Menko Polkam: Tak Ada Pembahasan Pencabutan Kenaikan Tarif

Reporter

Editor

Senin, 25 Agustus 2003 15:01 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Pertemuan sejumlah anggota kabinet yang digelar Selasa (7/1) malam sama sekali tidak membahas kemungkinan penundaan atau pencabutan kebijakan kenaikan harga BBM, tarif listrik dan telepon. "Tadi malam atau kemarin kita tidak membahas tentang perubahan harga, atau katakanlah kemungkinan penundaan dan pencabutan. Yang kita pikirkan adalah kebijakan publik sudah diambil dan tidak populer," kata Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono menjawab pertanyaan pers saat menghadiri pemakaman bekas Direktur PTPN VI Sumatra Dr. Ir Hadi Sutrisno Broto di TPU Terban, Yogyakarta, Rabu (8/1). Menurut Yudhoyono, kalau pemerintah mau enaknya sendiri, mau senangnya sendiri dan biar dicintai semua orang, tentu tidak akan mengambil kebijakan menaikkan harga BBM, tarif listrik dan telepon. Kalau hal itu yang dilakukan, menurutnya, dalam jangka panjang justru akan menyusahkan ekonomi nasional. "Oleh karena itu, saya mengerti pertimbangan teman-teman saya di jajaran ekonomi dan kesra. Ini untuk kepentingan yang lebih besar, untuk keadilan dan (sudah) dipikirkan masak-masak. Yang penting bagi kita apa kesulitan, kesukaran yang dihadapi rakyat kecil. Itu yang harus kita pikirkan ke depan," tandasnya. Yudhoyono menambahkan, dari hasil evaluasi dan pemantauan di seluruh tanah air memang ada beberapa aksi unjuk rasa dan protes. Menurut Yudhoyono, unjuk rasa itu umumnya masih dianggap wajar dalam sebuah alam demokrasi. Justru yang harus dicermati dan dilakukan secara sungguh-sungguh, lanjut Yudhoyono, yakni kekhawatiran atau kecemasan masyarakat kalau harga-harga membubung dan melambung tinggi secara tidak wajar. "Ini tak boleh terjadi," tegasnya. Karena itu pemerintah mengajak masyarakat luas, lembaga swadaya masyarakat dan lembaga profesi untuk melakukan pengawasan ketat. Menjawab pertanyaan tentang munculnya seruan mogok nasional mulai hari ini, Yudhoyono menyatakan pemerintah tidak perlu rapat setiap hari untuk mengantisipasi apa yang terjadi besok dan besoknya lagi. "Tetapi tentu tidak boleh ada langkah-langkah yang nyata-nyata berupa kekerasan dan pelanggaran hukum. Sebagai contoh ada yang mengatakan kalau pemerintah tidak mencabut atau tidak menunda akan kami duduki semua fasilitas kantor, akan kami ambil alih fasilitas publik. Menurut saya itu tidak benar. Perlu ada cara yang baik untuk mencari jalan keluar," ujarnya. Menanggapi aksi penyanderaan truk tangki yang dilakukan masyarakat saat melakukan unjuk rasa, Yudhoyono menilai hal itu sudah bersifat pemaksaan dan bisa menjurus ke aksi kekerasan. (Heru CN-Tempo News Room)

Berita terkait

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

4 menit lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

5 menit lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

6 menit lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

6 menit lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

8 menit lalu

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

Weekend ini bisa agendakan untuk melancong ke Wisata Karang Boma Cliff. Tempat ini cocok bagi para sunset seekers atau pencari matahari terbenam.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Takluk dari Kang / Seo, Indonesia vs Korea Selatan 1-1

10 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Takluk dari Kang / Seo, Indonesia vs Korea Selatan 1-1

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024 masih imbang 1-1.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

17 menit lalu

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

Tahun ini, Periklindo Electric Vehicle Show 2024 menyediakan booth khusus bagi pelaku akademisi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

27 menit lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Profiil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

28 menit lalu

Profiil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

Panitia Pemilihan Rektor Unpad sudah menetapkan 14 bakal calon dari total 16 pendaftar. Profilnya beragam, mulai dari wakil dekan hingga dosen.

Baca Selengkapnya

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

28 menit lalu

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

Perayaan Hardiknas 2024 bertepatan dengan peringatan gerakan Merdeka Belajar dari Kemendikbudristek.

Baca Selengkapnya