Kisah Supari dari Saudi: Desakan untuk SBY  

Reporter

Senin, 18 November 2013 05:42 WIB

Aksi unjuk rasa Gerakan Rakyat Anti Mafia Tenaga Kerja Indonesia (GERAM TKI) didepan Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/2). Mereka menuntut agar Presiden SBY memberantas mafia TKI di Depnakertrans. TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO, Brebes - Federasi Organisasi Migran (Formigran) Indonesia mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menemui Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz, untuk menyelesaikan masalah tenaga kerja Indonesia yang melanggar izin tinggal (overstay).

Diplomasi tingkat menteri sudah tidak level. Harus diplomasi tingkat tinggi, tingkat kepala negara,” kata koordinator Formigran Indonesia, Jamal, saat ditemui Tempo di Desa Mundu, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Ahad, 17 November 2013.

Menurut dia, saat inilah ketegasan Presiden SBY diuji. Sebab, Saudi juga banyak diuntungkan oleh TKI. Pada 2011, pemerintah berjanji tidak akan ada lagi pemulangan TKI ilegal dari Saudi. Sekarang, jumlah TKI yang dideportasi justru berlipat ganda. Dia menaksir jumlah TKI overstay di Arab Saudi 87 ribu orang.

Dana perlindungan TKI di luar negeri yang dikomando Kementerian Luar Negeri, menurut Jamal, memang mencapai Rp 1 triliun lebih. Namun dana itu bukan hanya untuk melindungi TKI di Saudi saja. “Dikali harga tiket pesawat per satu orang 1.200 real (Rp 3 juta), anggaran pemulangan TKI sampai ratusan miliar rupiah,” kata Jamal.

Ia menyangsikan pemerintah akan mudah mengucurkan anggaran sebesar itu. “Membayar diyat untuk satu TKI yang akan dihukum mati saja susahnya minta ampun.”

Tanpa keberanian menuntut pertanggungjawaban Arab Saudi, Jamal memprediksi bakal terjadi "Labobar jilid II". Labobar adalah kapal motor milik Pelni yang mengangkut sekitar 3.000 TKI overstay di Saudi pada 2011. Biaya operasional kapal jauh lebih murah daripada dengan pesawat.

Mantan TKI overstay dari Desa Luwungbata, Kecamatan Tanjung, Brebes, Supari, 31 tahun, mengatakan isu pemulangan ke Indonesia dengan kapal sudah kencang berembus ketika ia masih sibuk mengurus amnesti di Jeddah. “Yang saya dengar tiketnya hanya 500 real,” kata Supari.

Supari tiba di rumahnya 4 November lalu. Tanpa bantuan pemerintah, ia dan istrinya, Karsi, 30 tahun, harus membayar Rp 5 juta untuk dua tiket pesawat. “Itu belum termasuk sejumlah pungutan saat masih di Saudi sampai di Bandara Soekarno-Hatta,” ujar TKI yang genap lima tahun di Saudi itu.

DINDA LEO LISTY


Terpopuler
Jonas Minta Maaf, FPI Tetap Ingin Dia ke Penjara

Erick Thohir Ingin Boyong Messi ke Inter

Mariah Carey Merasa Dibohongi di Idol

Jonas Mengaku Telah Menikah dan Masuk Islam

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

9 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

4 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

5 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

6 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

12 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

13 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

16 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya