Holcim Yakin Buruhnya Memang Bersalah

Sabtu, 13 Juli 2013 08:00 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - PT Holcim Indonesia Tbk membantah berita mengenai buruhnya, Samuri, yang dihukum empat bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Cibinong, Jawa Barat. Samuri mengadu ke Komisi Yudisial pada 8 Juli 2013. Dia merasa hakim yang mengadilinya, Louise Betti Silitonga, telah membuat putusan sesat dengan menjatuhkan vonis yang tak sesuai dengan dakwaan.

"Saya didakwa mencuri bola-bola besi dari perusahaan, tapi di berkas putusan, saya divonis mencuri dompet dan telepon seluler," kata Samuri. Komisi Yudisial dan Pengadilan Negeri Cibinong sedang memproses pengaduan Samuri.

Dalam keterangan persnya, Diah Sasanawati, Corporate Communications Manager PT Holcim Indonesia Tbk menegaskan bahwa Samuri memang bersalah melanggar tata tertib kerja perusahaan yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama.

Ketika ditangkap oleh satpam perusahaan pada Januari 2012 lalu, kata Diah, ada berita acara yang berisi pengakuan Samuri soal pencurian bola-bola besi. "Dia telah mengakui kesalahannya mencuri bola besi untuk diperjualbelikan," kata Diah.

Upaya Holcim untuk menyelesaikan masalah ini melalui jalur penyelesaian hubungan industrial belakangan ditolak Samuri. "Yang bersangkutan menolak tawaran penyelesaian secara bipartit. Sehingga untuk mendapatkan kepastian hukum, pihak perusahaan meneruskan permasalahan tersebut ke jalur hukum," kata Diah.

Diah menegaskan bahwa putusan PN Cibinong dalam kasus Samuri, berdasarkan petikan putusan daftar pidana (pasal 226 ayat 1 KUHP) no : 02/Put.Pid/B/2012/PN.Cbn, sudah sesuai dengan fakta. "Yang bersangkutan telah terbukti secara hukum melakukan tindakan pencurian," kata Diah.

Menurut dia, Holcim selalu berusaha memperlakukan seluruh karyawannya secara adil dan merata.

HAK JAWAB | WD

Berita Terpopuler:
Napi: Polisi Jangan Coba Masuk Tanjung Gusta

Gigit Susu Ibunya, Bayi Ini Ditikam dengan Gunting

Pasukan TNI Kuasai LP Tanjung Gusta

Berita terkait

Pulau Pari Terancam Tenggelam, Warga Tuntut PT Holcim ke Pengadilan Swiss

21 September 2022

Pulau Pari Terancam Tenggelam, Warga Tuntut PT Holcim ke Pengadilan Swiss

Warga Pulau Pari menggugat PT Holcim ke Pengadilan Swiss karena diduga berkontribusi terhadap perubahan iklim yang mengancam pulau tersebut

Baca Selengkapnya

Jaksa Agung Ingatkan Keadilan Restoratif Rawan Disalahgunakan

6 Oktober 2021

Jaksa Agung Ingatkan Keadilan Restoratif Rawan Disalahgunakan

Jaksa Agung menjelaskan, penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif merupakan terobosan hukum yang diakui dan banyak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Pasokan Berlebih, Penjualan Semen Holcim Turun 10 Persen  

1 Agustus 2017

Pasokan Berlebih, Penjualan Semen Holcim Turun 10 Persen  

Pada semester pertama 2017, penjualan semen Holcim merosot hingga Rp 4,28 triliun.

Baca Selengkapnya

Strategi Holcim Indonesia Antisipasi Kelebihan Pasokan Semen  

12 Agustus 2016

Strategi Holcim Indonesia Antisipasi Kelebihan Pasokan Semen  

Meski kelebihan pasokan, Holcim Indonesia tetap mengoptimalkan produksi.

Baca Selengkapnya

39 Tahun Melantai di Bursa, Holcim Buka Perdagangan  

12 Agustus 2016

39 Tahun Melantai di Bursa, Holcim Buka Perdagangan  

Hari ini, PT Holcim Indonesia Tbk mendapat kesempatan mengisi podium di Bursa Efek Indonesia untuk membuka sesi perdagangan.

Baca Selengkapnya

Holcim Indonesia Angkat 5 Direktur Baru  

26 Februari 2016

Holcim Indonesia Angkat 5 Direktur Baru  

Setelah merger dengan Lafarge, Holcim tetap mempertahankan merek-merek lamanya.

Baca Selengkapnya

Pasar Semen Lesu, Holcim Tekor Rp 123 Miliar  

18 September 2015

Pasar Semen Lesu, Holcim Tekor Rp 123 Miliar  

Kerugian diderita PT Holcim Indonesia Tbk akibat lonjakan biaya produksi semen, depresiasi mata uang rupiah, dan kenaikan upah buruh.

Baca Selengkapnya

Dituduh Palsukan Dokumen, Nenek 93 Tahun Ini Terancam Dibui 7 Tahun

11 Agustus 2015

Dituduh Palsukan Dokumen, Nenek 93 Tahun Ini Terancam Dibui 7 Tahun

Nenek Oyoh memilih tertunduk lesu, ketika Jaksa Mumuh membacakan dakwaan, atas tuduhan pemalsuan surat tanah yang kini menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Ibu Susui Bayi di Penjara Ini Diduga Korban Rekayasa Kasus  

10 Juni 2015

Ibu Susui Bayi di Penjara Ini Diduga Korban Rekayasa Kasus  

Heri menduga kasus yang menimpa istri dan anaknya penuh rekayasa.

Baca Selengkapnya

Mortar, Produk Efisien yang Belum Mampu Tumbuh Signifikan

21 Mei 2015

Mortar, Produk Efisien yang Belum Mampu Tumbuh Signifikan

Industri mortar atau semen pracampur siap pakai belum tumbuh secara signifikan dengan masih banyaknya pengguna bata merah dan semen konvensional.

Baca Selengkapnya