TEMPO Interaktif, Jakarta: Ratusan orang yang tergabung dalam Yayasan Pijar Keadilan berdemonstrasi di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jalan Veteran III Jakarta, Kamis (9/12). Koordinator Aksi, John Sabita meminta kepada pemerintah (KPK) untuk segera menyeret seluruh oknum yang terlibat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di PT Garuda Indonesia Airlines (GIA).John Sabita bersama-sama beberapa temannya ditemui perwakilan dari KPK, Edy Karim Bagian Penerimaan Pengaduan. Menurut John, berdasarkan data yang mereka peroleh dari salah seorang sumber di PT GIA, selama 20 tahun terakhir PT GIA tidak pernah untung melainkan selalu rugi, hingga puluhan triliun rupiah. "Kontrak GSE dengan PT Autotrans Perkasa Indonesia (PT API) untuk bandara Ngurah Rai, Denpasar senilai US$ 186.494.400 dan PT Trigada Sentosa (PTPS) di Bandara Soekarnohatta Cengkareng senilai US$ 262.516.800," ungkap John. Menurutnya masih banyak lagi praktik kolusi yang dilakukan oleh PT GIA. Untuk itu Pijar meminta agar pemerintah segera memeriksa PT GIA.Dalam pertemuannya dengan KPK, Pijar bermaksud memberikan data-data yang mereka peroleh kepada KPK. "Pada pengadaan peralatan reservasi, Garuda mengeluarkan langsung surat permintaan kepada beberapa rekanan dengan nilai total Rp 51.381.000," ungkap John. Selain itu terdapat kasus pembatalan/penganuliran kebijaksanaan manajemen No. GA/DI-2082/97 secara sepihak, perihal fasilitas kesehatan terhadap salah seorang keluarga karyawan PT GIA berinisial MHP yang sebelumnya sudah dinyatakan berlaku seumur hidup.Sekitar pukul 11.45 WIB, masa meninggalkan gedung KPK dengan menggunakan tiga buah metromini. Evy Flamboyan