Dua Mahasiswa Papua di Yogya Jadi Tersangka

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 7 Mei 2013 19:45 WIB

Massa dari Aliansi Mahasiswa Papua mengenakan baju adat Papua saat menggelar aksi "Memperingati HUT West Papua ke 51" di Kawasan Nol Kilometer, Yogyakarta, (1/12). Mereka menuntut diakuinya kedaulatan Negara Papua Barat oleh Indonesia dan PBB. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta- Polres Sleman, Yogyakarta, menetapkan dua tersangka penganiayaan dua anggota TNI. Kedua tersangka adalah Kristian Balla Tagihuma, 25 tahun dan Frans Adi, 22 tahun. Dua orang lainnya yang sempat ditahan: Bobi Soa, 22 tahun dan Stenly Pekey, 23 tahun, dibebaskan kemarin siang.

“Dua lainnya memang berada di lokasi, tapi tidak melakukan apa-apa," kata Kepala Kepolisian Resor Sleman, Ajun Komisaris Besar Hery Sutrisman, Selasa 7 Mei 2013. Insiden penganiayaan ini sempat membuat mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur ketakutan.

Kristian dan Frans diduga menganiaya dua anggota Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista yang bermarkas di Jalan Kaliurang Kilometer 6, Sleman, Minggu 5 Mei 2013. Dari hasil penyelidikan polisi, insiden pemukulan terjadi ketika tersangka Kristian yang tertidur di sela rak pajang minimarket dibangunkan oleh korban.

Ketika terbangun, dia bertanya pada kasir, siapa orang yang membangunkannya. Kristian lalu keluar dari minimarket dan masuk kembali bersama kawannya, Frans Adi. Mereka berdua lalu memukuli dua anggota TNI itu. Korban adalah Prajurit Kepala Bathasar Lermatan dan Prajurit Kepala Silvester Tawurutubun. Polisi menyita batu, telepon selular, kalung gelang, dan pecahan kaca sebagai barang bukti dari tersangka.

Polisi menangkap tersangka di di Asrama Mahasiswa Puncak Jayawijaya Jalan Pringgondani RT 5 RW 16 Mancasan Kidul, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Saat Tempo menyambangi asrama itu suasana terlihat sepi dari luar. Sesekali penghuni asrama berbentuk letter L itu tampak keluar atau masuk.

"Sekarang jarang terlihat mereka mabuk di sembarangan tempat. Dulu sering sekali mereka mabuk di tempat umum," kata Eko, satpam di perumahan Taman Kencana yang berada di dekat asrama itu, Selasa 7 Mei 2013.

Beberapa tahun lalu, asrama mahasiswa Papua itu berada di dalam komplek Taman Kencana. Karena mereka sering menimbulkan keributan, warga komplek meminta mereka pindah. “Jika mabuk, sering sekali terjadi keributan,” ujar Eko. Menurut dia, mahasiswa Papua mudah emosional. “Sering terlihat warga Papua dari asrama itu yang keluar membawa tombak dan panah. Warga sempat khawatir,” katanya. Tapi sudah beberapa waktu tak ada lagi keributan.

Benny Dimara, sesepuh warga Papua di Yogyakarta menjelaskan, ada 19 paguyuban warga Papua di Yogyakarta. Mereka tinggal di 16 asrama. Pengurus paguyuban bertugas mengawasi mereka. "Kami mengajak mahasiswa Papua berbaur dan bersosialisasi dengan masyarakat. Juga kadang ronda malam," kata dia.

Ada sekitar 6.000 mahasiswa asal Papua yang kuliah di Yogyakarta. Tiap Ahad digelar kebaktian di asrama maupun ikut kebaktian di gereja. "Mereka kami beri pengertian. Tugas mereka di sini kuliah dan sering beribadah," kata Benny.

MUH SYAIFULLAH


Topik Terhangat:
Pemilu Malaysia |
Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg

Berita Terpopuler:
Bos Perbudakan Buruh Panci Kirim Duit ke Polsek

Akun Vitalia Sesha Pamer Foto di Twitter

Korban Perbudakan Buruh Panci: Kami Diawasi Polisi

Sehari, Buruh Panci Wajib Cetak 200 Wajan

Vitalia Shesya, Teman Fathanah Ingin Jadi Penyanyi

Berita terkait

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

1 hari lalu

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Badan Bank Tanah menandatangani nota kesepahaman dengan Kepolisian tentang sinergi pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pengelolaan tanah.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

1 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

1 hari lalu

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

Sprindik Eddy Hiariej belum terbit karena Direktur Penyelidikan KPK Brijen Endar Priantoro tak kunjung meneken lantaran ada perintah dari Polri.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

4 hari lalu

TNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Sebanyak 4.266 personel gabungan TNI dan Polri mengamankan penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Penangkapan Polisi yang Terlibat Kasus Narkoba Layak Diapresiasi

5 hari lalu

Pengamat Sebut Penangkapan Polisi yang Terlibat Kasus Narkoba Layak Diapresiasi

ISESS sebut penangkapan polisi yang diduga terlibat kasus narkoba perlu diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

5 hari lalu

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

5 hari lalu

Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

Puslabfor Polri melakukan investigasi kebakaran di Mampang, Jakarta yang mengakibatkan 7 lorban meninggal. Apa saja tugas Puslabfor?

Baca Selengkapnya

Cara Perpanjang SKCK 2024 Lewat Aplikasi Presisi Polri dan Biayanya

5 hari lalu

Cara Perpanjang SKCK 2024 Lewat Aplikasi Presisi Polri dan Biayanya

Tata cara perpanjang SKCK 2024 secara online bisa dilakukan melalui aplikasi PRESISI POLRI Super App. Ketahui syarat dan biaya terbarunya.

Baca Selengkapnya

Buka Rakernis di Surabaya, Kadiv Humas Polri: Kepercayaan Masyarakat adalah Harga Mati

5 hari lalu

Buka Rakernis di Surabaya, Kadiv Humas Polri: Kepercayaan Masyarakat adalah Harga Mati

Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan, ke depan bakal banyak tantangan yang akan dihadapi polisi dan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Sebanyak 7.783 Personel Gabungan Berjaga di MK

6 hari lalu

Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Sebanyak 7.783 Personel Gabungan Berjaga di MK

7.000 lebih personel gabungan Polri-TNI berjaga di MK pada hari ini.

Baca Selengkapnya