Pupuk Langka di Lumbung Padi

Reporter

Editor

Kamis, 16 Desember 2004 12:57 WIB

TEMPO Interaktif, Pantura:Para petani di daerah lumbung padi Kabupaten Karawang dan Subang, Jawa Barat, lagi-lagi mengeluhkan kelangkaan pupuk. Persediaan pupuk di kios-kios, terutama di wilayah perdesaan yang jauh dari distributor, tak dijumpai sama sekali. Kalaupun ada, jumlahnya sangat terbatas dan para petani harus rela membelinya dengn harga yang jauh tinggi dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah. Dari pemantauan TEMPO di sejumlah kios di wilayah Kecamatan Cilamaya Wetan dan Kulon, Karawang dan Kecamatan Pabuaran, Subang, Kamis pagi (16/12), memperlihatkan umumnya kios-kios tak memiliki persediaan yang mencukupi. Padahal, para petani sudah membutuhkannya untuk pemupukan tahap awal saat tanaman padi masih berumur 20 harian. “Kalau pun ada duitnya, pupuknya nggak ada,” kata Munir seorang petani di Pabuaran, Subang. Harga pupuk di Pabuaran saat ini, rata-rata Rp 111.000 hingga Rp 115.000 per kuintalnya.Casman, petani asal Cilamaya, Karawang, mengaku sudah berputar-putar ke sejumlah kecamatan tetangganya untuk mendapatkan pupuk dengan harga yang layak, tetapi gagal. “Kata para pemilik kios stoknya terbatas, jadi ya harganya jadi mahal,” kata Casman dengan logat jawa Pantura yang medok. Ia tahu bahwa pemerintah menetapkan harga jual pupuk bersubsidi Rp 105.000 per kuintal, tapi nyatanya di kios yang tersedia harganya mencapai Rp 108.000 hingga Rp 111.000 per kuintal.Kelangkaan pupuk di Karawang juga terjadi di Kecamatan Lemahabang, Jatisari dan Tempuran, terutama di lokasi-lokasi areal persawahan yang kini masuk musim tanam rendeng golongan IV dan V. Sedangkan di wilayah Kabupaten Subang, selain di Pabuaran, kelangkaan juga terjadi di Kecamatan Patok Beusi, Purwadadi, Kalijati dan Pantai Utara Sukamandi, Ciasem dan Pamanukan.Di kios pupuk milik Ingkan di Cilamaya Kulon, misalnya, pupuk urea produksi PT.Pupuk Kujang berlabel pupuk bersubsidi dijual dengan harga Rp 111.400 per kuintalnya. “Saya belinya dari distributor Rp.108.000 per kuintal,” kata Ingkan. Sementara di kios Roes Pabuaran, Subang, pupuk yang sama dijual seharga Rp 115.000 per kuintalnya. Padahal sesuai harga eceran tertinggi pemerintah, pupuk bersubsidi di tingkat petani hanya boleh dijual seharga Rp.105.000 per kuintalnya.Ketua LSM Dutha Tani Karawang, Arif, meminta agar PT.Pupuk Kujang, Cikampek, segera melakukan operasi pasar langsung ke wilayah-wilayah yang memang sedang memerlukannya. Jika tidak, kelangkaan pupuk akan terus terjadi. “Dan, lagi-lagi petani yang harus menjadi korbannya,” kata Arif.Arif sendiri menduga terjadinya kelangkaan pupuk di Karawang terjadi akibat adanya permainan dari pihak disitributor. Biasanya, para distributor inimenurut Arif, melarikan pupuk ke daerah Cirebon, Tegal dan Pekalongan untuk kepentingan pertambakan dengan harga jual lebih tinggi dari yang berlaku di Karawang. Sementara itu, juru bicara PT Pupuk Kujang, Arifin, berjanji akan menerjunkan tim ke lapangan untuk mengetahui langsung sebab-sebab terjadinya kelangkaan pupuk. “Hari ini juga (Kamis/16), kita akan turunkan tim,” kata Arifin. Menurutnya, jika persoalannya sudah diketahui persis, maka pihak Pupuk Kujang akan melakukan operasi pasar ke wilayah-wilayah yang memerlukannya.Arifin sendiri menilai, mestinya kelangkaan pupuk itu tidak terjadi. Sebab kata Arifin, suplai Pupuk Kujang ke tiap distributor sudah sesuai permintaan. “Saya mengira ini pasti ada apa-apa,” kata Arifin yang mengurai soal kelangkaan pupuk tahun lalu yang ternyata akibat ulah distributor nakal yang menjual pupuk buat kepentingan di luar pertanian.Nanang Sutisna

Berita terkait

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

4 jam lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

2 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

4 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

7 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

11 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

13 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

16 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

16 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

27 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

38 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya