Indonesia Kirim Tim Ahli ke Myanmar

Reporter

Editor

Rabu, 14 Juli 2004 14:54 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah telah mengirimkan tim ahli teknologi informasi ke Myanmar. Tim ini bertugas menyelidiki masalah teknis tentang penyadapan telepon yang terjadi di Kedutaan Besar Indonesia di Myanmar. Pengiriman tim dilakukan setelah ada bantahan dari pemerintah Myanmar mengenai penyadapan telepon di KBRI beberapa waktu yang lalu. Menteri Luar Negeri Hassan Wirajudha mengatakan kerugian dari penyadapan di KBRI berupa kebocoran informasi. "Dalam dunia diplomatik harus siaga beroperasi di wilayah orang lain," katanya di Pandeglang, Rabu (14/7). Dalam kehidupan diplomatik luar negeri banyak program rahasia yang harus dibenahi. Selain itu pejabat Indonesia harus dianjurkan untuk tidak sembarangan bicara melalui alat komunikasi.Penyadapan KBRI ditemukan pada gelombang telepon pada 5 megahertz juga pada level 2,9 atau 3 megahertz. Sebetulnya menurut Hassan, penyadapan di Myanmar baru terjadi. Departemen Luar Negeri sudah memanggil duta besar Myanmar untuk menyampaikan protes Indonesia. Selain itu dubes Myanmar menyampaikan keprihatinnya yang mendalam atas dukungan diplomatik kedua negara. "Bahwa antar terjadi antara sesama anggota ASEAN merupakan tindakan yang notabebe, melanggar konfrensi Wina tahun 1962," katanya.Mengenai hubungan diplomatik terdapat etika bahwa kantor kedutaan besar suatu negara dan segala fasilitasnya tidak boleh diganggu. Selanjutnya Hassan meminta kepada pemerintah Myanmar untuk mengambil tindakan korektif. Permintaan ini disampaikannya kepada duta besar Myanmar yang akan dibicarakan lebih lanjut. "Ini soal keluhan Indonesia," ujarnya. Hassan mengatakan indikasi kuat penyadapan mudah untuk dikembalikan seperti dalam keadaaan semula. Artinya pemerintah Mynmar dapat membalikkan tuduhan adanya indikasi penyadapan. Hal ini dikarenakan tinggal mencapai alat komunikasi yang pada akhirnya tidak bisa dibuktikan. "Akan bisa dikatakan tidak," ujarnya.Penjelasan Myanmar mengenai bantahan dilatar belakangi oleh fasilitas telepon yang sama sejak perang dunia kedua sampai sekarang. Salah satu negara ASEAN itu masih menggunakan teknologi informasi yang sama. Sistem telepon di Myanmar masih berlaku sejak perang dunia kedua, karena itu bisa dari sistem kabel yang tidak menampilkan gelombang yang tidak normal.

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

17 jam lalu

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

Kementerian Luar Negeri melakukan kontak setiap hari dengan para relawan Mer-C untuk memonitor kondisi mereka

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Mengutuk Upaya Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia dan Doakan Lekas Sembuh

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Mengutuk Upaya Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia dan Doakan Lekas Sembuh

Kementerian Luar Negeri Rusia dengan keras mengutuk serangan pada perdana menteri Slovakia dan mendoakan agar Robert Fico lekas bugar

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Pastikan Indonesia akan Selalu Berpihak pada Palestina

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Pastikan Indonesia akan Selalu Berpihak pada Palestina

Kementerian Luar Negeri kembali menegaskan dukungan pemerintah dan rakyat Indonesia terhadap Palestina.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya

Indonesia-Kazakhstan Segera Rampungkan Perjanjian Kerja Sama Promosi dan Perlindungan Investasi

5 hari lalu

Indonesia-Kazakhstan Segera Rampungkan Perjanjian Kerja Sama Promosi dan Perlindungan Investasi

Pemerintah Indonesia dan Kazakhstan merencanakan kelanjutan proses negoisasi terkait promosi dan investasi pada Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Indonesia Mengutuk Pembakaran Kantor UNRWA di Yerusalem oleh Warga Israel

7 hari lalu

Indonesia Mengutuk Pembakaran Kantor UNRWA di Yerusalem oleh Warga Israel

Kementerian Luar Negeri RI mengatakan aksi pembakaran markas besar UNRWA di Yerusalem oleh warga ekstremis merupakan tanggung jawab Israel.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Komentari Maraknya Gelombang Unjuk Rasa Pro-Palestina

8 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Komentari Maraknya Gelombang Unjuk Rasa Pro-Palestina

Kementerian Luar Negeri menilai gelombang unjuk rasa pro-Palestina di sejumlah negara adalah bentuk kekecewaan mahasiswa pada negara atas perang Gaza

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

10 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

10 hari lalu

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

Kementerian Luar Negeri RI mengecam keras perebutan Israel terhadap Penyeberangan Rafah di sisi Palestina.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

11 hari lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya