TEMPO.CO, Jakarta - Lima petugas keamanan Kementerian Pertanian terperanjat ketika mobil Nissan XTrail bernomor polisi B 1700 RFV masuk ke pelataran parkir Gedung C, Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu, 30 Januari 2013, sekitar pukul 22.05 WIB. "Selamat malam. Kami dari KPK. Bisa tunjukkan ruang Dirjen Peternakan," kata salah seorang petugas KPK.
Ada empat orang petugas komisi antirasuah yang datang ke Kementerian. Satu orang di antaranya terlihat membawa gulungan semacam police line yang bertuliskan KPK. Rochmudin, petugas satpam kementerian, langsung menunjuk ke lantai enam, tempat Dirjen Peternakan berkantor. "Tapi liftnya mati, Pak," katanya.
Para petugas KPK pun naik ke lantai enam menggunakan tangga darurat. Sampai di lantai enam, ruangan gelap gulita karena listrik Kementerian sengaja dimatikan jika malam. Seorang wartawan memberikan senter kepada petugas KPK.
Dengan penerangan terbatas, para petugas menyisir ruangan Dirjen Peternakan. "Selain pintu ini, ada akses masuk lain?" tanya petugas KPK kepada Rochmudin. "Tidak ada, Pak. Ini hanya akses masuk ke ruang rapat," Rochmudin menjawab. Petugas KPK pun berkeliling menyusuri ruangan.
Sesudah berkeliling, mereka langsung menyegel seluruh akses pintu masuk ke ruangan Dirjen Peternakan. Ada yang unik dalam penggeledahan itu. Saking terbatasnya personel KPK yang ikut dan minimnya penerangan, petugas cukup sulit memasang garis segel. Bahkan, wartawan pun ikut membantu memegang lakban agar segel merekat di pintu.
Hampir satu jam penyegelan berlangsung. Di setiap pintu masuk, KPK memasang kertas bertuliskan "Disegel" yang dibubuhi tanda tangan penyidik bernama Arief TM. Tidak ada satu dokumen pun yang dibawa KPK. "Ini hanya penyegelan saja," kata seorang penyidik. Penyegelan ini terkait kasus suap untuk impor daging sapi yang melibatkan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.
