Pondok Darul Akhfiya Berdiri di Kompleks Non-Muslim

Reporter

Rabu, 14 November 2012 11:52 WIB

Sekelompok santri diamankan oleh Polres Nganjuk dan dititipkan sementara di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (13/11). ANTARA/Arief Priyono

TEMPO.CO, Nganjuk - Ratusan warga yang dipimpin tokoh masyarakat tiba-tiba menyerbu Pondok Pesantren Darul Akhfiya Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Nganjuk, Senin, 12 November 2012 malam. Belakangan diketahui selain mengajarkan ilmu agama, pondok itu juga melatih ilmu bela diri kepada santrinya selayaknya di sebuah kamp militer.

Kepala Desa Kepuh, David Wilianto, mengatakan perseteruan warga dengan pihak pondok sebenarnya seperti api dalam sekam. Sejak berdiri satu tahun silam di lingkungan Rukun Tetangga II Rukun Warga II, warga sudah tidak menyukai keberadaan mereka. “Tiba-tiba saja ada papan nama pondok tanpa izin lingkungan,” kata David kepada Tempo, Rabu, 14 November 2012.

Entah bagaimana kisahnya, pondok yang sebelumnya adalah rumah pribadi milik Badal Ariyoso, warga setempat itu, dijual kepada Ustadz Nasiruddin Ahmad. Proses jual beli tersebut, menurut David, dilakukan tanpa sepengetahuan perangkat desa dan diurus oleh seorang notaris yang beralamat di Solo, Jawa Tengah.

Setelah beberapa hari beralih pemilik, rumah ukuran 50x15 meter ditambah pekarangan seluas 100 x20 meter ini tiba-tiba didatangi sejumlah remaja pria. Kedatangan mereka ke tempat itu juga tidak didahului pemberitahuan kepada Ketua Rukun Tetangga setempat. “Awalnya hanya 15 orang, lama-lama menjadi banyak sekali,” kata David.

Karena menimbulkan keresahan, David memanggil Nasiruddin untuk menjelaskan aktivitasnya di rumah itu. Kala itu Nasiruddin berdalih akan mendirikan yayasan untuk membantu anak putus sekolah. Bahkan dia juga menunjukkan surat izin pendirian yayasan yang dikeluarkan notaris dari Solo itu. Kepada David, Nasiruddin juga berjanji akan membantu anak-anak sekitar yang kurang beruntung.

Setelah dipantau beberapa bulan, jumlah remaja yang datang semakin banyak. Anehnya, mereka bukan dari anak-anak sekitar seperti yang dijanjikan Nasiruddin. Selain mengaji, para remaja itu mendalami ilmu bela diri di pekarangan belakang rumah yang terbuka. Di tempat ini terdapat empat buah saung dan beberapa peralatan latihan ilmu bela diri.

Dalam waktu tertentu latihan bela diri ini juga dilakukan di bantaran Sungai Brantas yang diketahui terbuka oleh masyarakat. Saat jumlah santrinya semakin banyak, Nasiruddin memasang papan nama Pondok Pesantren Darul Akhfiya, bukan yayasan sosial seperti yang disampaikan sebelumnya.

Keberadaan pondok pesantren dadakan inilah yang menurut David memicu ketegangan dengan warga. Apalagi sebagian besar masyarakat di lingkungan itu adalah non-muslim. Keberadaan pondok bahkan hanya berjarak satu rumah dengan Sekolah Menengah Farmasi Katolik. “Mayoritas warga lingkungan itu non-muslim,” kata David.

Apalagi Nasaruddin menyatakan menolak keinginan warga untuk memindahkan aktivitasnya ke tempat lain. Surat peringatan dari perangkat desa yang memberi tengat waktu untuk angkat kaki hingga pukul 16.00 WIB juga tak dipenuhi. Inilah yang membuat warga marah dan melakukan pengusiran paksa kepada penghuni pondok setelah mencopot papan nama pondok.

HARI TRI WASONO



Berita Terpopuler
Dahlan Iskan Kaget BP Migas Dibubarkan
Kepala BPMigas Sedih Banyak Digugat Ormas Islam

Ridho Rhoma Minta Rhoma Irama Bersedia ''Nyapres''

Maestro Kesenian Sunda Ma Ageung Tutup Usia

Hati-hati dengan Suplemen Multivitamin

Waspadai Penuaan pada Sistem Kekebalan Tubuh




Advertising
Advertising

Berita terkait

Polri Bakal Berlakukan Pemberitahuan Tilang Via WhatsApp, Kompolnas Akan Supervisi Kebijakan

1 hari lalu

Polri Bakal Berlakukan Pemberitahuan Tilang Via WhatsApp, Kompolnas Akan Supervisi Kebijakan

Kompolnas mengapresiasi berbagai inovasi baru yang dibuat Polri untuk pelayanan kepada masyarakat, seperti notifikasi tilang via pesan WhatsApp.

Baca Selengkapnya

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

2 hari lalu

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

Menurut jubir TPNPB-OPM, banyak sekolah di pedalaman Papua dijadikan sebagai pos militer TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

2 hari lalu

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

SAFENet mengingatkan Polri dan BSSN untuk transparan dalam dugaan impor alat sadap atau spyware dari sejumlah perusahaan Israel.

Baca Selengkapnya

Disebut Berbaur dengan Warga Saat Kontak Senjata, TPNPB OPM: Kami Kan Perang Gerilya

2 hari lalu

Disebut Berbaur dengan Warga Saat Kontak Senjata, TPNPB OPM: Kami Kan Perang Gerilya

TPNPB-OPM, menjelaskan soal penyerangan markas Kepolisian Sektor Homeyo di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, sebagai perang gerilya.

Baca Selengkapnya

Jasa Raharja dan Korlantas Polri Upayakan Kelancaran Lalu lintas dan Zero Accident di HUT RI

2 hari lalu

Jasa Raharja dan Korlantas Polri Upayakan Kelancaran Lalu lintas dan Zero Accident di HUT RI

Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono, bersama Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Aan Suhanan, meninjau kesiapan pengamanan dan pengawalan upacara HUT RI ke-79, di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

2 hari lalu

TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

TPNPB-OPM menyampaikan alasan membakar gedung sekolah saat menyerang aparat militer di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah.

Baca Selengkapnya

Polri Kirim 2.446 Personel dan 310 Kendaraan untuk World Water Forum ke-10 di Bali

2 hari lalu

Polri Kirim 2.446 Personel dan 310 Kendaraan untuk World Water Forum ke-10 di Bali

Bali akan menjadi tuan rumah acara World Water Forum pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

2 hari lalu

TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia membuka akses bagi lembaga-lembaga HAM nasional maupun internasional ke Papua.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

2 hari lalu

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

TNI-Polri disebut telah mengerahkan helikopter militer sejak 4-5 Mei 2024 dalam misi pengejaran pasukan TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Kasus Pembunuhan Hebohkan Publik, Terakhir Kasus Mayat dalam Koper

2 hari lalu

Sejumlah Kasus Pembunuhan Hebohkan Publik, Terakhir Kasus Mayat dalam Koper

Penduduk Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, menjadi gaduh setelah ditemukannya mayat dalam koper pada 25 April lalu. Ini kasus pembunuhan lain.

Baca Selengkapnya