TEMPO Interaktif, Jakarta: Menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 20 Oktober, bulan Ramadhan Puasa, Lebaran dan Natal 2004 mendatang, kepolisian RI memperketat pengamanan. Sekitar 120 ribu personil polri dikerahkan atau sama dengan dua pertiga dari total jumlah polisi. Menurut juru bicara Mabes Polri Irjen Polisi Paiman, perintah dari Kepala Kepolisian RI Jenderal Da'i Bachtiar menyatakan jajaran polisi di seluruh Polda bersiaga. "TR (telegram rahasia) belum sampai, tapi perintah lisan dari Kapolri bisa dilakukan," kata Paiman usai mengikuti rapat pengamanan menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Puasa, Lebaran dan Natal 2004, di Mabes Polri, Rabu (13/10). TR adalah telegram rahasia yang isinya memerintahkan seluruh Polda untuk bersiaga dan menambah kekuatan.Ia menjelaskan, pihaknya mengawasi daerah rawan macet, misalkan di jalur Pantura dan lintas Sumatera. Di titik-titik rawan macet tersebut, jumlah polisi yang bertugas ditambah. Sedangkan di daerah rawan konflik, polisi mengantisipasi bentrok antar kelompok.Paiman menambahkan, pengetatan pengamanan juga untuk mempersempit ruang gerak otak pemboman di sejumlah tempat di Indonesia, yakni Dr Azahari dan Noordin M Top. Karena sampai saat ini, keduanya belum tertangkap. "Mereka bisa saja menganggu perayaan hari besar dan pelantikan," ujarnya. Martha Warta - Tempo