantaranya karena menyangkut negara lain (Inggris), kompleksitas perusahaan, dan hubungan transaksionalnya yang rumit. “Harus dipelajari dulu,” katanya. Menurut Erry pihak KPK sudah memegang dokumen yang dilansir oleh harian Inggris, The Guardian. Dokumen yang diperoleh, kata Erry, merupakan dokumen hasil pengadilan yang dilakukan di Inggris delapan tahun yang lalu. Dokumen tersebut yang kemudian dibuka pemerintah Inggris kepada pers. “Kebetulan yang dibuka itu mengenai penjualan Tank Scorpion ke Indonesia,” katanya. Dalam dokumen tersebut, ujar Erry terdapat penjelasan kasus suap yang terjadi. “Apa yang dimaksud, apa yang menjadi topik, siapa mengakui apa, tapi itu tidak cukup sebagai bahan untuk menangkap orang atau memproses orang,” katanya. Selain dokumen itu, kata Erry, KPK sudah mendapatkan dokumen pembelian Tank Scorpion yang diserahkan Departemen Pertahanan. Sejumlah dokumen yang telah itu tengah dipejari KPK. KPK, ujar Erry, juga sedang mempelajari kompleksitas hukum yang berlaku di Indonesia dengan Inggris. “Kita tidak bisa menuntut mereka (Inggris) sebagai penjual, bagaimana transaksinya, kapan dibayarnya. Masih panjang, masih jauh,” katanya. Ahmad Fikri
Berita terkait
Di Depan SBY, Ketua IPA Sebut Kabinet Soeharto
15 Mei 2013
Lukman Mahfoedz terus berpidato tanpa menyadari kesalahannya. Dia keseleo lidah saat berpidato dalam pembukaan konvensi dan pameran tahunan ke-37 IPA
Baca SelengkapnyaTutut Membantah Punya Peran dalam Pembelian Tank Scorpion
21 Maret 2005
Harian The Guardian memberitakan dalam pembelian 100 tank Scorpion sebesar Rp 2,8 triliun, Tutut memperoleh komisi 10 persen atau senilai Rp 291 miliar.
Baca SelengkapnyaPetisi 50 : Memori Bangsa Lemah, Kasus Kejahatan Soeharto Dilupakan
29 Desember 2004
Memori sosial Bangsa Indonesia yang mudah melupakan kejahatan penguasa di masa lalu, menghambat perkembangan demokrasi bangsa ini.
Baca SelengkapnyaSoeharto Koruptor Terkaya di Dunia
25 Maret 2004
Di belakang Soeharto adalah bekas Presiden Filipina Ferdinand Marcos dengan nilai korupsi US$ 5-10 miliar.
Baca SelengkapnyaTumor di Kepala Tommy Belum Dipastikan
21 Maret 2004
Bahaya tumor di kepala Tommy Soeharto masih belum bisa dipastikan, kata dokter RSPAD Gatot Subroto.
Baca SelengkapnyaTutut Mendapat Surat Lunas dari BPPN
27 Februari 2004
"Semalam sudah saya tandatangani closing agreement dan SKL-nya," kata Ketua BPPN, Syafruddin Temenggung.
Baca Selengkapnya