Kementerian Pertanian Dituding Tahu Ada Permainan

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Minggu, 3 Februari 2013 05:01 WIB

Menteri Pertanian Indonesia Ir. H. Suswono, MMA. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO , Jakarta - Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gajah Mada menuding Kementerian Pertanian tahu soal permainan kotor kuota impor daging sapi yang menyeret mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hakim Ishaaq. Sebab, urusan kuota impor daging berada dibawah wewenang Kementerian Pertanian. "Misal kuota impor naik, kan pasti ada kebijakannya," kata Peneliti Pukat, Hifdzil Alim, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 2 Februari 2013.



Kebijakan itu, dia melanjutkan, pasti melalui mekanisme persetujuan dari Direktorat Jenderal Peternakan hingga tanda tangan persetujuan dari Menteri Pertanian. "Kalau sampai atasan (Menteri) tidak tahu ya tidak mungkin, kalau sampai ada kerugian siapa yang akan tanggungjawab," kata Hifdzil.

Maka dia pun meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut kasus dugaan korupsi kuota impor daging ini hingga mengakar di Kementerian Pertanian. Dia meminta KPK jeli mengumpulkan fakta dan bukti keterlibatan Kementerian dalam kasus rasuah ini.

Sementara itu, KPK belum bisa memastikan pemanggilan pejabat-pejabat Kementerian Pertanian terkait kasus korupsi suap impor daging sapi. "Pokoknya ini masih kami penyidikan, ada langkah-langkahnya sesuai aturan, tunggu saja," kata Wakil Pimpinan KPK, Zulkarnain, siang tadi.

Menurut Zulkarnain ada beberapa pertimbangan yang diambil KPK untuk memanggil dan memeriksa pihak Kementerian Pertanian. Salah satunya jumlah tenaga penyidik KPK yang dirasanya terbatas.

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan empat tersangka dalam kasus suap ini. Mereka adalah Juard Effendi, Arya Abdi Effendi selaku direktur PT Indoguna Utama, mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hakim Ishaaq, serta anak buah Luthfi.

Juard dan Arya dituding menyuap Luthfi senilai satu miliar rupiah guna pemenangan impor daging. Saat ini keempatnya ditahan ditempat yang berbeda untuk mempermudah proses pemeriksaan.

INDRA WIJAYA




Berita populer

Kata Tifatul Sembiring soal Ahmad Fathanah

Narkoba Artis: Semua Tamu Ditawari Inex

Ini yang Menyebarkan Hubungan Ariel dan Pramugari

Menteri Suswono Bisa Terseret Kasus Daging Impor?

Narkoba Artis: Undangan Pesta Lewat BBM

Ditanyai Soal Wanita, Senyum Luthfi 'Hilang'

Raffi Ahmad Ditetapkan Jadi Tersangka

Berita terkait

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

1 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

3 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

5 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

6 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

10 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

12 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

12 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

13 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

13 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya