TEMPO.CO, Bandung - Tren epidemi HIV atau human immunodeficiency virus di Jawa Barat kini memasuki gelombang ketiga. Menurut Bony Wiem Lestari, dokter peneliti dari Departeman Epidemologi dan Biostatistik Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, pola penularan HIV pun telah bergeser. Bahkan banyak ditularkan oleh kalangan heteroseksual atau orang yang suka berganti pasangan. "Akibatnya, sekarang makin banyak ibu rumah tangga yang tertular HIV," kata Bony, Senin, 2 September 2013.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sejak 1987 hingga Maret 2013, secara kumulatif terdapat 7.621 kasus HIV dan 4.131 kasus AIDS di Jawa Barat. Sementara Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Barat mencatat jumlah ibu rumah tangga yang tertular HIV sejak 2006 hingga 2012 sebanyak 763 orang; anak-anak sekitar 99 orang dan 501 wanita pekerja seks.
Sekretaris Harian KPA Provinsi Jawa Barat, Pantjawidi Djuharnoko, mengatakan kasus baru HIV/AIDS di Jawa Barat didominasi oleh faktor heteroseksual. "Jumlahnya kini mencapai 64 persen atau 7.521 dari keseluruhan kasus, dengan temuan terbanyak di Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Sukabumi, Kota Bogor, dan Indramayu," kata Pantjawidi.
Tingginya jumlah pengidap HIV di kalangan heteroseksual ini dipicu oleh ketidakpuasan mereka terhadap pasangan sendiri. Selain itu, Pantjawidi melanjutkan, karena banyaknya pekerja seks komersial di perkotaan. "Apalagi kalangan heteroseksual cenderung berhubungan seks tanpa kondom."
Menurut Bony, gelombang pertama penularan HIV yang menyebabkan penyakit AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) tercatat dari kalangan homoseksual. Selanjutnya, pola penularan lebih banyak muncul di kalangan pengguna narkoba suntik. "Penularan lewat heteroseksual mulai muncul sejak 2004, dan kini semakin banyak," ujar Bony.
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
2 Desember 2022
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.