Pasca Rusuh, Megatop Rugi Rp 2 Miliar

Reporter

Editor

Eni Saeni

Kamis, 27 Juni 2013 17:17 WIB

Sejumlah personel kepolisian masih berjaga-jaga di lokasi penambangan pasir besi di Cidaun Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (26/6). (TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ)

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa kerusuhan saat bentrok aksi unjuk rasa di lokasi penambangan pasir besi PT Megatop Inti Selaras di pantai selatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa 25 Juni 2013 lalu, menyebabkan kerugian hingga Rp 2 miliar. Kerugian itu dihitungd dari berbagai fasilitas perusahaan yang dirusak massa dan aktivitas perusahaan pun dihentikan sementara.

Direktur Utama PT Megatop Inti Selaras, Zhang Yuhong mengatakan, saat ini perusahaan ditutup sementara sampai situasi terkendali. Selain itu, sebanyak 400 karyawan diliburkan karena tidak ada aktivitas. "Kita masih melihat kemungkinan ke depan untuk menyelamatkan investasi senilai 100 juta US Dollar yang ditanamkan di sini. Padahal kami telah menempuh perizinan sesuai prosedur," kata Yuhong di Cianjur, Kamis 27 Juni 2013.

Menurut dia, selama ini perusahaan belum melakukan produksi penambangan pasir besi karena terlebih dahulu harus membangun dermaga khusus. "Karena kami tidak boleh melakukan pengangkutan melalui jalur darat," ucap dia.

Yuhong mengaku tidak mengerti dengan aksi warga yang mendemo perusahaan. Sebab, selama ini sudah ada sosialisasi dengan menyertakan warga setempat untuk bekerja di perusahaan eksplorasi pasir besi tersebut.

Namun, hal tersebut dibantah tokoh warga Cidaun, Asep Samudra, yang menuding PT Megatop Inti Selaras tidak pernah melakukan sosialisasi kepada warga setempat. Bahka izin pihak perusahaan diragukan karena aktivitasnya telah merusak lingkungan. "Mereka menyedot pasir besi dengan mesin besar menggunakan pipa karet dan melakukan penyudetan sungai sehingga mengganggu aktivitas nelayan tradisional," kata Asep.

Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur Oting Zaenal Mutaqien mengatakan, bahwa Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Megatop Inti Selaras sudah legal alias tidak ada masalah. Sebab, kata dia, IUP dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Cianjur tahun 2008 sebelum ada moratorium izin pertambangan nonmineral yang dikeluarkan Kementrian Energi dan SDM.

"Mereka belum berproduksi. Saat ini perusahaan sedang proses pembangunan dermaga khusus. Untuk izin dermaga khusus itu dikeluarkan atas rekomendasi Gubernur Jawa Barat dan Kementrian Kelautan," kata Oting.

Sementara itu, situasi di lokasi kejadian sudah berangsur kondusif. Kepala Kepolisian Resor Cianjur Ajun Komisaris Besar Dedi Kusumabakti mengatakan, personel polisi berangsur-angsur ditarik dari lokasi. "Saat ini yang masih berjaga di lokasi tinggal Satuan Brigade Mobile Kompi Cipanas. Yang lain sudah berangsur-angsur ditarik," kata dia.

Polisi juga masih memintai keterangan 17 orang warga sebegai saksi. "Kami belum menetapkan tersangka pada peristiwa pengrusakan ini," kata Dedi.

DEDEN ABDUL AZIZ

Berita terkait

Raja Charles Kunjungi Para Penyintas Penikaman yang Picu Kerusuhan Inggris

45 hari lalu

Raja Charles Kunjungi Para Penyintas Penikaman yang Picu Kerusuhan Inggris

Raja Charles III menyampaikan simpatinya ketika bertemu dengan korban selamat penikaman yang memicu kerusuhan anti-imigrasi secara nasional

Baca Selengkapnya

Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

47 hari lalu

Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

Pengadilan kejahatan perang Bangladesh-yang dibentuk oleh PM terguling Sheikh Hasina- telah meluncurkan tiga penyelidikan pembunuhan massal

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Lebih dari 1.000 Orang dalam Kerusuhan Anti-Imigran di Inggris

53 hari lalu

Polisi Tangkap Lebih dari 1.000 Orang dalam Kerusuhan Anti-Imigran di Inggris

Pihak berwenang Inggris kini telah menangkap lebih dari 1.000 orang setelah berhari-hari terjadi kerusuhan anti-imigran

Baca Selengkapnya

Sheikh Hasina Dijerat Kasus Pembunuhan Pedagang Kelontong Bangladesh

53 hari lalu

Sheikh Hasina Dijerat Kasus Pembunuhan Pedagang Kelontong Bangladesh

Eks PM Bangladesh Sheikh Hasina dan sejumlah pejabat tinggi diselidiki atas tewasnya pedagang kelontong yang ditembak saat kerusuhan.

Baca Selengkapnya

Inggris Minta Polisi Siaga Hadapi Kemungkinan Unjuk Rasa

57 hari lalu

Inggris Minta Polisi Siaga Hadapi Kemungkinan Unjuk Rasa

Inggris mendesak aparat kepolisian agar tetap waspada mengingat ada kemungkinan terjadinya kembali unjuk rasa yang berujung kerusuhan

Baca Selengkapnya

Sheikh Hasina akan Kembali ke Bangladesh untuk Pemilu

57 hari lalu

Sheikh Hasina akan Kembali ke Bangladesh untuk Pemilu

Putra Sheikh Hasina mengatakan ibunya akan kembali ke Bangladesh saat pemilu yang diselenggarakan pemerintah baru.

Baca Selengkapnya

Kerusuhan Inggris, Polisi Tangkap Hampir 430 Orang

59 hari lalu

Kerusuhan Inggris, Polisi Tangkap Hampir 430 Orang

Hampir 430 orang telah ditangkap di Inggris dan setidaknya 120 orang didakwa sejak pecahnya kerusuhan Inggris

Baca Selengkapnya

Kerusuhan Inggris: Demonstrasi Anti Imigran dan Anti Islam Dipicu Hasutan di...

59 hari lalu

Kerusuhan Inggris: Demonstrasi Anti Imigran dan Anti Islam Dipicu Hasutan di...

Kerusuhan Inggris itu menyusul penyebaran cepat informasi palsu di media sosial bahwa tersangka penusukan adalah seorang migran Islam radikal

Baca Selengkapnya

500 Narapidana Kabur, Bobol Penjara di Bangladesh Saat Kerusuhan

7 Agustus 2024

500 Narapidana Kabur, Bobol Penjara di Bangladesh Saat Kerusuhan

Saat Bangladesh dilanda kerusuhan, sejumlah orang merusak penjara dan membebaskan 500 narapidana.

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Kerusuhan Inggris

7 Agustus 2024

5 Hal tentang Kerusuhan Inggris

Kerusuhan Inggris dipicu aksi massa sayap kanan menarget para pencari suaka dan komunitas etnis minoritas

Baca Selengkapnya