Negara Mesti Tegas terhadap Penyerang Acara Korban 1965

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Minggu, 27 Oktober 2013 19:48 WIB

Sejumlah korban/keluarga tragedi kemanusiaan 1965/1966 melakukan aksi damai di gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/5). Mereka mendesak sidang paripurna untuk mengumumkan segera hasil penyelidikan peristiwa 1965/1966 terbuka. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pakar politik dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Ari Dwipayana, menyatakan negara harus berani bertindak tegas terhadap organisasi massa yang menyerang acara pertemuan yang diikuti oleh korban tragedi 1965 di Godean, Sleman, Yogyakarta, pada Ahad, 27 Oktober 2013.

Menurut Ari, sikap tegas negara perlu muncul agar demokrasi di Indonesia tidak terus dirusak oleh aksi yang melanggar prinsip kebebasan berkumpul dan berbeda pendapat. "Mereka itu fenomena pseudo-state (negara bayangan) yang banyak muncul pasca-Orde Baru dengan memainkan isu agama dan antikomunis untuk menyerang lawannya," ujar Ari, Ahad, 27 Oktober 2013.

Kelompok yang menamakan Front Anti-Komunis Indonesia (FAKI) itu di hadapan polisi membubarkan acara di Wisma Santi Dharma. Peristiwa ini menyebabkan tiga orang terluka. "Tiada ampun bagi orang-orang komunis berada di Yogyakarta. Tidak akan dibiarkan ada pertemuan orang-orang PKI. Itu harga mati," kata pemimpin FAKI Burhan Zainuddin Rusjiman, 73 tahun, Ahad, 27 Oktober 2013.

Ari mengatakan negara selama ini selalu bimbang ketika menghadapi aksi ormas yang melakukan tindakan kekerasan kepada kelompok lain. "Aparatur negara tampak gamang dan takut dianggap membela kelompok yang dicap komunis atau sesat," kata Ari.

Ari menduga kelompok sipil yang masih menjalankan cara-cara represif untuk menekan mereka yang berbeda pendapatnya merupakan warisan Orde Baru. Menurut dia, sikap represif, yang di masa Soeharto merupakan pekerjaan militer, diwariskan ke kelompok sipil untuk menjaga kepentingan elite ketika Reformasi 1998 bergulir. "Sampai sekarang kelompok-kelompok masih disetir oleh elite," ujar dia. Menurut Ari, apabila ada aksi kekerasan, besar kemungkinan ini merupakan bagian dari cara sejumlah elite politik untuk memainkan politik keseimbangan.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

6 Klub Liga 1 Bermarkas di Yogyakarta, PT LIB Dapat Dukungan Polda DIY

29 Juli 2020

6 Klub Liga 1 Bermarkas di Yogyakarta, PT LIB Dapat Dukungan Polda DIY

Operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) mendapatkan dukungan dari Polda Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menggelar lanjutan Liga 1 musim 2020.

Baca Selengkapnya

Polda DIY Akui Banyak Terduga Teroris Tertangkap di Yogyakarta

21 Mei 2019

Polda DIY Akui Banyak Terduga Teroris Tertangkap di Yogyakarta

Kapolda berharap masyarakat tidak khawatir dengan kemungkinan masih adanya terduga teroris di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Polda DIY Fokus Amankan Tempat Wisata Libur Lebaran

14 Mei 2019

Polda DIY Fokus Amankan Tempat Wisata Libur Lebaran

Polda DIY akan memfokuskan pengamanan kawasan objek wisata saat libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bawa Peluru, Pria Ini Ditangkap Saat Masuk Mako Brimob Yogya

13 Maret 2019

Bawa Peluru, Pria Ini Ditangkap Saat Masuk Mako Brimob Yogya

Kepolisian DIY menangkap seorang pria berinisial Rm RDY yang membawa barang mencurigakan saat menyambangi markas Brimob Polda DIY.

Baca Selengkapnya

Polda Yogya Usut Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswi KKN UGM

15 November 2018

Polda Yogya Usut Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswi KKN UGM

Kasus dugaan pemerkosaan mahasiswi UGM saat KKN menjadi viral setelah ramai diberitakan padahal kejadiannya telah berlalu setahun.

Baca Selengkapnya

Polda DIY Periksa 3 Polisi Penunggang Hiu yang Fotonya Viral

28 Agustus 2018

Polda DIY Periksa 3 Polisi Penunggang Hiu yang Fotonya Viral

Tiga polisi berpose menunggangi bayi hiu tutul dan fotonya viral di media sosial. Reaksi keras juga hujatan berdatangan dari para warganet.

Baca Selengkapnya

Demo Tolak Bandara NYIA Ricuh, Polisi Buru Penyokong Dana

3 Mei 2018

Demo Tolak Bandara NYIA Ricuh, Polisi Buru Penyokong Dana

Polisi telah menetapkan 12 orang sebagai tersangka dalam kasus demo tolak Bandara NYIA di Yogya yang berakhir ricuh.

Baca Selengkapnya

Cerita Seorang PNS di Bantul yang Akun Medsosnya Dibajak Saracen  

28 Agustus 2017

Cerita Seorang PNS di Bantul yang Akun Medsosnya Dibajak Saracen  

Seorang PNS di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi korban berita bohong yang dihubungkan dengan Saracen.

Baca Selengkapnya

Ada Penjinak Bom Amankan Liburan Obama di Prambanan  

29 Juni 2017

Ada Penjinak Bom Amankan Liburan Obama di Prambanan  

Satu unit mobil penjinak bom juga diturunkan Polda DI Yogyakarta untuk mengamankan kunjungan Barack Obama dan keluarganya di Candi Prambanan.

Baca Selengkapnya

Polda DIY Bentuk Pasukan Khusus Pengganjal Ban di Medan Menanjak

14 Juni 2017

Polda DIY Bentuk Pasukan Khusus Pengganjal Ban di Medan Menanjak

Para pasukan pengganjal roda kendaraan itu mulai disiagakan pada H-7 hingga H+7 lebaran 2017.

Baca Selengkapnya