TEMPO.CO , Tulungagung: Ibrahim, otak kerusuhan di Lapas Tulungagung pernah membuat onar di kantor Pengadilan Negeri setempat. Dia menjebol pintu ruang tahanan saat tak sabar menunggu jalannya sidang.
Bagi penghuni Lapas Tulungagung, sosok Ibrahim, 32 tahun, warga Kecamatan Kalidawir, Tulungagung cukup disegani. Namanya terkenal setelah merobohkan pintu sel besi pengadilan dengan tangan kosong, 10 Juli 2013. "Dia sepertinya berusaha jadi ketua geng di Lapas," kata Muji Widodo, Kalapas Tulungagung, Minggu 4 Agustus 2013.
Ibrahim dijebloskan ke penjara setelah menenteng senjata tajam dan menakut-nakuti warga saat proses pemilihan kepala desa berlangsung. Saat menunggu proses persidangan, tiba-tiba dia mengamuk dan menggoyang-goyang pintu sel hingga jebol. Pintu itu diangkat dan dilempar keluar hingga melukai seorang anggota polisi.
Anehnya, meski berhasil membuka pintu, dia tak kabur. Ibrahim hanya berteriak-teriak marah karena proses sidangnya selalu ditunda. Menurut jaksa yang menuntutnya, para saksi yang dihadirkan takut kepada Ibrahim hingga menunda sidang.
Menurut Muji, Ibrahim memiliki gelagat ingin menjadi ketua geng di Lapas. Karena itu dia mengamuk dan mencoba membebaskan temannya yang dijebloskan ke sel isolasi karena membawa ponsel. Dalam kerusuhan itu, pintu blok dan portir jebol. Belum diketahui apakah ini juga perbuatan Ibrahim sendiri atau bersama-sama.
Saat ini Ibrahim telah dipindahkan ke LP Lowokwaru Malang. Pemindahan ini untuk memisahkan dia dengan rekan-rekannya di Tulungagung.
