TEMPO Interaktif, Jakarta:Abu Jibril alias Muhamad Iqbal dalam kondisi sakit maag dan nyeri tulang belakang di ruang tahanan kelas I C Mabes Polri, Minggu (16/5). Hal ini diungkapkan Irfan S Awwas adik Jibril kepada wartawan usai menjenguk di Mabes Polri siang tadi. "Kondisinya masih sakit maag dan yang sangat mengganggu tulang belakangnya," kata Irfan seraya memeragakan dengan memegang punggungnya. Rencananya, kata dia, tim dokter MER-C akan datang memerikssa kesehatan bekas ketua MMI itu.Namun, lanjut Irfan, Abu Jibril dalam kondisi tenang. Pihaknya berharap, Jibril diberi kesempatan oleh Polri untuk berobat sebelum pemeriksaan atas tersangka permalsuan identitas itu dimulai. "Pemeriksaan barangkali besok," kata dia.Ia menceritakan polisi memperlakukan Jibril dengan baik. Berbeda dengan perlakuan di Malaysia yang tidak memberikan tempat yang layak di balik jeruji besi. Beberapa kali Jibril mendapat perlakuan kasar dari Kepolisian di Penjara Kemuting, Peral, Malaysia. Bahkan alas tidur sepreti tikar dan bantal hanya diberikan satu bulan saja. Itu pun untuk rayuan kepada Jibril agar mengaku terlibat terorisme. Semula tim MER-C akan datang memeriksa Sihirudinalisa Abu Jibril sekitar pukul 14.00. Namun ketika dikonfirmasi kepada koordinator MER-C Jose Rizal, pemeriksaan kesehatan batal dilakukan. Dalam pesan singkatnya, Jose Rizal mengatakan tim MER-C ditolak tim penyidik di Mabes Polri. "Alasannya karena sudah diperiksa oeh dokter," kata Jose dalam pesan singkatnya kepada Tempo News Room. Abu Jibril ditahan di Mabes Polri sejal Jumat (14/5) lalu. Dengan tuduhan pemalsuan identitas di Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dan pelanggaran keimigrasian.Saat ini Jibril adalah anggota Majelis Syuro Majelis Mujahidin Indonesia atau Ahl Hali wal 'Aqdi. Sekitar dua jam Irfan dan tiga anggota MMI menjenguk Jibril dari pukul 11.00 sampai pukul 14.00.Martha Wartha Silaban Tempo News Room
Jelang COP27, Pemenang Hadiah Nobel Tuntut Mesir Bebaskan Tahanan Politik
3 November 2022
Jelang COP27, Pemenang Hadiah Nobel Tuntut Mesir Bebaskan Tahanan Politik
15 pemenang Nobel mengirimkan surat ke PBB, Dewan Eropa, dan beberapa kepala negara seperti Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis, supaya bersuara di COP27 membebaskan ribuan tahanan politik.