TEMPO.CO, Jakarta -Dua hari ditahan, dua perwira yang menenteng Rp 200 juta di dalam gedung utama Markas Besar Kepolisian dilepaskan, Ahad dua pekan lalu. “Tak ada penyuapan karena uangnya belum diserahkan,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Brigadir Jenderal Ronny Franky Sompie.
Menurut Ronny, sebagaimana laporan majalah Tempo berjudul "Makelar Pangkat di Kantor Polisi" edisi 1 Juli 2013, Ajun Komisaris Besar Edi Suroso dan Komisaris Juang Andi Priyanto disergap di lantai 1 gedung utama Markas Besar Polri sesaat sebelum masuk ke dalam lift. Pembekuknya penyidik Badan Reserse Kriminal yang ditempatkan di sekitar gedung untuk mencegah penyuapan. Ditanya hendak bertemu siapa, Edi Suroso berkelit. Penyidik menyita Rp 200 juta dari tangan mantan Kepala Kepolisian Resort Karanganyar, Jawa Barat, itu.
Ronny menjelaskan hal ini setelah empat hari pejabat Markas Besar kompak mengunci bibir. Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse, Komisaris Besar Ahmad Wiyagus, membantah ada penangkapan. Kepala Kepolisian Jenderal Timur Pradopo juga menyatakan tidak tahu. Kepala Badan Reserse Komisaris Jenderal Sutarman menyerahkan urusan kepada Ronny. Baru setelah itu Ronny Sampie menyatakan “tak ada penyuapan”.
Anggota Komisi Kepolisian Nasional, Muhammad Nasser, menilai polisi berupaya menutupi kasus. “Kenapa baru dijelaskan setelah kejadiannya lewat empat hari?” katanya. Ia menduga penangkapan dua perwira itu berpotensi membuka aib Kepolisian sehingga informasi disumbat. Kasus ini masuk peti es seandainya tak bocor ke luar Markas Besar.
TIM TEMPO
Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta
Baca juga
Istri Fathanah Siapkan Lagu Berjudul "PKS"
Cuma Jokowi yang Dipandang Mampu Bendung Prabowo
Gerindra Pegang Teguh Janji Jokowi
Berita terkait
Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?
7 jam lalu
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
7 jam lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaInvestigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia
8 jam lalu
Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina
9 jam lalu
Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina
Baca SelengkapnyaSoal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan
15 jam lalu
Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.
Baca SelengkapnyaBerbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai
16 jam lalu
Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.
Baca Selengkapnya300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan
20 jam lalu
Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.
Baca SelengkapnyaKata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan
1 hari lalu
Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.
Baca SelengkapnyaPolisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto
1 hari lalu
Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.
Baca SelengkapnyaPembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban
1 hari lalu
Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.
Baca Selengkapnya