400-an Orang Demo Konjen AS dan Prancis  

Reporter

Editor

Pruwanto

Jumat, 21 September 2012 16:03 WIB

Massa dari Gabungan Masyarakat Islam Surabaya (GAMIS) serta Front Pemuda Pecinta Nabi melakukan aksi di bekas Konsulat AS di jalan DR Sutomo, Surabaya, Jumat (9/21). TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 400-an orang dari Gerakan Masyarakat Islam Surabaya (Gemas) Surabaya mendatangi bekas kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Jalan Dr Soetomo, Surabaya, Jumat, 21 September 2012.

Dengan membawa aneka poster dan spanduk, massa umat Islam menentang pembuatan film Innocence of Moslems yang dibuat oleh seorang warga Amerika. Sebelum mendatangi bekas kantor Konsulat Jenderal AS di Jalan Dr Soetomo, massa yang mayoritas berasal dari Jamaah Ansharut Tauhit serta Front Pemuda Pembela Nabi ini sempat long march dari Masjid Al-fallah.

Mereka menyusuri kawasan Jalan Darmo dan sempat berhenti sejenak di seberang jalan restoran cepat saji McDonald. Karena restoran tutup, massa lantas melanjutkan long march menuju Jalan Dr Soetomo. "Kami rela mati daripada hidup di tengah nabi kami yang dihina. Kafiruna, aljihad-aljihad," kata juru bicara aksi, Zulkarnain Yusuf.

Di depan bekas Konsulat, massa yang mengenakan penutup mulut ini juga terus menggelar beragam orasi mengecam pemerintahan Amerika. Unjuk rasa dikawal ketat aparat kepolisian sehingga massa aksi tak bisa mendekati gedung.

Seusai berunjuk rasa, massa lantas bergerak kembali menuju restoran cepat saji McDonald yang memang tak jauh dari bekas kantor Konsulat Jenderal Amerika. Massa aksi juga akan mendatangi kantor Konsulat Jenderal Prancis di Jalan Ratna, Surabaya.

Gerakan Masyarakat Islam Surabaya (Gemas) kemudian menyegel restoran cepat saji McDonald, Pizza Hut, serta KFC di sepanjang Jalan Darmo, Surabaya. Dari pantauan Tempo, penyegelan dilakukan meski ketiga restoran tersebut tutup. Awalnya, massa mendatangi McDonald. Setelah orasi sejenak, perwakilan massa lantas menempelkan kertas putih bertuliskan "Disegel Umat Islam". "Sebagian laba restoran ini untuk mendanai gerakan anti-Islam," kata kata juru bicara aksi, Zulkarnain Yusuf.

Penyegelan sempat diwarnai kericuhan karena penyegel sempat dihalang-halangi aparat. Setelah aparat mengalah dan membiarkan massa menempelkan kertas segel, kericuhan berhenti dan massa melanjutkan long march menuju Konsulat Jenderal Prancis yang berada di Jalan Ratna, Surabaya.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Berita Terpopuler
10 Tuduhan Baru untuk ‘The Joker’ Colorado

Inggris Wajibkan Prajurit Wanita Jalani Tes Hamil

Soal Kartun Nabi, Muslim Diminta Menahan Diri

Komik Nabi Muhammad, Demo Besar di Iran

1.800 Aparat Amankan Konjen AS di Surabaya

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya