TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Olahraga Dewan Perwakilan Rakyat, Eko Hendro Purnomo, mengaku siap dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Februari lalu, Eko telah menjalani pemeriksaan KPK.
"Kalau berkaitan dengan proses hukum, saya sangat siap," kata Eko yang pernah tergabung dalam grup lawak Patrio saat ditemui di DPR, Selasa, 27 Agustus 2013. Eko mengatakan, kesiapannya dipanggil KPK bukan berarti dia salah atau benar, melainkan agar semua dugaan bisa ditelusuri kebenarannya.
Audit tahap II proyek Hambalang yang digelar Badan Pemeriksa Keuangan menyatakan, 15 legislator memuluskan pembahasan anggaran untuk Hambalang, salah satunya adalah Eko. BPK menilai persetujuan DPR itu tak tepat dan melanggar aturan pembahasan anggaran karena anggaran optimalisasi belum dibahas dengan Kementerian Olahraga.
Eko mengaku tak menandatangani proyek seperti yang selama ini dituduhkan kepadanya. "Yang saya tanda tangani waktu itu adalah peningkatan sarana dan prasarana olahraga," kata politikus Partai Amanat Nasional ini.
Dia berharap Badan Pemeriksa Keuangan dan KPK menelusuri perubahan nama sarana dan prasarana olahraga itu menjadi proyek Hambalang. Dia mengaku dari awal sangat keberatan dengan program Hambalang karena banyak ketidaksesuaian. "Tapi pada dasarnya saya tetap mengapresiasi temuan BPK ini," kata Eko.
FAIZ NASHRILLAH
Topik terhangat:
Rupiah Loyo | Konser Metallica | Suap SKK Migas | Pilkada Jatim
Berita lainnya:
Lurah Susan : Saya Hanya Menjalankan SK Gubernur
Konvoi Jeep Mewah FPI Menuai Kritik di Twitter
Debat di Instagram, Ani Yudhoyono Dinilai Sensitif
Jokowi: Masak Gubernur Headbanging?
Berita terkait
Auditor BPK Disebut Minta Rp 12 Miliar untuk Menerbitkan WTP Kementerian Pertanian era Syahrul Yasin Limpo
4 hari lalu
Permintaan itu agar Kementerian Pertanian mendapat predikat WTP dari BPK karena ada kejanggalan anggaran proyek food estate era Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaKabupaten Batanghari Raih Predikat WTP Ke-9
4 hari lalu
Kabupaten Batanghari raih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke-9, di Auditorium Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jambi, pada Selasa, 7 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaSaksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban
5 hari lalu
Hermanto diminta untuk menyediakan uang di luar anggaran Kementerian Pertanian untuk membeli sapi kurban buat Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaBegini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong
13 hari lalu
Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK
48 hari lalu
Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru
51 hari lalu
Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.
Baca SelengkapnyaTerkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022
51 hari lalu
KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya
51 hari lalu
Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,
Baca SelengkapnyaTerkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa
52 hari lalu
Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.
Baca SelengkapnyaPembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK
52 hari lalu
Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Baca Selengkapnya