DPR Didesak Desain Pemilukada Serentak  

Reporter

Kamis, 18 Oktober 2012 14:11 WIB

Pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta 2012 di Rutan Cipinang, Jakarta, Kamis (20/9). ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat didesak segera mendesain penyelenggaraan pemilihan umum kepala daerah secara serentak. Selain untuk menghemat penyelenggaraan pemilu, pemilukada nasional juga diyakini bisa meminimalisasi konflik di tingkat masyarakat.

"Tahapannya bisa dimulai serentak di tingkatan provinsi," kata peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, di kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 18 Oktober 2012. Menurut Siti, pelaksanaan secara serentak di level lokal untuk memilih gubernur dan bupati/wali kota penting untuk menguji menuju pemilukada yang dirancang dilakukan bersamaan di seluruh Indonesia.

Menurut Siti, jika pemilukada langsung dilakukan secara bersamaan di seluruh provinsi di Indonesia, hal itu justru akan mengkhawatirkan. Siti tidak bisa membayangkan bagaimana instrumen hukum seperti Mahkamah Konstitusi dan Pengadilan Tata Usaha Negara bisa menyelesaikan persoalan jika terjadi kisruh pasca pemilukada. Dia menjelaskan, setelah terbukti efektivitasnya di level lokal untuk memilih gubernur atau bupati/wali kota, tahapan pemilu serentak bisa dilakukan di level nasional.

Siti meminta Dewan bisa menghasilkan peraturan tentang pemilukada yang lebih komprehensif. Dia mengkritik beberapa undang-undang tentang pemilihan kepala daerah yang selalu berubah sejak 1999 hingga saat ini. "Harus bisa membuat peraturan yang filosofis," kata dia.

Anggota Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang tentang Pemilukada, Abdul Malik Haramain, menyatakan untuk mendesain pemilukada serentak adalah dengan melihat kalender politik. Selain itu, faktor yang keserentakan yang mesti diperhatikan adalah apakah pada tingkat eksekutif dengan legislastif atau serentak pada tingkat nasional atau daerah.

RUU Pemilukada yang disampaikan pemerintah, salah satu konsep yang disetujui semua fraksi. Konsep itu adalah payung hukum pemilukada serentak selama setahun sejak masa berakhirnya kepala daerah. "Apakah dimajukan atau dimundurkan setahun," kata Malik.

Malik menyatakan, salah satu alasan pelaksanaan pemilukada serentak adalah efisiensi bagi penyelenggara pemilu serta untuk menekan anggaran yang dikeluarkan. Namun, dia tidak sepakat jika jabatan gubernur dipilih oleh anggota DPRD. Menurut dia, jika kondisi ini terjadi, maka prinsip efisiensi menjadi tidak berarti.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri mengusulkan sejumlah pemilukada yang seharusnya dijadwalkan pada 2014 dimundurkan menjadi Oktober 2013. Jika ini direalisasikan, maka setidaknya ada 43 pemilukada yang diselenggarakan serentak pada bulan tersebut. Opsi kedua adalah memundurkan pemilukada pada hingga 2015. Jika ini dilakukan, maka ada 279 pemilukada yang dilakukan serentak pada 2015.

WAYAN AGUS PURNOMO

Berita terkait

Fadli Zon: Calon Kepala Daerah dari TNI/Polri Belum Tentu Tegas

6 Januari 2018

Fadli Zon: Calon Kepala Daerah dari TNI/Polri Belum Tentu Tegas

Soal perwira TNI/Polri yang terjun ke dunia politik lewat Pilkada menurut Fadli Zon tak menentukan ia akan tegas dalam memimpin.

Baca Selengkapnya

Jenderal Ikut Pilkada, Ahli Pertahanan: Aturannya Berantakan

6 Januari 2018

Jenderal Ikut Pilkada, Ahli Pertahanan: Aturannya Berantakan

Jika merujuk pada UU Pilkada, anggota TNI, personel Polri, dan pejabat negara lain tidak perlu mundur dari jabatannya saat akan mencalonkan diri.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Jenderal Ikut Pilkada karena Kaderisasi Partai Gagal

6 Januari 2018

Pengamat: Jenderal Ikut Pilkada karena Kaderisasi Partai Gagal

Keputusan mengusung calon bukan kader partai dalam pilkada akan menimbulkan konsekuensi. Di antaranya sulit dikontrol dan diawasi partai.

Baca Selengkapnya

Golkar Resmi Usung Bima Arya dan Direktur KPK di Pilkada Bogor 2018

6 Januari 2018

Golkar Resmi Usung Bima Arya dan Direktur KPK di Pilkada Bogor 2018

Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku memilih Dedie dengan menilai sisi personal wakil yang digandengnya dalam pilkada Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Empat Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTB Siap Bertarung

5 Januari 2018

Empat Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTB Siap Bertarung

Satu wajah baru dan tiga pejabat lama akan bertarung memperebutkan kursi Gubernur NTB pada Pilkada serentak Juni 2018 mendatang.

Baca Selengkapnya

Pilkada, BI Kaltim Prediksi Peredaran Uang Palsu Meningkat

4 Januari 2018

Pilkada, BI Kaltim Prediksi Peredaran Uang Palsu Meningkat

BI Kaltim memprediksi peredaran uang palsu meningkat bersamaan dengan Pikada.

Baca Selengkapnya

Gerindra Punya Syarat Sebelum Calonkan Moreno di Pilkada Jatim

27 Desember 2017

Gerindra Punya Syarat Sebelum Calonkan Moreno di Pilkada Jatim

Banyak pihak meragukan kemampuan politik kader Gerindra yang juga atlet balap Moreno. Namun, Gerindra tidak ragu sedikit pun.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2017: Setelah Pilkada Rasa Sara dan Politik Identitas

26 Desember 2017

Kaleidoskop 2017: Setelah Pilkada Rasa Sara dan Politik Identitas

Politik identitas masih membayangi Pilkada 2018, terpilihnya Anies-Sandi mencerminkan adanya polarisasi di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018 Diprediksi Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

17 Desember 2017

Pilkada 2018 Diprediksi Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

Kebijakan moneter yang telah dimulai sejak tahun ini dan kebijakan pemerintah untuk 2018 akan mampu menopang penguatan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Ketua PSSI Nyalon di Pilkada Sumatera Utara, Ini Kata Kemenpora

22 November 2017

Ketua PSSI Nyalon di Pilkada Sumatera Utara, Ini Kata Kemenpora

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi akan maju dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023.

Baca Selengkapnya