TEMPO.CO, Jakarta- Lembaga pegiat antikorupsi Indonesia Corruption Watch meyakini upaya melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi bakal terus berlanjut. Peneliti ICW Emerson Yuntho mengatakan musuh KPK akan menggunakan cara legal maupun ilegal.
“Mereka pasti menggunakan segala kewenangannya untuk melemahkan KPK,” kata Emerson, saat dihubungi Tempo, Kamis, 4 Oktober 2012.
Emerson menduga upaya pelemahan dalam jangka pendek dengan menggagalkan proses rekrutmen penyidik internal KPK. Misalnya, dengan menggalang dukungan tak menyetujui KPK. Cara lain, dengan mengkambinghitamkan KPK dengan mengisukan komisi itu tebang pilih menangani korupsi.
Menurut Emerson, upaya pelemahan bisa berasal dari DPR. Dewan bisa melemahkan KPK dengan tiga hak yang melekat: anggaran, legislasi, dan pengawasan. Misalnya, dengan mengurangi anggaran KPK atau menekan komisi antikorupsi saat rapat kerja.
Upaya melemahkan KPK dirasa semakin kuat belakangan ini. Antara lain dengan penolakan DPR atas rencana pembangunan gedung komisi antirasuah dan revisi Undang-Undang KPK yang memangkas kewenangan lembaga itu.
Emerson mengatakan, dukungan publik sangat dibutuhkan menghadapi pelemahan ini. “Kalau publik tak sadar, ya repot,” katanya.
GADI MAKITAN
Berita lain:
Cara Putri Gus Dur ''Merayu'' Djoko Susilo
3 Jurus Melumpuhkan KPK
DPR Terbelah Soal Revisi UU KPK
Abraham Samad Telpon Kapolri Soal Penyidik
Dahlan Iskan: 15 Tahun Lagi Indonesia Sangat Maju
Berita terkait
Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman
22 hari lalu
Kabar peleburan KPK dengan Ombudsman menimbulkan polemik. Bappenas membantah tengah membahas peleburan tersebut.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Potensi Konflik Kepentingan Pimpinan KPK dan Rafael Alun, Pemerintah Resmi Naikkan Harga Beras
16 Maret 2023
Berita bisnis terpopuler: Potensi konflik kepentingan pimpinan KPK dan Rafael Alun, harga beras resmi naik.
Baca SelengkapnyaRafael Alun Diduga Satu Angkatan STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, ICW: Ada Potensi Konflik Kepentingan
15 Maret 2023
Rafael Alun diduga satu angkatan di STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. Ada potensi konflik kepentingan, ICW minta KPK terbuka.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Gugat Putusan Keterbukaan Informasi Audit JKN BPJS, Ini Tanggapan KIP
12 Februari 2023
Wakil Ketua KIP Arya Sandhiyudha angkat bicara gugatan Sri Mulyani terkait putusan keterbukaan informasi audit JKN BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaDigugat Sri Mulyani, ICW: Yang Kami Minta Hasil Audit terkait Dana Publik
11 Februari 2023
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Agus Sunaryanto mengaku heran dengan sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani yang bersikukuh tidak ingin mengeluarkan ke publik hasil audit program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaDigugat Sri Mulyani, ICW: Uji Akses Informasi Kami sudah Dimenangkan KIP
11 Februari 2023
Menteri Keuangan Sri Mulyani menggugat Indonesia Corruption Watch (ICW) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta
Baca SelengkapnyaBW Anggap Pembangkangan KPK ke Ombudsman Hal yang Tak Patut
6 Agustus 2021
KPK menolak menjalankan tindakan korektif yang diberikan Ombudsman perihal alih status pegawai.
Baca SelengkapnyaICW Ingatkan Kejaksaan Agung Jangan Intervensi Kasus Imam Nahrawi
21 Mei 2020
Peringatan ICW terhadap kejaksaan Agung mendasarkan pada penjelasan mantan Asisten Pribadi Imam Nahrawi, Miftahul Ulum.
Baca SelengkapnyaDinilai Sebagai Pimpinan yang Terburuk, KPK: ICW Paling Benar
30 Desember 2019
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango angkat bicara perihal penilaian Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebut bahwa lembaga di bawah kepimpinannya menjadi yang terburuk.
Baca SelengkapnyaPeneliti ICW Menolak Konsep Dewan Pengawas KPK
12 Desember 2019
Dewan Pengawas KPK dianggap tetap menggambarkan bahwa negara gagal memahami konsep penguatan.
Baca Selengkapnya