TEMPO.CO, Yogyakarta- Polres Sleman, Yogyakarta, menetapkan dua tersangka penganiayaan dua anggota TNI. Kedua tersangka adalah Kristian Balla Tagihuma, 25 tahun dan Frans Adi, 22 tahun. Dua orang lainnya yang sempat ditahan: Bobi Soa, 22 tahun dan Stenly Pekey, 23 tahun, dibebaskan kemarin siang.
“Dua lainnya memang berada di lokasi, tapi tidak melakukan apa-apa," kata Kepala Kepolisian Resor Sleman, Ajun Komisaris Besar Hery Sutrisman, Selasa 7 Mei 2013. Insiden penganiayaan ini sempat membuat mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur ketakutan.
Kristian dan Frans diduga menganiaya dua anggota Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista yang bermarkas di Jalan Kaliurang Kilometer 6, Sleman, Minggu 5 Mei 2013. Dari hasil penyelidikan polisi, insiden pemukulan terjadi ketika tersangka Kristian yang tertidur di sela rak pajang minimarket dibangunkan oleh korban.
Ketika terbangun, dia bertanya pada kasir, siapa orang yang membangunkannya. Kristian lalu keluar dari minimarket dan masuk kembali bersama kawannya, Frans Adi. Mereka berdua lalu memukuli dua anggota TNI itu. Korban adalah Prajurit Kepala Bathasar Lermatan dan Prajurit Kepala Silvester Tawurutubun. Polisi menyita batu, telepon selular, kalung gelang, dan pecahan kaca sebagai barang bukti dari tersangka.
Polisi menangkap tersangka di di Asrama Mahasiswa Puncak Jayawijaya Jalan Pringgondani RT 5 RW 16 Mancasan Kidul, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Saat Tempo menyambangi asrama itu suasana terlihat sepi dari luar. Sesekali penghuni asrama berbentuk letter L itu tampak keluar atau masuk.
"Sekarang jarang terlihat mereka mabuk di sembarangan tempat. Dulu sering sekali mereka mabuk di tempat umum," kata Eko, satpam di perumahan Taman Kencana yang berada di dekat asrama itu, Selasa 7 Mei 2013.
Beberapa tahun lalu, asrama mahasiswa Papua itu berada di dalam komplek Taman Kencana. Karena mereka sering menimbulkan keributan, warga komplek meminta mereka pindah. “Jika mabuk, sering sekali terjadi keributan,” ujar Eko. Menurut dia, mahasiswa Papua mudah emosional. “Sering terlihat warga Papua dari asrama itu yang keluar membawa tombak dan panah. Warga sempat khawatir,” katanya. Tapi sudah beberapa waktu tak ada lagi keributan.
Benny Dimara, sesepuh warga Papua di Yogyakarta menjelaskan, ada 19 paguyuban warga Papua di Yogyakarta. Mereka tinggal di 16 asrama. Pengurus paguyuban bertugas mengawasi mereka. "Kami mengajak mahasiswa Papua berbaur dan bersosialisasi dengan masyarakat. Juga kadang ronda malam," kata dia.
Ada sekitar 6.000 mahasiswa asal Papua yang kuliah di Yogyakarta. Tiap Ahad digelar kebaktian di asrama maupun ikut kebaktian di gereja. "Mereka kami beri pengertian. Tugas mereka di sini kuliah dan sering beribadah," kata Benny.
MUH SYAIFULLAH
Topik Terhangat:
Pemilu Malaysia | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg
Berita Terpopuler:
Bos Perbudakan Buruh Panci Kirim Duit ke Polsek
Akun Vitalia Sesha Pamer Foto di Twitter
Korban Perbudakan Buruh Panci: Kami Diawasi Polisi
Sehari, Buruh Panci Wajib Cetak 200 Wajan
Vitalia Shesya, Teman Fathanah Ingin Jadi Penyanyi
Berita terkait
Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
1 hari lalu
Badan Bank Tanah menandatangani nota kesepahaman dengan Kepolisian tentang sinergi pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pengelolaan tanah.
Baca SelengkapnyaPengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas
1 hari lalu
Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.
Baca SelengkapnyaKPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri
1 hari lalu
Sprindik Eddy Hiariej belum terbit karena Direktur Penyelidikan KPK Brijen Endar Priantoro tak kunjung meneken lantaran ada perintah dari Polri.
Baca SelengkapnyaTNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU
4 hari lalu
Sebanyak 4.266 personel gabungan TNI dan Polri mengamankan penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Penangkapan Polisi yang Terlibat Kasus Narkoba Layak Diapresiasi
5 hari lalu
ISESS sebut penangkapan polisi yang diduga terlibat kasus narkoba perlu diapresiasi.
Baca SelengkapnyaMarak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun
5 hari lalu
Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.
Baca SelengkapnyaMengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya
5 hari lalu
Puslabfor Polri melakukan investigasi kebakaran di Mampang, Jakarta yang mengakibatkan 7 lorban meninggal. Apa saja tugas Puslabfor?
Baca SelengkapnyaCara Perpanjang SKCK 2024 Lewat Aplikasi Presisi Polri dan Biayanya
5 hari lalu
Tata cara perpanjang SKCK 2024 secara online bisa dilakukan melalui aplikasi PRESISI POLRI Super App. Ketahui syarat dan biaya terbarunya.
Baca SelengkapnyaBuka Rakernis di Surabaya, Kadiv Humas Polri: Kepercayaan Masyarakat adalah Harga Mati
5 hari lalu
Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan, ke depan bakal banyak tantangan yang akan dihadapi polisi dan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSidang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Sebanyak 7.783 Personel Gabungan Berjaga di MK
6 hari lalu
7.000 lebih personel gabungan Polri-TNI berjaga di MK pada hari ini.
Baca Selengkapnya