Emha: Syiah dan Sunni Ibarat Pecel dan Rawon

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 22 Oktober 2012 15:09 WIB

Emha Ainun Najib atau biasa disapa Cak Nun. ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Surabaya - Budayawan Emha Ainun Nadjib menilai penolakan terhadap aliran Syiah di Indonesia semata karena masyarakat belum memahami perbedaan di antara keduanya. Emha kemudian mengambil contoh sederhana.

"Perbedaan Syiah dan Sunni itu sama juga dengan perbedaan antara pecel dan rawon," kata Emha ketika menjadi pembicara dialog publik "Haruskah Syiah Ditolak?" yang digelar Senat Mahasiswa dan Rayon PMII Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya, Senin, 22 Oktober 2012.

Dengan pengandaian sederhana itu, Emha balik bertanya, apakah pecinta pecel harus mensesatkan pecinta rawon atau sebaliknya? Menurut dia, perbedaan ini sama halnya ketika Nabi selalu menggunakan pakaian yang tidak menutup mata kaki, kemudian mereka yang tidak menutup mata kaki harus dikafirkan.

Pada prinsipnya, kata Emha, masyarakat semestinya memahami terlebih dahulu perbedaan antara yang khilafiah dan iktilafiah. Khilafiah adalah perbedaan mendasar, misalnya, paham melarang salat, sedangkan iktilafiah merupakan perbedaan di tingkat yang lebih kecil, seperti Nahdlatul Ulama mengharuskan wirid seusai salat dibaca bersamaan antara imam dan makmum, sedangkanMuhammadiyah mengharuskan wirid dibaca sendiri-sendiri.

"Kalau perbedaanya di tingkat iktilafiah harusnya tidak usah diperpanjang," kata Emha. Kalau pun perbedaan antara Syiah dan Sunni ada di tingkat iktilafiah, Emha menilai wajar jika terjadi gejolak. "Tapi harus dibatasi. Jangan lama-lama dan harus segera berdialog," ujarnya. Menurut Emha, munculnya Syiah di muka bumi disebabkan adanya pertentangan siapa pengganti Nabi Muhammad untuk menjadi khalifah.

Pengarang buku Atlas Wali Songo yang juga Wakil Ketua Lembaga Kajian Sosial dan Budaya NU, Agus Sunyoto, mengatakan masyarakat Indonesia pada dasarnya sangat toleran. "Buktinya ada empat menteri agama di masa Majapahit," ujar Agus.

Sunni, kata Agus, juga memiliki akar historis yang tidak bisa dipisahkan dengan Syiah. Dia mencontohkan Imam Malik dan Abu Hanifah, yang merupakan imam orang Sunni, berguru kepada Jakfar Shodiq yang merupakan imam orang Syiah. "Ada rangkaian keilmuan yang turun-temurun," kata dia.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Berita terpopuler lainnya:
Tiga Jam Menanti Jokowi

Kunci Hidup Sukses ala Dahlan Iskan

Penambang Liar Berebut Emas dengan Surya Paloh

Jokowi Dapat ''Lampu Hijau'' Bangun Kampung Susun

Begini Sosok Terduga Teroris yang Tantang Densus

Rebutan Tambang Emas, Hutan Banyuwangi Jadi Korban

Keseleo Lidah, SBY Jadi ''Presiden Soeharto''

Berita terkait

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

27 Juni 2019

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

Protes kekerasan atas nama agama digelar di India, setelah gerombolan Hindu melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang pria Muslim pekan lalu.

Baca Selengkapnya

SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

20 Februari 2018

SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas.

Baca Selengkapnya

Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

26 September 2017

Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

Djarot mengatakan tindakan Joker membubarkan kebaktian Pulogebang tidak mencerminkan Islam yang damai dan penuh rahmat.

Baca Selengkapnya

Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

26 September 2017

Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

Setelah kasus kebaktian Pulogebang terjadi, Forum Komunikasi akan menunjuk perwakilan dari agama dan suku pada setiap blok selaku komunikator.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

26 September 2017

Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

Sukatma pun menerangkan bahwa video rusuh kebaktian Pulogebang yang viral tersebut tidak lengkap .

Baca Selengkapnya

Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

26 September 2017

Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

Tokoh masyarakat telah membuat kesepakatan agar insiden pembubaran kebaktian Pulogebang tidak terulang.

Baca Selengkapnya

Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

25 September 2017

Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

Arist?berpendapat, menjalankan ibadah, termasuk kebaktian?Pulogebang,?adalah hak fundamental yang dilindungi secara universal.

Baca Selengkapnya

Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

25 September 2017

Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

Pria bernama Nasoem Sulaiman alias Joker terekam kamera tengah membubarkan kebaktian Pulogebang

Baca Selengkapnya

Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

Nasoem alias Joker rajin beribadah dan menjadi tokoh masyarakat di rusun. Dia dibawa ke kantor polisi lantaran membuat rusuh kebaktian di Pulo Gebang.

Baca Selengkapnya

Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

Tak sampai 24 jam setelah mengganggu kebaktian di Rumah Susun Pulogebang, Joker dihajar empat orang pria bertubuh tinggi dan besar di rumahnya.

Baca Selengkapnya