Partai Berani Munculkan Calon Presiden Alternatif?
Editor
Yandi M rofiyandi TNR
Minggu, 25 November 2012 14:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -- Satu setengah tahun menjelang pemilihan presiden 2014 mendatang, bursa calon presiden masih didominasi wajah lama. Sejumlah survei menunjukkan calon dengan elektabilitas tinggi masih diisi oleh figur lama yang pernah bertarung dalam pemilihan presiden sebelumnya.
Pada saat bersamaan, jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan masih tergolong tinggi, lebih dari 50 persen. Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, mengatakan, fenomena ini menunjukkan calon yang ada belum bisa menjawab keinginan publik akan lahirnya pemimpin baru. "Makanya partai harus berani memunculkan kandidat calon alternatif baru." ujar Ari saat dihubungi Ahad, 25 November 2012.
Kebutuhan publik akan munculnya pemimpin baru, kata Ari, terlihat jelas dari Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta yang memunculkan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sebagai gubernur dan wakil gubernur. Padahal, dalam pemilihan, pasangan ini harus melawan gubernur petahana, Fauzi Bowo.
Ari yakin, kehadiran capres alternatif akan memberi harapan baru bagi masyarakat untuk Indonesia yang lebih baik. Meski begitu, Ari mengakui, untuk memunculkan calon presiden alternatif, tak sesederhana memunculkan gubernur alternatif. Saat ini, Undang-Undang Pemilihan Presiden mensyaratkan hanya partai yang memperoleh 25 persen suara dalam pemilu atau 20 persen suara di parlemen yang bisa mengajukan calon presiden. Persyaratan ini, kata Ari, akan mematikan tokoh alternatif yang akan muncul di pemilihan presiden mendatang.
Untuk bisa memunculkan calon presiden alternatif, Ari meminta partai poltik bergerak cepat dalam dua hal. Pertama, segera menuntaskan revisi UU Pilpres, yang kini tengah dibahas Badan Legislatif.
Cara kedua, meminta partai, terutama partai yang belum mengusung capres, segera melakukan rekrutmen terbuka untuk memilih capres yang akan diusung. Caranya bisa dengan metode konvensi atau dengan melakukan inventaris para calon berdasarkan rekam jejak ketokohan.
"Partai harus didorong melakukan konvensi karena capres itu tidak muncul tiba-tiba, tetapi harus dimunculkan dari awal," kata dia
Bedasarkan survei yang dilakukan Pol Tracking Institute, Oktober lalu, beberapa nama mulai menguat di publik untuk diusung pada pemilihan 2014 mendatang. Beberapa di antaranya, Mahfud Md., Anies Baswedan, Khofifah Indar Parawangsa, Sri Mulyani Indrawati, dan Pramono Anung.
Menurut Ari, yang paling penting dalam mencari calon presiden alternatif adalah untuk perubahan politik dan kebangsaan yang lebih mapan. "Saya kira, yang penting bukan soal nama, tapi proses, yaitu partai diberikan keleluasaan untuk memilih calon presiden dari banyak nama."
Saat ini, beberapa partai parlemen sudah punya calon kuat untuk diusung sebagai calon presiden. Partai Golkar, misalnya, sudah menetapkan akan mengusung Ketua Umum Aburizal Bakrie, sementara Partai Amanat Nasional mengusung Ketua Umum Hatta Rajasa. Sedangkan Gerindra mengusung Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto. Namun sejumlah partai lain, seperti Demokrat, PDIP, PKS, dan PPP, belum menetapkan calon.
IRA GUSLINA SUFA
Berita populer:
Video Jokowi Ahok Ditonton 5 Juta Orang
Curhat Arthur Irawan Setelah Dicoret dari Timnas
Pergub Parkir Disomasi David, Jokowi Malah Senang
Sehari dengan Ahok: Woi Hok, Berangkat Lu !
Sehari dengan Ahok: Jangan Buang Jarum di Monas