TEMPO.CO, Jakarta -Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mempertanyakan hasil survei yang dilakukan oleh Transperancy International Indonesia (TII). Dalam survei itu dinyatakan bahwa Polri menjadi lembaga terkorup di Indonesia dan Asean. Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Ronny F Sompie seharusnya sebelum dipublis ke media, TII membawa hasil survei itu ke Mabes Polri. "Harusnya dibawa ke kami, biar bisa dibicarakan bersama," katanya, Kamis, 11 Juli 2013.
Salah satu hal yang menurutnya patut dipertanyakan dalam survei itu adalah perbandingan antara responden dan jumlah anggota Polri. "Respondennya 1.000, apa mungkin bisa menilai 400 ribu orang anggota Polri," tutur Ronny.
Selain itu, jumlah 1.000 orang responden juga kurang bisa mencerminkan penilaian seluruh masyarakat Indonesia. "1.000 orang kan cuma di kota saja, padahal Polisi justru kebanyakan ada di desa," tutur Ronny.
Survey yang seperti itu kata Ronny masih mungkin dipertanyakan, apakah dilakukan dengan dasar kritik atau hanya bersifat menjelek-jelekkan.
Menurut Ronny, Kepolisian Republik Indonesia sudah melakukan banyak tindakan untuk memperbaiki kualitas kerja mereka. Salah satunya adalah pemecatan anggota bila terbukti melanggar aturan. " Hampir setiap tahun 300 anggota dipecat karena melanggar, itu bukti keseriusan kami."
Sebelumnya TII mengumumkan hasil survei mereka yang menempatkan lembaga kepolisian sebagai institusi terkorup di Indonesia. Survey melibatkan 114 ribu orang responden dan 1.000 diantaranya diambil sampel di Indonesia. 1.000 orang tersebut merupakan sampel dari beberapa kota, antara lain Jakarta, Surabaya, Makasar, Medan dan Bandung.
FAIZ NASHRILLAH
Topik terhangat:
Karya Penemu Muda Bursa Capres 2014 Ribut Kabut Asap Tarif Progresif KRL Bencana Aceh
Berita lain:
Muatan Porno di Buku SD, Sanksi ke Penerbit Lemah
Kepolisian Lembaga Terkorup, Polri Menjawab
Inilah Pesawat Teraman dan Paling Bahaya di Dunia
Cicil Denda, Susno Duadji Jual Rumah Mewah
Pelajaran 'Porno' Anak Gembala dan Induk Srigala
Berita terkait
Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa yang Masuk Kategori Pelat Nomor Khusus?
4 jam lalu
Apa itu pelat nomor khusus dan bagaimana aturannya termasuk saat masuk wilayah sistem ganjil-genap?
Baca SelengkapnyaPolri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023
6 jam lalu
Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaAncaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba
8 jam lalu
Polri bakal langsung memecat anggota kepolisian yang terbukti mengkonsumsi narkoba.
Baca SelengkapnyaSoal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech
2 hari lalu
Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.
Baca SelengkapnyaTPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya
2 hari lalu
Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.
Baca SelengkapnyaCara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita
2 hari lalu
Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk
Baca SelengkapnyaSyarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya
3 hari lalu
Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
3 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaInvestigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia
3 hari lalu
Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSoal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan
4 hari lalu
Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.
Baca Selengkapnya