Wahyu Muryadi Keluar dari Forum Pemred

Reporter

Editor

Elik Susanto

Selasa, 18 Juni 2013 22:06 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Redaksi majalah Tempo Wahyu Muryadi menyatakan mundur sebagai Ketua Forum Pemred terhitung mulai malam ini, Selasa 18 Juni 2013. Dia juga keluar dari organisasi yang belum lama ini menggelar pertemuan puncak di Bali. "Saya mengambil keputusan mundur dan keluar dari Forum Pemred setelah menerima masukan, saran, dan kritik dari berbagai kalangan, terutama dari internal Tempo," ujar dia.


Wahyu mengaku segera berkirim surat pengunduran diri kepada penasihat Forum Pemred yang diketuai Karni Ilyas, Pemimpin Pedaksi TV One. Dia juga akan mempertanggungjawabkan seluruh administrasi terkait dengan penggunaan anggaran, termasuk dana untuk acara di Bali pada 13-14 Juni lalu. "Malam ini saya bertemu dengan teman-teman di Forum Pemred untuk menjelaskan langkah saya," kata Wahyu.


Dia menjelaskan, pada Senin lalu, di internal Tempo berlangsung forum klarifikasi. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 40 awak redaksi mulai dari reporter, redaktur, direktur, hingga redaktur senior Goenawan Mohammad. Forum klarifikasi itu diadakan menyusul pertemuan puncak Forum Pemred di Bali.


Menurut Wahyu, acara di Bali yang diikuti sekitar 200 pemimpin redaksi itu disemarakkan pelbagai acara, seperti diskusi dengan pembicara para konglomerat yang memiliki media massa. Ada pula jamuan makan malam di Hotel The Stone milik pengusaha Oesman Sapta Odang yang meluncurkan tabloid Suara Pemred dan Menit.Tv.


Wahyu menegaskan, dua media massa itu bukan bagian dari Forum Pemred. Bahkan peluncuran tabloid dan televisi ini di luar agenda pertemuan puncak. “Itu inisiatif Oesman Sapta,” katanya. Selain acara di The Stone, para pemimpin redaksi dijamu pengusaha Tomy Winata di hotel miliknya, Kartika Plaza. “Di acara Tomy saya tak hadir.” Pertemuan ditutup dengan pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.


Advertising
Advertising

Forum klarifikasi adalah pertemuan internal Tempo untuk mendengarkan penjelasan Wahyu Muryadi soal acara itu. Pertemuan Bali menjadi bisik-bisik di kantor Tempo karena diduga menyalahi etika profesi wartawan dengan menampung sponsor dari banyak perusahaan hingga Rp 4,2 miliar. Semua wartawan, sejak reporter hingga redaktur senior, hadir dalam pertemuan klarifikasi ini. “Pertemuan terbuka seperti ini tradisi di Tempo agar tak ada bisik-bisik,” kata Toriq Hadad, Direktur Produksi Tempo.


Wahyu menambahkan, ia berniat menyebarkan sikap independen, antisuap, dan idealisme kepada para pemimpin redaksi ketika menginisiasi beridirnya Forum Pemred pada 12 Juli 2012. Dalam sesi tanya-jawab, semua wartawan Tempo tak ada yang menyangsikan niat baik Wahyu, tapi mereka menganggap kegiatan Forum Pemred bisa tergelincir melanggar kode etik. “Apa gunanya Forum Pemred itu?” kata Goenawan Mohamad, pendiri Tempo. “Sebagai wartawan Tempo kita harus lebih sensitif karena ini menyangkut kredibilitas.”


Setelah dicermati, kata Wahyu, Forum Pemred dirasakan banyak mudlaratnya dibanding faedahnya baik untuk dirinya maupun bagi organisasi Tempo. “Saya sedih memikirkan perbuatan saya yang dianggap salah, karena itu saya siap diperiksa Dewan Etik,” kata Wahyu.


PRAMONO | BAGJA | ES

Berita terkait

Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

1 Juni 2021

Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

Hamid Mir, jurnalis ternama dan pembawa acara talk show politik populer di Pakistan, diskors setelah mengkritik militer dan mendukung sesama jurnalis.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis di Munajat 212

22 Februari 2019

AJI Jakarta Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis di Munajat 212

AJI Jakarta mengutuk aksi kekerasan dan intimidasi oleh massa FPI terhadap jurnalis yang sedang liputan di acara Munajat 212.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Kecam Intimidasi Terhadap Jurnalis Detikcom

5 November 2018

AJI Jakarta Kecam Intimidasi Terhadap Jurnalis Detikcom

Menurut Ketua AJI Jakarta, intimidasi terhadap jurnalis seperti itu telah mengancam kebebasan pers.

Baca Selengkapnya

Dukung Jurnalis Investigasi, ICIJ Luncurkan ICIJ Insiders

20 Juni 2018

Dukung Jurnalis Investigasi, ICIJ Luncurkan ICIJ Insiders

International Consortium of Investigative Journalism (ICIJ) membuka program untuk para pendonor yang disebut ICIJ Insiders.

Baca Selengkapnya

Bagi Jurnalis, Honduras Negeri Paling Bahaya di Amerika

4 Mei 2018

Bagi Jurnalis, Honduras Negeri Paling Bahaya di Amerika

Honduras adalah negeri paling bahaya di Amerika Selatan bagi jurnalis. Pelecehan dan panggilan telepon gelap kerap diamali jurnalis.

Baca Selengkapnya

Hari Pers Dunia, Jurnalis Mesir Terima Penghargaan dalam Penjara

3 Mei 2018

Hari Pers Dunia, Jurnalis Mesir Terima Penghargaan dalam Penjara

Memperingati hari pers dunia, jurnalis foto mesir, Shawkan, mendapat penghargaan World Press Freedom dari UNESCO ketika ia menjalani penahanan.

Baca Selengkapnya

Jurnalis TV Bacakan Deklarasi Pilkada yang Damai dan Bebas SARA

3 Maret 2018

Jurnalis TV Bacakan Deklarasi Pilkada yang Damai dan Bebas SARA

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mendeklarasikan janji pemilihan kepala daerah atau pilkada yang damai, bebas konten SARA.

Baca Selengkapnya

Intimidasi terhadap Jurnalis BBC yang Meliput di Papua, Dikecam

5 Februari 2018

Intimidasi terhadap Jurnalis BBC yang Meliput di Papua, Dikecam

Tiga jurnalis BBC Indonesia diusir saat meliput wabah campak dan busung lapar di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, karena cuitan di Twitter.

Baca Selengkapnya

Polri Belum Terima Investigasi Pengusiran Wartawan BBC dari Papua

4 Februari 2018

Polri Belum Terima Investigasi Pengusiran Wartawan BBC dari Papua

Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan belum menerima hasil investigasi terhadap pemulangan kontributor dan wartawan BBC dari Papua.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Top New York Times Diskors Gara-gara Lecehkan Reporter

21 November 2017

Jurnalis Top New York Times Diskors Gara-gara Lecehkan Reporter

Jurnalis politik terkemuka New York Times diskors karena tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa reporter wanita muda.

Baca Selengkapnya