Kompolnas: Ada Kejanggalan Pengusutan Kasus Novel  

Reporter

Editor

Pruwanto

Minggu, 14 Oktober 2012 03:47 WIB

Novel Baswedan. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional mengakui beberapa kejanggalan dalam pengungkapan kasus penganiayaan yang dituduhkan kepada penyidik KPK, Komisaris Novel Baswedan, oleh kepolisian. "Terkait materi investigasi, belum dapat disimpulkan. Namun ia mengakui terdapat beberapa kejanggalan dalam pengungkapan kasus ini," kata Ketua Tim Investigasi Kompolnas Safriadi Cut Ali, Sabtu, 13 Oktober 2012.

Komisi Kepolisian menginvestigasi penanganan kasus penganiayaan ini selama empat hari di Bengkulu. Selain Syafriadi, tiga anggota Komisi yang menginvestigasi adalah M. Nasser, Edi Saputra Hasibuan, dan Hamidah Abdurrachman.

Menurut Safriadi, kejanggalan itu satu di antaranya adalah hasil penyidikan anggota Provost atau Propam pada 2004. "Karena ada beberapa keterangan yang tidak sinkron kemudian Provost juga tidak memberikan rekomendasi yang jelas apakah ada unsur pidana dari para anggota polisi yang terlibat sehingga (kasusnya) bias," kata dia.

Kompolnas menyatakan tetap akan melanjutkan investigasinya sebagai bagian dari tugas undang-undang dan peraturan Presiden. Namun lembaga ini tetap mendukung investigasi oleh tim independen.

Investigasi Kompolnas akan menetapkan tiga materi. Materi itu adalah mengusut ada-tidaknya rekayasa dari kepolisian atas kasus Novel dan mengusut kebenaran keterlibatan Novel seperti yang dituduhkan kepadanya. "Dan ketiga, keprofesionalan aparat kepolisian di Polda dan Polres Bengkulu dalam penyidikan kasus ini hingga ke sidang etik oleh Provost pada 2004," kata Naser.

Hasil investigasi itu nantinya akan direkonstruksi ulang sebelum dibawa ke dalam rapat pleno dan diserahkan kepada Ketua Kompolnas, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto.

PHESI ESTER JULIKAWATI

Berita Terpopuler

Prabowo Emoh Minta Visa ke Amerika

Gaji Penyidik KPK 4 Kali Lebih Banyak dari Polri

Gerindra Mulai Gencar Lobi Elite Amerika

Keluarga Prabowo Dirikan Pusat Studi di Amerika

Eks Terpidana Terorisme Minta Tak Ada Lagi Bom

Survei: Publik Lebih Percaya SBY ketimbang DPR






Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

7 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

9 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

9 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

21 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

52 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

52 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

52 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

53 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

53 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

54 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya