Kejanggalan Sebelum Penyerangan LP Sleman
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Selasa, 26 Maret 2013 15:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Riyo Rama Baskara, pengacara keempat korban penyerangan misterius Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, mencium aroma kejanggalan dari rentetan peristiwa sebelum pembantaian terjadi. Sebab, sehari sebelum penyerangan, Polda Yogyakarta tiba-tiba memindahkan keempat tersangka pengeroyokan seorang anggota Kopassus dari Rumah Tahanan Polda ke LP Cebongan.
"Rentan waktu dari pemindahan sampai penyerangan cuma 14 jam, sangat janggal," kata Riyo saat dihubungi Tempo, Senin, 25 Maret 2013. Pihak Polda beralasan, rutan yang mereka miliki tidak layak untuk digunakan. Disebutkan, Rutan Polda sedang akan direnovasi. "Tapi pantauan kami, Rutan Polda tidak rusak, masih bisa digunakan."
Bahkan, kabar yang ia peroleh, Kepala LP Cebongan juga resah mendapat titipan empat tersangka dari Polda. Menurut Riyo, Kepala LP Cebongan ingin mengembalikan keempat tersangka ke Polda sehari setelah dititipkan. Namun, rencana itu tidak jadi dilakukan karena pada diniharinya penyerangan terjadi. (Baca: Drama 14 Jam Serangan Penjara Cebongan Sleman)
Riyo pun menuturkan, keempat kliennya mengaku aneh dengan pemindahan penahanan mereka. Salah satunya, Juan. Anggota kepolisian itu mengaku pengawalan pemindahan dari Polda ke Cebongan sangat berlebihan.
"Mengawal kami seperti mengawal teroris saja. Sebanyak 15 anggota pengawal bersenjata lengkap," kata Riyo menirukan penuturan almarhum Juan.
Namun, begitu dititipkan di LP Cebongan, Polda tidak memberikan pengamanan khusus. Tidak ada anggota Polda yang ditinggal untuk menjaga keempat tersangka. Pengamanan sepenuhnya diserahkan ke Lapas Cebongan. "Ini kok terkesan polisi seperti lepas tangan dan cuci tangan."
Menurut Riyo, usai kejadian Polda tidak melakukan upaya menutup akses keluar-masuk Provinsi Yogyakarta. Menurut dia, jika polisi sigap melakukan razia, kemungkinan bisa menjaring pelaku penyerangan Lapas Cebongan.
Dia pun mengaku tetap akan mendorong polisi mengusut tuntas kasus ini. "Jangan sampai kasus pembantaian ini terlupakan begitu saja."
Sabtu dinihari, 23 Maret 2013, Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, diserbu belasan orang bersenjata api. Empat tahanan tewas dan dua sipir terluka. Korban tewas adalah Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, Adrianus Candra Galaga, Yohanes Juan Mambait, dan Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu. (Baca: Asal-usul Peluru di Penjara Cebongan Sleman)
Keempat korban adalah tersangka pengeroyokan seorang anggota Kopassus hingga tewas. Muncul dugaan aksi penyerangan merupakan tindakan balasan atas kematian anggota Kopassus. Namun, polisi belum merampungkan penyidikan kasus ini.
Kepolisian Daerah Yogyakarta maupun Kepala LP Cebongan belum memberikan tanggapan mengenai kejanggalan yang diungkapkan Riyo. (Baca lengkap:S erangan Penjara Sleman)
Topik Terhangat Tempo.co: Kudeta || Harta dan Wanita Djoko Susilo || Nasib Anas
INDRA WIJAYA
Berita Lainnya:
Tahanan LP Sleman Sempat Dianiaya Sebelum Ditembak
Drama 14 Jam Serangan Penjara Cebongan Sleman
Pengamat: Penyerangan Lapas Sleman Tanda Frustasi
Gara-gara Eyang Subur, Adi Bing Slamet Dimusuhi
Asal-usul Peluru di Penjara Cebongan Sleman