Jusuf Kalla Curhat Lulus dari Sekolah Tak Favorit  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 3 September 2012 11:04 WIB

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan tim PMI yang akan berangkat membawa bantuan kemanusiaan untuk korban konflik Rohingya, Myanmar, di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (25/8). ANTARA/Saptono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Di bawah rindang pohon beringin, ratusan pelajar duduk lesehan. Berkumpul sejak pagi, mereka menanti tamu istimewa. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kota Yogyakarta sedang punya gawe, Lustrum ke-XIV. Sebagai pembicara utama adalah mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

“Apa yang dilakukan Bapak saat masih sekolah?” tanya Mohammad Genta, sang moderator, mengawali pembicaraan pada Sabtu, 1 September 2012 itu. Pengalaman JK, berorganisasi dan berwiraswasta hingga mengantarkannya ke kursi RI-2 adalah materi utama pembicaraan. JK, bagi Genta, tak sekadar singkatan Jusuf Kalla. Tapi sekaligus, “Jalan Keluar,” katanya.

Mulai berbicara di depan siswa pukul 09.25, JK terkenang dengan nama sekolah SMA-nya di Makassar. Sama-sama SMA 3, bedanya SMA JK bukan termasuk unggulan. Meski terbilang bukan sekolah favorit, JK aktif berorganisasi sejak sekolah melalui organisasi siswa intra sekolah.

Selain OSIS, lelaki kelahiran 15 Mei 1942 itu juga tercatat pernah berkecimpung di Pelajar Islam Indonesia dan Himpunan Mahasiswa. Bahkan, di kampusnya, Universitas Hasanudin, ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Mahasiswa. “Sekolah tidak favorit, di sekolah (atau saat) mahasiswa, nyatanya bisa menjadi wapres,” katanya dengan gaya ceplas-ceplos.

Dengan gayanya yang seperti itu, suasana pertemuan justru tak kaku. Apalagi JK membuka ruang dialog dalam acara yang juga dihadiri siswa SMA se-Yogyakarta itu. Belajar, menurut dia, tak hanya terbatas di sekolah. Harus diimbangi dengan pengalaman dan semangat. “(Tapi) semangat tanpa belajar, (bisa) demo terus kayak di Makassar,” katanya, yang disambut tawa hadirin.

Aktif berorganisasi, menurut dia, mendorongnya berlatih dan menimba pengalaman. Khususnya bagaimana memimpin orang. Pengalaman itu juga yang kemudian menjadi bekalnya memimpin perusahaan. Lebih dari 30 tahun pengalaman memimpin perusahaan membuat JK terbiasa mengambil keputusan secara cepat. “Semua keputusan selalu ada risiko. Nah, kita harus ambil risiko itu,” katanya. Tak perlu ragu karena tiap risiko sebenarnya bisa diperhitungkan.

Sikap ini terbawa hingga ia menduduki sejumlah jabatan tinggi pemerintahan. Dari Menteri Perdagangan, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dan Wakil Presiden. Dan kini, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia dan Palang Merah Indonesia.

Menjalani hidup, bagi dia, harus diseimbangkan. Tiga puluh tahun menjadi pengusaha, sepuluh tahun kerja di pemerintahan, dan kini tiga tahun sudah ia bergelut di organisasi sosial. “Lengkap sudah, (lantas) pensiun,” katanya.

Menjadi pengusaha adalah berpikir inovatif. Bekerja dengan melibatkan banyak orang. Bidang pekerjaan ini mengajarkan seseorang bekerja sama dengan orang lain. Inilah, lanjut dia, yang kini dibutuhkan bangsa ini. Untuk memulainya, cukup sederhana. “Just do it,” katanya.

Di depan siswa, ia mengajak mereka menjadi pengusaha. “Siapa yang pengin menjadi pengusaha?” tanyanya. Sejumlah siswa mengangkat tangan. Yang lain menjawab ingin menjadi bidan, dokter, dosen, hingga psikolog saat ditanya. Seseorang menjawab ingin menjadi tentara. Polisi? Tak ada sama sekali.

ANANG ZAKARIA

Terpopuler:

Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia

Kang Jalal pun Diancam Mati

Syiah Berkembang di Indonesia Pascarevolusi Iran

Bagaimana Kronologi Syiah Masuk Sampang?

Rusuh Sampang, Siapa Roisul Hukama?

Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN

Kisah Kang Jalal Soal Syiah di Indonesia(Bagian 2)

Berapa Populasi Syiah di Indonesia

Kang Jalal: Konflik Sampang Bukan Soal Keluarga

Terus Diancam, Syiah, Madura, Tak akan Diam Terus

Berita terkait

Kilas Balik Mantan Ketum PPP Hamzah Haz Jadi Wakil Presiden

6 Juni 2023

Kilas Balik Mantan Ketum PPP Hamzah Haz Jadi Wakil Presiden

Pencapaian tertinggi Partai Persatuan Pembangunan atau PPP adalah terpilihnya Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden pada 2001. Begini kilas baliknya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Kritik Mobil Listrik di Indonesia: Hanya Pindahkan Emisi

26 Mei 2023

Jusuf Kalla Kritik Mobil Listrik di Indonesia: Hanya Pindahkan Emisi

PLTU yang menghasilkan listrik untuk mobil listrik masih mengandalkan batu bara, yang mengeluarkan emisi dari cerobong asapnya.

Baca Selengkapnya

Menteri Perminyakan Venezuela Mundur, Polisi Tangkap Pejabat Terkait Korupsi

21 Maret 2023

Menteri Perminyakan Venezuela Mundur, Polisi Tangkap Pejabat Terkait Korupsi

Penyelidikaan yang dilakukan di PDVSA membuat menteri Perminyakan Venezuela memutuskan untuk mengundurkan diri.

Baca Selengkapnya

Rumah untuk Jokowi di Colomadu Usai 2024, Begini Aturan Pemberian Rumah bagi Mantan Presiden dan Wapres

17 Desember 2022

Rumah untuk Jokowi di Colomadu Usai 2024, Begini Aturan Pemberian Rumah bagi Mantan Presiden dan Wapres

Presiden Jokowi akan dapat rumah dari negara usai masa jabatannya di 2024, lokasinya di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Berapa luasnya?

Baca Selengkapnya

Menengok Lagi Tugas dan Wewenang Wakil Presiden

15 November 2022

Menengok Lagi Tugas dan Wewenang Wakil Presiden

Walau hanya menjadi pembantu presiden, wakil presiden memilikki beberapa tugas dan wewenang

Baca Selengkapnya

Beasiswa Kalla 2022 untuk Mahasiswa Baru, Bisa Kuliah Gratis hingga Lulus

3 Agustus 2022

Beasiswa Kalla 2022 untuk Mahasiswa Baru, Bisa Kuliah Gratis hingga Lulus

Beasiswa Kalla diperuntukan untuk mahasiswa semester 1 di 20 perguruan tinggi negeri (PTN) di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Prediksi Kasus Covid-19 di RI Tembus 2 Juta pada April Mendatang

8 Februari 2021

Jusuf Kalla Prediksi Kasus Covid-19 di RI Tembus 2 Juta pada April Mendatang

Jusuf Kalla memprediksi kasus Covid-19 bakal tembus 2 juta per April mendatang jika penambahan kasus positif per hari konsisten di atas 12 ribu.

Baca Selengkapnya

Setelah Tidak Sibuk, Jusuf Kalla Bawa Keluarga Liburan ke Jepang

27 Desember 2019

Setelah Tidak Sibuk, Jusuf Kalla Bawa Keluarga Liburan ke Jepang

Simak gaya Jusuf Kalla menghabiskan waktu dengan keluarga setelah memiliki lebih banyak waktu luang.

Baca Selengkapnya

Indonesia Urutan 85 di Global Innovation Index, Kalla: Tiru Cina

28 Agustus 2019

Indonesia Urutan 85 di Global Innovation Index, Kalla: Tiru Cina

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengharapkan agar peringkat Indonesia dalam Global Innovation Index meningkat, dan tidak hanya di urutan ke-85.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Ingatkan Siklus Resesi Ekonomi Global 10 Tahunan

9 Agustus 2019

Jusuf Kalla Ingatkan Siklus Resesi Ekonomi Global 10 Tahunan

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan siklus resesi telah memendek menjadi setiap 10 tahun.

Baca Selengkapnya