TEMPO Interaktif, Jakarta:Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengharapkan koalisi yang terbentuk di putaran kedua pemilihan presiden bersifat permanen, sehingga jika koalisi tersebut gagal memenangkan kursi presiden, masih akan terus bertahan untuk membentuk koalisi sebagai kekuatan oposisi di parlemen.Kalau dapat kursi eksekutif, kami akan ikut, tapi kalau tidak, bersama-sama memperkuat oposisi di parlemen, kata Wakil Ketua Umum PPP Alimarwan Hanan seusai menghadiri peringatan Hari Koperasi di Istora Senayan, Jakarta, Senin (12/7).Selain itu, Alimarwan juga berharap koalisi yang terbentuk akan mempunyai kekuatan politik signifikan di parlemen, sehingga kalau berhasil memenangkan kursi presiden, pemerintahan yang terbentuk akan mempunyai dukungan parlemen yang kuat. Namun dia mengelak saat ditanya apakah PPP akan lebih memilih berkoalisi dengan PDIP daripada dengan Partai Demokrat yang mencalonkan Yudhoyono. Waktunya kan masih panjang, katanya.Sebelumnya, beberapa fungsionaris PPP mengatakan kedekatan partai berlambang Ka'bah dengan PDIP selama ini akan menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan koalisi. Ketua PPP Arief Mudatsir Mandan juga menyinggung posisi Hasyim Muzadi sebagai Ketua Umum (non aktif) PB Nahdlatul Ulama sebagai faktor yang juga akan diperhitungkan. Sebagian besar pemilih PPP kan warga NU, katanya.Soal desakan daerah untuk mengevaluasi kinerja kepemimpinan Hamzah Haz sebagai Ketua Umum PPP melalui Muktamar Luar Biasa, Alimarwan mengatakan usulan itu harus mendapatkan dukungan minimal dua pertiga dari 440 pengurus cabang dan wilayah. Namun, menurutnya, berkurangnya suara PPP di pemilihan presiden dibandingkan pemilu legislatif merupakan kesalahan dari seluruh lapisan organisasi PPP. "Setiap saat kita siap dievaluasi, tapi jangan-jangan malah mengevaluasi diri sendiri," katanya.Sapto P. - Tempo News Room