Perajin Mutiara NTB Sulit Datangkan Bibit Mutiara dari Luar Negeri

Reporter

Editor

Rabu, 8 Desember 2004 12:07 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Para perajin mutiara asal Nusa Tenggara Barat, kesulitan mendatangkan cairan nukleus (bibit mutiara yang disuntikkan ke kerang) yang diimpor dari Luar Negeri. Jika pemerintah tidak segera membantu mereka, produksi mutiara-budidaya laut--asal NTB yang sudah dikenal kwalitasnya di Luar Negeri itu akan terpeganruh. Selain sulit mendapatkan cairan nucleus, perajin mutiara itu juga mengeluhkan biaya impor. Terutama jika bersinggungan dengan pihak Bea dan Cukai, dimana akan tetap dikenai bea masuk sebesar 10 hingga 15 persen. "Para perajin itu mengaku keberatan," tegas Hadi Irfan Zahidi, Kepala Sub Dinas Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, , di kantor GubernurNTB, Rabu (8/12) siang. Mestinya, lanjut Hadi Irfan, biaya impor itu dihapuskan saja. Dia kemudian merujuk salah satu SK Menteri Keuangan, yang di antaranya mengatur soal dihapusnya bea masuk ke Indonesia. "Jika itu dihapus saya jamin perajin mutiara di NTB akan terus berkembang pesat," paparnya.Selama ini, cairan nucleus, didatangkan dari Jepang,yang yang selama ini dianggap punya teknologi tinggidalam bidang kerajinan mutiara. Selain itu nucleusjuga didatangkan dari Pulau Jawa. Jumlah kebutuhancairan nucleus ini, rata-rata 0,5-1 ton per bulannya.Cairan tersebut dibutuhkan setiap musim pengembangbiakan atau sekitar enam bulan sekali. Untuk pengembangan bubidaya mutiara laut, kebutuhancairan nucleus ini sangat vital. Cairan nucleus itudisuntikkan ke kerang mutiara yang kemudian dipeliharahingga mencapai umur panen-enam bulan. Data di Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam NegeriNTB menyebutkan, jumlah pengusaha mutiara yangmemiliki izin usaha di NTB sebanyak 30 perusahaan.Dari jumlah itu, sekitar 20 pengusaha yang beroperasi.Di antaranya, yang dimodali oleh Penanaman ModalAsing, dari Jepang, yang berproduksi di Sekotong,Kabupaten Lombok Barat. Sisanya, pengusaha mutiaraasal Jakarta, Surabaya, Bali dan dari NTB sendiri.Lahan budidaya mutiara laut juga menyebar di PantaiNare, Tanjung Lombok Barat. Kemudian di perairan lautdi Lombok Timur, juga di perairan di Sumbawa Barat,perairan di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima.Munurut Hadi Irfan, produksi budidaya mutiara di NTBdalam kurun lima tahun ini cukup tinggi. Angkanyaproduksinya berfariatif. Namun, minimal tidak kurangdari 10 miliar-15 milar per sekali panen. Tapi,dirinya yakin, angka produksinya bisa di atas 100miliar per tahunnya. Alasannya, karena para pengusahamutiara kerap tidak terbuka dengan Pemerintah ProvinsiNTB. Kemungkinan berkaitan dengan pajak daerah jugauntuk penghasilan Pendapatan Asli Daerah. "Logikanya,mutiara itu kan barang kecil dan bisa dijinjing saatnaik pesawat terbang. Satu tas saja, nilainya bisamencapai Rp 1 miliar," imbuhnya.Sujatmiko-- Tempo (Mataram)

Berita terkait

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

58 hari lalu

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.

Baca Selengkapnya

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

27 Februari 2024

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.

Baca Selengkapnya

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

3 Februari 2024

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.

Baca Selengkapnya

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

31 Desember 2023

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menerbitkan sebanyak 7.146.105 nomor induk berusaha (NIB).

Baca Selengkapnya

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

10 Desember 2023

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

BRI mencatat business matching antara UMKM dengan pembeli di luar negeri melalui UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 mencapai Rp 1,26 triliun.

Baca Selengkapnya

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

15 November 2023

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

Terus tumbuh kuat, kinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.

Baca Selengkapnya

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

2 Oktober 2023

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Baca Selengkapnya

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

12 Agustus 2023

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

BRI optimistis segmen mikro dapat berkontribusi sebesar 45 persen dari total portofolio pembiayaan.

Baca Selengkapnya

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

2 Agustus 2023

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

Pemasaran UMKM di media sosial membutuhkan kata kunci pesan untuk menyasar target pasar

Baca Selengkapnya

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

14 Juli 2023

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.

Baca Selengkapnya