Pengusaha Kecil Korban Gempa Diteror Penagih Utang

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Jumat, 28 Desember 2012 18:54 WIB

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, saat mengikuti rapat dengar pendapat membahas Kredit Macet Korban Gempa Yogya dengan Komisi VI, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa (13/3). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Yogyakarta - Puluhan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) korban gempa 2006 di Daerah Istimewa Yogyakarta mendesak DPRD DIY dan Bank Indonesia untuk menindak pihak perbankan yang terus mengejar mereka agar membayar utang.

“Kami ini masih tercantum dalam rapor merah perbankan saja sudah seperti mati, karena tak bisa mengajukan pinjaman untuk modal. Tapi masih juga ditagih terus oleh debt collector,” ujar Ketua Komunitas UMKM DIY Prasetyo Atmosutedjo di DPRD DIY, Jumat, 28 Desember 2012.

Saat ini masih ada ratusan debitur kredit macet korban gempa di Yogyakarta pada 2006. Mereka kesulitan untuk mengakses modal ke perbankan karena namanya masih masuk dalam daftar merah sistem informasi debitur (SID) atau dikenal sebagai BI checking.

Padahal, sejak April tahun lalu telah diteken kesepakatan antara Komisi VI DPR, Pemerintah DIY, Bank Indonesia, dan pihak perbankan. Dalam kesepakatan disebutkan, utang akan segera dihapus lewat anggaran APBN yang telah disetujui Komisi VI DPR RI. “Tapi sampai saat ini itu ternyata dana belum turun juga dan kami masih dikejar-kejar perbankan,” kata Prasetyo.

Seorang pemilik rumah makan Mergi Gesang di Jalan Parangtritis, Sarijan, mengatakan, dia merasa diteror dengan penagihan utangnya oleh bank. “Saya itu sampai stres ditagih debt collector. Baru pulang pertemuan dengan Sultan membahas kredit macet itu pada 2011 pun saya sudah ditunggu empat orang penagih di rumah,” kata dia kepada Tempo. Dia berhutang Rp 72 juta kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY.

Sementara itu, Humas BPD DIY, Eko Priyono, mengatakan, sejak ada kesepakatan di Yogyakarta pada April lalu, BPD sudah tak menagih debitur korban gempa. “Jika ada kunjungan ke rumah, kami sudah tidak melakukan penagihan. Tapi (kunjungan) dalam rangka mencari solusi, khususnya untuk penawaran program penjadwalan ulang pembayaran yang meringankan,” kata dia.

Bank Indonesia yang diwakili Deputi Kepala Perwakilan BI DIY, Causa Iman Karana, mengatakan masalah debitur UMKM mudah diselesaikan. “Kami tidak membiarkan pelaku UMKM mendapat teror,” kata dia. Causa meminta debitur UMKM untuk datang langsung di kantor BI DIY dan membawa kartu identitas untuk segera diselesaikan.

Sejak 2010 ada 2.134 debitur UMKM korban gempa bumi 2006 yang punya kredit macet senilai Rp 88 miliar. Hingga September lalu masih tersisa 591 debitur dengan kredit macet Rp 31,8 miliar.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

10 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya