TEMPO.CO, Bau-bau - Perajin minyak kelapa murni (virgin coconut oil) di Kabupaten Buton semakin berkurang. Salah satu penyebabnya adalah harga bahan baku, yaitu buah kelapa, semakin sulit dijangkau. Saat ini harga buah kelapa berkisar Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per bijinya.
Salwia, 47 tahun, salah satu perajin minyak kelapa di Desa Tanamaeta Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara mengatakan sudah hampir dua bulan ia tidak lagi membuat minyak. "Sudah jarang karena susah penjualannya sekarang, jadi nanti ada yang pesan baru mulai bikin lagi," kata Salwia saat ditemui di rumahnya.
Saat harga kelapa masih murah, para pembuat virgin coconut oil ini dalam seminggu bisa membuat empat sampai lima kali dengan rata-rata menghasilkan sembilan sampai sepuluh botol. Namun, kini karena harga bahan baku yang semakin melambung tinggi, para perajin minyak berpikir dua kali untuk membuatnya.
"Buah kelapa makin mahal, ditambah harga minyak kelapa harus bersaing dengan minyak curah yang dijual di pasar-pasar. Mau menaikkan harga juga bisa-bisa pembeli makin kurang," ujarnya.
Menurut Salwia, saat ini untuk sekali produksi setidaknya ia harus mengeluarkan Rp 300.000 sampai Rp 400.000 di luar ongkos mengupas kelapa. "Sedikit saja untungnya kalau dihitung-hitung, karena buah kelapa saya beli juga, dan harus mengupah anak-anak untuk kupas kulitnya," ujarnya.
Wa Ruhani, perajin minyak kelapa asal Desa Kancina'a, Kabupaten Buton, punya cerita sedikit berbeda. Dalam sehari, ia bisa membuat minyak dengan menggunakan kelapa sekitar 100 biji. Sekali produksi, ia bisa membuat enam sampai delapan botol dan dijual dengan harga Rp 7.000 per botol.
"Sekali produksi mungkin keuntunganku sekitar Rp 15.000-20.000 saja, cukup saja buat makan dan sekolahnya anak-anak. Sekarang lagi berhenti bikin minyak karena masih mau cari pinjaman modal untuk beli kelapa," tutur Ruhani.
ROSNIAWANTY FIKRY
Berita terkait
Promo Super Indo Awal Mei, Minyak Goreng Super Hemat
3 hari lalu
Peritel produk makanan Super Indo Supermarket menghadirkan beragam promo potongan harga atau diskon di akhir April hingga menjelang Mei 2024.
Baca SelengkapnyaKemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan
7 hari lalu
Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.
Baca SelengkapnyaKementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar
10 hari lalu
Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.
Baca SelengkapnyaHarga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024
19 hari lalu
Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.
Baca SelengkapnyaRatusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia
23 hari lalu
Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.
Baca SelengkapnyaPertamina Kembangkan Penggunaan Minyak Goreng Bekas untuk Campuran Bahan Bakar Pesawat
29 hari lalu
Penggunaan campuran minyak goreng bekas ditargetkan 1 persen pada 2027
Baca SelengkapnyaLuhut soal Utang Minyak Goreng Rp 474 Miliar: Kasihan Pedagang Itu, Mereka Modalnya Terbatas
40 hari lalu
Menteri Luhut Pandjaitan menegaskan pemerintah berkomitmen memenuhi pembayaran utang selisih harga atau rafaksi minyak goreng kepada para pedagang.
Baca SelengkapnyaRelaksasi HET Diklaim Redam Kenaikan Harga Beras di Jawa Barat
45 hari lalu
Bahan makanan yang diwaspadai bergerak naik menjelang Hari Raya Lebaran di antaranya beras, daging ayam, telur, serta minyak goreng.
Baca SelengkapnyaMenteri Teten Pamer Kelebihan Minyak Makan Merah di DPR: Murah hingga Dipuji Chef Juna
45 hari lalu
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yakin minyak makan merah atau M3 bakal laku di pasaran sebagai alternatif minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan Tanggapi Minyak Makan Merah: Bagus Sekali
47 hari lalu
Zulkifli Hasan tidak menjelaskan secara detail mengenai bagaimana pendistribusian minyak makan merah nantinya.
Baca Selengkapnya