Munir, Pria Bersahaja dengan Segudang Penghargaan  

Sabtu, 8 September 2012 08:50 WIB

Peserta Aksi Diam Kamisan memakai topeng wajah Munir di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/9). TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO.CO, Jakarta - Munir Said Thalib atau Munir sudah pasti tidak mengejar award ketika membela hak-hak kaum buruh yang tertindas. Ia juga bisa dipastikan tak mengejar penghargaan ketika menuntut pemerintah segera menuntaskan berbagai perkara orang hilang.

Ia melakukannya karena ia memang mencintai sesama dengan tulus, tanpa pamrih. Bahkan, terhadap orang-orang yang memusuhinya pun, Munir tetap bisa menghargai orang itu dengan caranya sendiri. Ia melawan, tapi tidak ngawur. Ia keras, tapi tidak brutal. Karena itu, ia dicintai dan dihormati banyak orang, terutama oleh orang-orang yang dibelanya.

Sampai sebelum dia ‘dibungkam’ selamanya dengan racun arsenik dalam perjalanannya menuju Amsterdam, Belanda, 7 September 2004 pada usia 38 tahun, ia masih mengurusi banyak hal yang bisa jadi membuat gerah sebagian orang atau institusi tertentu.

Para koleganya mengingat-ingat, sebelum 'dijemput’ paksa itu, Munir masih aktif bersuara tentang pemilu, Rancangan Undang-Undang TNI, dan buruh migran. Dia juga sempat melancarkan kecaman terhadap Badan Intelijen Negara yang menuding 20 organisasi non-pemerintah berniat mengganggu stabilitas keamanan menjelang pemilihan umum. Dia pun selalu kritis terhadap kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia pada peristiwa Tanjung Priok 1984 atau di Timor Timur pasca-jajak pendapat 1999 (Berita Utama Majalah Tempo: "Jejak-jejak Kematian Munir" edisi Senin, 29 November 2004: Kisah Suci Memburu Berkas Otopsi)

Ketika pada 1998 Munir menjadi koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), persoalan orang hilang yang ditangani memang menjadi lebih luas dan beragam, termasuk menangani lenyapnya sejumlah orang dalam peristiwa Tanjung Priok, Aceh, dan Timor Timur itu. Nama Munir pun meroket. Wajahnya mulai kerap muncul di televisi (Berita Utama Majalah Tempo: "Siapa Meracuni Munir" edisi Senin, 22 November 2004: Hasrat Sebelum Dia Pergi)

Tak heran, dengan segala sepak terjang dan keberaniannya itu, Munir mendapat begitu banyak penghargaan. Salah satu penghargaan yang disorot Dandhy D. Laksono dalam Kiri Hijau Kanan Merah, video yang dibuatnya tentang perjalanan hidup Munir, adalah ketika Majalah Ummat memilih Munir sebagai Tokoh 1998.

Munir dinobatkan sebagai Tokoh 1998 atau Man of The Year versi Majalah Ummat. Dia waktu itu mengalahkan, antara lain, Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Amien Rais.

“Sebagai (wakil) pemimpin redaksi waktu itu, saya juga begini … (tangannya menggambarkan hati yang deg-degan), karena Munir ini (yang dipilih)…,” kata Syafi’i Anwar, mantan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Mingguan Ummat, dalam wawancara di video itu.

Syafi’i menambahkan, dia mendengar dari para wartawannya, pimpinan militer dan Bakin mempertanyakan terpilihnya Munir itu. “Ini apa-apaan Ummat memberi penghargaan buat Munir?" kata Syafi’i menirukan wartawannya.

Selain Majalah Ummat, Munir juga banyak menerima penghargaan lainnya. Seperti dikutip dari Wikipedia, berikut ini antara lain penghargaan-penghargaan itu:

1. Right Livelihood Award 2000, penghargaan pengabdian bidang kemajuan HAM dan kontrol sipil terhadap militer, Swedia, 8 Desember 2000;

2. Mandanjeet Singh Prize UNESCO untuk kiprahnya mempromosikan Toleransi dan Anti-Kekerasan, 2000;

3. Salah satu Pemimpin Politik Muda Asia pada Milenium Baru, Majalah Asiaweek, Oktober 1999;

4. Man of The Year versi Majalah Ummat, 1998;

5. Suardi Tasrif Awards dari Aliansi Jurnalis Independen, 1998, atas nama Kontras;

6. Serdadu Awards dari Organisasi Seniman dan Pengamen Jalanan Jakarta, 1998;

7. Yap Thiam Hien Award, 1998; dan

8. Satu dari seratus tokoh Indonesia abad XX, Majalah Forum Keadilan.

GRACE S. GANDHI

Berita Terpopuler:
Wanita Teman Telanjang Pangeran Harry Ditahan

Ribuan Pendukung Hartati Kepung KPK

Cari Donasi demi Tonton Eksekusi Pemerkosa Anaknya

Keputusan Arsenal Jual Van Persie-Song, Disesali

40 Jenis Mobil Akan Dilarang Minum BBM Bersubsidi

Zulkarnaen Minta Sebutan Korupsi Al Quran Direvisi

Sejumlah Tokoh Siapkan Mahfud MD Jadi Capres

Golkar: Naik Turun Bisnis Bakrie Itu Biasa

Tes Mamografi Malah Menyebabkan Kanker

Awas, Anda Bisa Kehilangan Motor di Sini

Berita terkait

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

36 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

37 hari lalu

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat

Baca Selengkapnya

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

43 hari lalu

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

Istri aktivis HAM Munir, Suciwati desak ada pengadilan HAM ad hoc untuk kematian suaminya. Ia menuntut presiden buktikan janji untuk menuntaskannya.

Baca Selengkapnya

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

43 hari lalu

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.

Baca Selengkapnya

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

44 hari lalu

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

44 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

48 hari lalu

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

Istri Munir, Suciwati termasuk dari 50 tokoh yang kirimkan surat kepada ketua umum partai politik untuk ajukan hak angket DPR. Ini alasannya mendukung

Baca Selengkapnya

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

52 hari lalu

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

Profil Arief Sulistyanto yang diangkat Erick Thohir jadi Komisaris ASABRI.

Baca Selengkapnya

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

19 Januari 2024

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

Aksi 17 tahun Aksi Kamisan kemarin dilakukan. Salah satu aktivis yang kerap mengikuti gerakan tuntut keadilan yaitu Suciwati, istri aktivis HAM Munir.

Baca Selengkapnya

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

18 Januari 2024

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

Setiap Kamis sore sejak 18 Januari 2007, Aksi Kamisan menuntut negara menuntaskan kasus hak asasi manusia atau HAM berat di Indonesia.

Baca Selengkapnya