TEMPO Interaktif, Bandung:Presiden Megawati Soekarnoputri, Kamis (5/08) mengukuhkan 732 pamong praja dari Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) angkatan ke XII. Dalam pidato pengukuhannya di kampus Jatinangor Kabupaten Sumedang, Mega minta alumni STPDN tahan godaan untuk korupsi.?Setiap saat kalian akan menghadapi godaan yang besar, bahkan amat besar untuk melakukan penyalah gunaan wewenang. Termasuk godaan untuk korupsi atau tindak pidana KKN lainnya,? kata Megawati. ?Prakarsa penyalahgunaan wewenang seperti itu dapat berasal dari diri kalian sendiri. Tetapi bisa juga dari desakan, rayuan, bahkan tekanan dari pihak lain. Apakah kalian akan tergoda atau tidak?,? ujar Megawati. Kata Megawati, itu semua tergantung kepada kepribadian pamong praja. ?Pada moral yang ditanamkan oleh orang tua dan agama yang kalian anut, serta pada norma-norma integritas pribadi yang bereasal dari suku bangsa asal kalian masing-masing,? ujar Mega.Menurut Presiden, ke 5 ini, alumni STPDN harus disiplin dalam mengoperasikan uang APBN. Selain disiplin, Mega mengingatkan soal etika yang tak tergoyahkan. Lulusan terbaik STPDN tahun ini, lagi-lagi dipegang seorang wanita. ?Sudah lima kali,? kata Mendagri Hari Sabarno. Untuk angkatan ke XII, yang berhak menyandang penghargaan Kartika Astra Bhrata, ialah Ii Sandrawati, dari kontingen Jabar.Yang unik dari pengukuhan ini, Inu Kencana Syafei, dosen sekaligus angota senat pembongkar kasus kekerasan di STPDN, tidak nampak hadir. Kursi salah satu anggota senat nampak kosong. Kabarnya, untuk acara pengukuhan yang mengundang perhatian media massa ini, Inu langsung ditugaskan ke Merauke, Papua.Bobby Gunawan ? Tempo News Room