Buta Aksara di Jember Tertinggi di Indonesia  

Reporter

Senin, 10 September 2012 12:09 WIB

Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jember - Para aktivis Gerakan Peduli Perempuan (GPP) Jember mengecam kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jember, Jawa Timur, yang dinilai tidak serius mengatasi masalah buta aksara. Mereka juga menuntut pejabat Pemerintah Kabupaten Jember agar mampu mengurangi angka buta aksara di Jember yang jumlahnya paling besar di Indonesia.

"Selain melakukan progran keaksaraan yang serius, harus ada audit dan transparansi anggaran program Keaksaraan Fungsional (KF)," kata Direktur GPP Jember, Ummal Hoir, Senin, 10 September 2012.

Ummal menjelaskan bahwa berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal (Ditjen PNFI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan awal 2010 lalu, sebanyak 142 kabupaten di Indonesia mendapat perhatian untuk penuntasan buta aksara. Kabupaten yang memiliki warga buta aksara paling banyak adalah Jember (232.000 orang).

Kemudian pada akhir 2010 dinyatakan bahwa 204.069 warga Jember yang buta aksara pada usia 15 tahun ke atas atau sekitar 10,74 persen dari jumlah angka buta aksara secara nasional (1,9 juta orang). "Padahal, tahun 2007 dan 2009 Pemerintah Kabupaten Jember mendapat penghargaan dari pemerintah pusat karena dinilai berhasil memberantas buta aksara," ujar Ummal.

Berdasarkan hasil investigasi GPP dalam beberapa bulan terakhir, kata Ummal, ditemukan berbagai indikasi penyelewengan dana progran Keaksaraan Fungsional di Jember. Di antaranya anggaran untuk honor pengajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang diselewengkan pejabat Pemerintah Kabpaten dan Dinas Pendidikan.

"Honor tutor yang mestinya Rp 600 ribu per bulan, hanya diberikan Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu. Belum lagi anggaran untuk fasilitas peserta kelas buta aksara," katanya mengungkapkan hasil temuan.

Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jember yang membidangi masalah pendidikan dan kesehatan, Ayub Junaidi, mengaku terkejut terhadap fakta bahwa angka buta aksara di Jember tertinggi di Indonesia. "Padahal, anggaran program itu dari APBD naik terus. Tahun 2011 sekitar Rp 600 juta," ucapnya.

Berasarkan data yang dihimpun Tempo, dalam dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2012, pada pos anggaran pengentasan pendidikan keaksaraan terdapat dana Rp 896,5 juta. Anggaran itu masuk dalam alokasi dana yang diterima Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jember.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jember, Bambang Hariono, menyatakan ada perbedaan data antara yang dimiliki Ditjen PNFI dengan data Dinas Pendidikan Jember. Data Ditjen PNFI merpakan hasil kajian Badan Pusat Statistik (BPS). "Sekarang tim Dinas Pendidikan Jember masih mendata ulang. Pendataan kami juga melibatkan aparat kelurahan, desa, dusun, RT dan RW," katanya.

Bambang juga membantah adanya penyelewengan anggaran program keaksaraan fungsional. Sebab anggaran telah digunakan sesuai prosedur dan peruntukannya. "Nyatanya tidak ada masalah (audit BPK dan laporan penyelewengan ke aparat hukum) sampai sekarang," tuturnya.

MAHBUB DJNAIDY

Berita terpopuler lainnya:
Tanda Tanya Ongen di Kasus Munir
Polisi Kejar Pencopet Smartphone Menteri Amir

Nonton Matah Ati, Jokowi pilih Lesehan

Putaran Kedua, Foke Bicara SMS Hipnotis

Malam Ini, Jokowi Wisata Kuliner Bakso Kotak-Kotak

Alasan Munir Pilih Garuda Indonesia

Ditemukan Gambar Yesus di Buku Panduan Haji

Munir dan Mobil Toyota Mark Putih Kesayangannya

Foke: Parpol Islam Sudah Tak ''Terkotak-Kotak''

God Bless Manggung untuk Jokowi

Berita terkait

Al-Qahtani, Lansia Saudi Berusia 110 Tahun yang Kembali Bersekolah

7 Agustus 2023

Al-Qahtani, Lansia Saudi Berusia 110 Tahun yang Kembali Bersekolah

Seorang wanita Saudi membuktikan pepatah lama "lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali" dengan kembali ke sekolah - pada usia 110 tahun.

Baca Selengkapnya

Hari Ibu 22 Desember, Kapan Diperingati Pertama Kali?

22 Desember 2022

Hari Ibu 22 Desember, Kapan Diperingati Pertama Kali?

Hari Ibu Nasional setiap 22 Desember mengenang gerakan dalam Kongres Perempuan Indonesia. Kapan Hari Ibu pertama kali diperingati?

Baca Selengkapnya

Perjuangan Dewi Mengajar Suku Badui, dari Diusir hingga Jalan Kaki Puluhan Kilometer

22 November 2022

Perjuangan Dewi Mengajar Suku Badui, dari Diusir hingga Jalan Kaki Puluhan Kilometer

Dewi, guru madrasah rela menempuh jarak puluhan kilometer untuk mengajar anak-anak suku Badui.

Baca Selengkapnya

Sungguh APDESI Dukung Jokowi 3 Periode? Berikut Profil Asosiasi Pemerintah Desa

1 April 2022

Sungguh APDESI Dukung Jokowi 3 Periode? Berikut Profil Asosiasi Pemerintah Desa

Asosiasi Pemerintah Desa (APDESI) dikabarkan mendukung masa jabatan Presiden Jokowi 3 periode. Profil APDESI yang baru terbentu 2016 ini.

Baca Selengkapnya

Hari Aksara Internasional, Pekerjaan Rumah Tuntaskan Melek Huruf

8 September 2021

Hari Aksara Internasional, Pekerjaan Rumah Tuntaskan Melek Huruf

UNESCO menetapkan 8 September sebagai Hari Aksara Internasional. Namun, hari monumental itu baru diperingati untuk pertama kalinya pada 1967.

Baca Selengkapnya

Afganistan Beri Penghargaan pada Laki-laki Buta Huruf

3 Januari 2020

Afganistan Beri Penghargaan pada Laki-laki Buta Huruf

Mia Khan adalah seorang buta huruf di Afganistan sangat mendukung pendidikan putri-putrinya dengan mengatarkan mereka ke sekolah hampir setiap hari.

Baca Selengkapnya

Mendikbud Sebut Angka Buta Huruf di Indonesia Timur Masih Tinggi

7 September 2019

Mendikbud Sebut Angka Buta Huruf di Indonesia Timur Masih Tinggi

Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, angka buta huruf di wilayah provinsi Indonesia bagian timur masih tinggi.

Baca Selengkapnya

2,3 Juta Perempuan Indonesia Masih Buta Huruf

7 September 2017

2,3 Juta Perempuan Indonesia Masih Buta Huruf

Kementerian ingin memberantas buta huruf untuk meningkatkan budaya literasi di era digital.

Baca Selengkapnya

Karawang Jadi Tuan Rumah Hari Aksara Internasional

10 September 2015

Karawang Jadi Tuan Rumah Hari Aksara Internasional

Karawang berprestasi dalam memberantas tingkat buta huruf.

Baca Selengkapnya

Astaga, Ribuan Aparat Desa di Papua Masih Buta Huruf  

30 Juni 2015

Astaga, Ribuan Aparat Desa di Papua Masih Buta Huruf  

Lantaran tak bisa baca-tulis, diperkirakan ada ribuan desa di Papua tak bisa mengelola dananya.

Baca Selengkapnya