Yance Dituding Paling Banyak Lakukan Pelanggaran
Editor
Eko Ari Wibowo
Kamis, 21 Februari 2013 15:03 WIB
TEMPO.CO, Garut - Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Garut menemukan empat kasus pelanggaran pidana pemilihan Gubernur Jawa Barat selama masa kampanye. Pelanggaran terbanyak dilakukan nomor urut 2, yakni pasangan Irianto M.S. Syaifuddin (Yance)-Tatang Farhanul Hakim. "Temuan itu sudah kami plenokan," ujar Ketua Panitia Pengawas Kabupaten Garut, Ipa Hafsiah Yakin, Kamis, 21 Februari 2013.
Menurut dia, bentuk pelanggaran yang dilakukan nomor urut dua itu yakni melibatkan kepala desa dalam kampanyenya. Seperti di Kecamatan Cikelet, Cibalong, dan Kecamatan Sucinaraja. Selain itu, pasangan gubernur ini juga diduga melakukan politik uang dengan membagikan kerudung dan uang kepada warga saat kampanye.
Selain Yance, pasangan nomor urut 5, yakni Rieke-Teten, juga melakukan pelanggaran. Tim sukses ini dituduh menghasut pasangan Ahmad Heryawan-Dedi Mizwar di Kecamatan Pangatikan. "Kami memiliki bukti rekamannya dan sudah mengkonfirmasi kepada yang bersangkutan," ujar Ipa.
Ipa menilai tindakan tim sukses itu dianggap melanggar Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Saksi pelanggaran ini masih dikaji di Sentra Penegakan Hukum Terpadu Pemilihan Gubernur. "Kami punya waktu untuk memberikan sanksi selama tujuh hari. Kalau masih dianggap kurang, ditambah tujuh hari lagi untuk mengkaji pelanggaran itu," ujarnya.
Juru bicara tim sukses pasangan Yance-Tatang, Diky Hidayat, mengatakan, belum mendapatkan pemberitahuan terkait dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan pasangannya selama masa kampanye. Dia mengaku, selama kampanye ini, tim sukses bekerja sesuai dengan aturan. "Kalau ada kepala desa yang ikut kampanye, mungkin itu di luar tim sukses, kami tidak tahu," ujarnya.
Soal tuduhan pembagian kerudung dan uang, Diky mengaku, selama kampanye ini, tim sukses tidak pernah membagikan uang. Namun, ketika disinggung mengenai pembagian hadiah sepeda motor dan alat rumah tangga di dalam kegiatan jalan santai, ia menganggap itu sebagai hal yang wajar. "Pembagian hadiah itu bukan money politic, apa bedanya dengan kegiatan lomba biasa," ujarnya.
SIGIT ZULMUNIR
Berita terpopuler lainnya:
Diberhentikan SBY, Bupati Aceng Membangkang
Bupati Aceng Gugat Keputusan SBY
Agnes Monica, Selebrita Berpakaian Terburuk
Pecah Jalan Para Pimpinan KPK
Damar Tak Berniat Kritik Karya Andrea Hirata
Rasyid Rajasa: Saya Tak Bersalah