Gus Dur: Pemerintahan Mega Lemah Terhadap Korupsi dan Terorisme
Reporter
Editor
Sabtu, 11 September 2004 14:49 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa Abdurrahman Wahid mengatakan pemerintahan Megawati Soekarnoputri lemah dalam mengatasi terorisme serta korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pemerintahan sekarang harus berani mengatasi terorisme. "KKN dan terorisme tambah banyak karena pemerintah takut terhadap segala kemungkinan," kata Gus Dur usai perayaan ulang tahun pernikahannya ke 33 tahun di rumahnya Ciganjur Jakarta Selatan, Sabtu (11/9). Jika hal ini masih dilakukan, ia khawatir pemerintah akan kehilangan kepercayaan dari rakyat.Ditanyai soal peledakan bom di depan Kedutaan Besar Austaria di kawasan Kuningan 9 September 2004 lalu, ia mengutuk tindakan peledakan itu. "Saya menyesalkan terjadinya peledakan bom sebagai tindakan teroris apapun sebabnya," katanya lagi. Gus Dur berharap kepolisian bisa melakukan periksaan yang adil terhadap siapapun. Mengenai kaitannya peledakan bom dengan Islam, ia mengatakan orang yang meledakan merugikan Islam. "Orang yang meledakan harus ingat, bisa rusak susu sebelanga karena nila setitik. Nah pemboman itu nila setitik," tegasnya. Kerja orang yang banyak untuk menyebarkan Islam selama ini dengan berbagai cara rusak karena peledakan bom itu. Disamping merugikan kemanusiaan peledakan bom juga merugikan Islam. Ia menjelaskan lagi, pemerintah tidak boleh mundur dari penyelidikan pelaku bom walaupun telah merugikan Islam. "Mentang-mentang muslim, orang-orang Islam yang bersalah dibebaskan. Itu tidak bisa," ujarnya.Dikonfirmasi mengenai keterkaitan dengan Pemilu calon presiden 20 September mendatang, Gus Dur mengaku tidak tahu menahu. "Soal Pemilu saya batasi pada protes pada KPU karena curang," ujarnya.Mengenai pasangan SBY-Jusuf Kalla serta Megawati-Hasyim, Gus Dur mengatakan dua pasangan itu berasal dari proses cacat hukum. Ditegaskannya pada Pemilu mendatang dirinya masih akan tidak memilih atau golput. "Diapa-apakan saja tidak bisa. Ini keyakinan saya," kata dia. Agriceli - Tempo News Room