Kisah Penjual Gorengan yang Anaknya di Jerman

Reporter

Kamis, 16 Mei 2013 13:11 WIB

Sejumlah pedagang kaki lima meramaikan kawasan taman Kanal Banjir Timur (BKT) pada sore hari di Duren Sawit, Jakarta Timur, (20/4). Tempo/Fardi Bestari

TEMPO.CO, Jakarta - Watiyah, 61 tahun, terduduk di lantai 20 Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen Senayan. Mak Wati, begitu perempuan ini sedang menghitung lembaran uang pecahan Rp 2 ribu hingga Rp 100 ribu. Di depannya terdapat tiga kantong dagangan yang sudah dibungkus rapi. Dia bersiap pulang ke rumahnya di kawasan Cidodol, Kebayoran Lama. Jam baru menunjukkan pukul 1 siang.

"Alhamdulilah sudah mau habis," kata Mak Wati kepada Tempo di lantai 20 Gedung Nusantara I, Senayan, Rabu, 15 Mei 2013. Dia menunjuk dagangannya yang tandas tak bersisa. Tempo lalu memesan nasi sayur daun singkong ke Mak Wati. Nasi ini merupakan tiga makanan terakhir di lapak Mak Wati. Selain Tempo, ada juga sejumlah wartawan televisi yang menanti wawancara dengan Mak Wati. "Cieee, Mak jadi selebritis nih ye," seorang staf Fraksi PAN meledek. Mak Wati hanya tersenyum mesem-mesem mendengar celetukan ini.

Mak Wati mungkin kaget dirinya tiba-tiba menjadi pusat perhatian media. Wajahnya terlihat lelah meskipun tetap tersenyum menjawab pertanyaan wartawan. Dia bercerita, sejak beberapa hari terakhir banyak telepon wartawan yang masuk ke telepon genggamnya. Kebanyakan permintaan wawancara mengenai sosoknya sebagai penjual gorengan dan anaknya, Riska Panca Widowati yang sedang sekolah di Jerman. "Informasi sebelumnya banyak yang salah," kata dia.

Pada September 2011 putri bungsunya itu bercerita bahwa dia memperoleh beasiswa ke Jerman. Awalnya Mak Wati tak setuju putrinya itu meninggalkan Indonesia dan bertualang ke negeri orang sendirian. Dia beralasan, usia Riska masih terlalu muda untuk hidup sendiri di luar negeri. Riska menjadi penerima beasiswa unggulan Badan Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan Nasional.

Riska terdaftar di jurusan Bahasa Perekonomian Jerman dan Manajemen Pariwisata di Hochschule Konstanz, Jerman. Mak Wati pun bercerita ke pelanggannya di DPR. Dorongan pun diberikan oleh staf Sekretariat DPR. "Kesempatan tidak datang dua kali lho," kata Mak Wati menirukan omongan staf di DPR.


Selanjutnya: Keseharian Mak Wati


<!--more-->

Mak Wati sehari-hari berkeliling menjual aneka makanan di Gedung Nusantara I. Makanan yang ditawarkan macam-macam. Misalnya, nasi sayur, lontong sayur, bakwan, tahu isi hingga tahu goreng. Selain untuk menutupi kebutuhan hidup, Mak Wati mengaku berdagang karena ingin menghibur diri dan bersosialisasi. "Biar nggak stress," kata dia.

Mak Wati lahir di Jakarta, 16 Februari 1953. Masa kecilnya dihabiskan di kompleks perumahan PT Kereta Api. Ayahnya merupakan pegawai di perusahaan tersebut. Mak Wati mengaku hanya lulusan Sekolah Rakyat di Manggarai. Dia lalu menikahi Wagimin pada 20 Februari 1969. Suaminya sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan. Mak Wati menuturkan, dalam sehari dia bisa mengantongi keuntungan Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.

Hasil perkawinannya dengan Wagimin, Mak Wati memiliki lima orang anak. Dua anak pertamanya, kembar yakni Mulyani dan Mulyanti, dua anak berikutnya adalah Teguh Suroso dan Triyono. Awalnya, Mak Wati hanya ingin punya empat anak. Namun tak disangka-disangka dia justru hamil dan melahirkan Riska. Selisih umur putri bungsunya dengan Triyono adalah 15 tahun. "Saya bilang, ini anak akan bawa rejeki lain," kata dia.

Tak ingin merasa jauh dari anaknya, Mak Wati kerap berhubungan dengan anaknya via Facebook. Terakhir, kekasih sang putri, Hermawan menambah aplikasi Skype di komputer meja rumahnya. Mak Wati bercerita, melalui Skype inilah dia kerap menyapa anaknya. Emang Mak Wati bisa mengoperasikan komputer? "Kan saya diajarin, belajar juga gitu," ujarnya.

Dari jejaring sosial inilah, Mak Wati melepas kangen dengan anaknya. Rencananya, September 2013 mendatang Riska akan merampung studinya di Jerman dan kembali ke Indonesia. "Bagi Emak, pendidikan itu yang utama," kata Mak Wati menutup pembicaraan.

WAYAN AGUS PURNOMO



Topik Terhangat:


PKS Vs KPK
E-KTP Vitalia Sesha Ahmad Fathanah Perbudakan Buruh


Baca Juga:


KPK Tangkap Tangan Penyidik Pajak
BlackBerry Messenger Hadir di Android dan IOS

Digosipkan Selingkuh, Ingrid Kansil Tetap Kerja

Dewi Kirana Sempat Bilang Kasihan Istri Fathanah

Hilmi dan Suswono Janjikan Bantu Indoguna

Indoguna Akui Setor Uang ke PKS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Penyelenggara Pesta di Depok Mengaku Ingin Rayakan Ulang Tahun

8 Juni 2022

Penyelenggara Pesta di Depok Mengaku Ingin Rayakan Ulang Tahun

Penjaga rumah menyebut peserta pesta di Perumahan Pesona Depok Estate 2, yang disebut sebagai pesta bikini, merupakan mahasiswa dan pelajar

Baca Selengkapnya

Harga Tiket Pesta Bikini di Depok Mencapai Rp 8 Juta

8 Juni 2022

Harga Tiket Pesta Bikini di Depok Mencapai Rp 8 Juta

Harga tiket untuk mengikuti pesta bikini di Perumahan Pesona Khayangan, Kota Depok, bisa mencapai lebih dari Rp8 juta per orang.

Baca Selengkapnya

Penggerebekan Party di Depok, Kasat Reskrim: Bukan Pesta Bikini, Hanya Joget

6 Juni 2022

Penggerebekan Party di Depok, Kasat Reskrim: Bukan Pesta Bikini, Hanya Joget

Polres Metro Depok buka suara soal penggerebekan pesta bikini di sebuah perumahan.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gerebek Pesta Bikini di Depok, Peserta Hampir 200 Orang

6 Juni 2022

Polda Metro Jaya Gerebek Pesta Bikini di Depok, Peserta Hampir 200 Orang

Polisi meminta keterangan penyelenggara pesta bikini di Depok karena mengadakan pesta di perumahan dengan jumlah massa banyak tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Polda Jatim Selidiki Kolam Renang yang Ditutup karena Bikini

25 Februari 2016

Polda Jatim Selidiki Kolam Renang yang Ditutup karena Bikini

Polda Jatim menanyakan menanyakan kenapa kolam Gua Pote ditutup.

Baca Selengkapnya

Pesta Seks di Ritz-Carlton, Nomor Kontak Panitia Tak Aktif

21 Desember 2015

Pesta Seks di Ritz-Carlton, Nomor Kontak Panitia Tak Aktif

Polisi memastikan berita acara itu hoax.

Baca Selengkapnya

Pesta Seks di Ritz-Carlton? Polda Metro Jaya: Itu Hoax

21 Desember 2015

Pesta Seks di Ritz-Carlton? Polda Metro Jaya: Itu Hoax

Informasi soal pesta seks di Ritz-Carlton beredar melalui media sosial.

Baca Selengkapnya

Delapan Sekolah Cabut Laporan Soal Pesta Bikini  

1 Juli 2015

Delapan Sekolah Cabut Laporan Soal Pesta Bikini  

Ada dua sekolah lagi yang belum damai, yakni SMA Muhammadiyah Rawamangun dan SMA Alkamal.

Baca Selengkapnya

Baru Delapan Sekolah Cabut Laporan Pesta Bikini  

1 Juli 2015

Baru Delapan Sekolah Cabut Laporan Pesta Bikini  

Ada dua sekolah lagi yang belum mencabut laporannya.

Baca Selengkapnya

Pesta Bikini SMA, Polisi Periksa Kepala Sekolah  

5 Mei 2015

Pesta Bikini SMA, Polisi Periksa Kepala Sekolah  

Kasus pencemaran nama baik dalam iklan pesta bikini bisa diselesaikan secara damai.

Baca Selengkapnya