Sultan-Gus Dur Tegang

Reporter

Editor

Kamis, 6 Mei 2004 15:15 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Batalnya pertemuan Megawati SoekarnoputeriAbdurrahman Wahid (Gus Dur) di Kraton Yogyakarta, memunculkan ketegangan baru setelah Kamis (6/5) Abdurrahman Wahid menulis surat terbuka untuk Sultan Hamengku Buwono X di media lokal Yogyakarta. Salah satu isinya, Wahid menyatakan selaku Raja Jawa, Sultan tidak pantas mengeluarkan pernyataan mencla-mencle terhadap dirinya.Menanggapi surat terbuka dari Abdurrahman Wahid itu, Sultan langsung menyatakan juga akan membuat surat terbuka. Sultan menunjukkan rasa kecewanya dengan adanya surat terbuka dari Wahid itu.Surat terbuka untuk Sultan itu dimuat di halaman pertama harian Kedaulatan Rakyat edisi Kamis (6/5). Tulisan tersebut berbentuk artikel dengan sembilan alinea panjang-panjang dalam enam kolom. Penulisnya adalah KH Abdurrahman Wahid selaku Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB. Dalam surat itu dikatakan, Wahid memang membatalkan pertemuan segitiga Megawati-Sultan HB X dan dirinya yang sedianya dilaksanakan pada Selasa (4/5) pukul 19.30 di Kraton Yogyakarta. Pembatalan Wahid tersangkut Megawati. Dalam surat itu Wahid juga menyatakan sudah memberitahukan kepada Sultan bahwa dirinya membatalkan pertemuan melalui seorang teman. Persoalannya tersangkut dengan: sampaikah pesan penulis (Gus Dur) itu ke tangan HB X, kata Wahid dalam surat terbukanya.Wahid menulis surat terbuka karena Sultan tanpa banyak berpikir lalu menjadi emosional dan menyatakan kekecewaannya di media massa. Walaupun tidak melihat, penulis (Gus Dur) mendengar sendiri reaksi beliau melalui televisi dan siaran radio. HB X menyatakan bahwa penulis (Gus Dur) adalah pemimpin yang mencla-mencle. Ini adalah tuduhan berat yang memerlukan jawaban terbuka dan lugas dari penulis, kata Wahid dalam surat terbukanya itu.Dalam surat terbuka itu juga dikatakan bahwa ide untuk mempertemukan Wahid dan Megawati justru datang dari Sultan HB X. Permintaan Sultan untuk mempertemukan dirinya dengan Megawati, kata Wahid dalam suratnya, disampaikan saat dirinya berkunjung ke Kepatihan menemui Sultan HB X.Sementara itu di kantornya Kamis (6/5), Sri Sultan HB X meminta agar semuanya bersikap jujur bukan hanya dalam kata-kata saja tetapi juga dalam perbuatan. Sultan juga membantah bahwa dia yang meminta agar Gus Dur mau bertemu dengan Megawati.Kepentingan saya pada Megawati dan Gus Dur itu apa? Saya ndak punya kepentingan apa-apa dengan keduanya. Waktu Gus Dur ke sini itu, dia bercerita, dia didatangi oleh seseorang temannya yang menyampaikan pesan bahwa para kiai sepuh melarang dirinya bertemu dengan Megawati. Tapi dia menyatakan tetap bersedia bertemu Mega asal ada pihak ketiga yang menjadi mediatornya. Dari persetujuan itu, kemudian saya cross check, kata Sultan.Sultan juga meminta agar dua teman yang disebut-sebut dalam surat terbuka Abdurrahman Wahid mau bersikap jujur menyampaikan apa yang terjadi. Memang, dalam surat terbukanya, Gus Dur menyebut ada dua teman yang menjadi saksi bahwa Sultan telah meminta agar Gus Dur mau bertemu Megawati.Ditanya bahwa Gus Dur marah atas pernyataan Sultan yang menyatakan mencla-mencle? Menurut Sultan, setelah dirinya menelepon pada Selasa (4/5) pukul 14.30, Gus Dur akan menelpon balik dirinya berkait dengan rencana pertemuan itu namun sampai saat ini tidak pernah ada kontak dari Gus Dur bahkan kemudian menulis surat terbuka.Setelah saya telepon jam 14.30, dia (Gus Dur) bilang akan telepon. Kalau bilang mau telepon ya mestinya telepon to Kalau memang dia menghargai saya, ya mestinya telepon. Kalau memang ada masalah dengan Ibu Mega, kalau yang dia (Gus Dur) maksudkan dengan syarat itu, mbok telepon saya. Bagi saya, acara (pertemuan) itu batal, ndak ada masalah, tapi telepon jangan meneng wae. Lha, kalau saya ada janji dengan Anda (wartawan red) kemudian saya batalkan, saya akan telepon koq, apalagi dia pemimpin kan, kata Sultan ketus.Ketika ditanya, sebagai Raja Jawa mestinya Sultan lebih santun dalam berkomentar tidak dengan reaksi keras? Nggak ada masalah, itu kan penafsirannya saja, kata Sultan.Seperti diberitakan, pertemuan antara Megawati-Gus Dur yang rencananya digelar Selasa (4/5) malam di Gedong Jene Kraton Yogyakarta, batal digelar. Padahal, kedua tokoh itu semula sudah bersedia untuk hadir. Pembatalan itu terjadi hanya beberapa jam sebelum jadwal pertemuan dilakukan. Syaiful Amin - Tempo News Room

Berita terkait

PKB Sebut Fungsi Pengawasan DPR Gagal jika Tak Gulirkan Hak Angket

22 hari lalu

PKB Sebut Fungsi Pengawasan DPR Gagal jika Tak Gulirkan Hak Angket

Ketua DPP PKB mengatakan hak angket penting sebagai ikhtiar untuk memperbaiki kualitas demokrasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

38 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Dua Menteri PKB Menghadap Jokowi: Kami Koalisi Pak Presiden

41 hari lalu

Dua Menteri PKB Menghadap Jokowi: Kami Koalisi Pak Presiden

Dua menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa menyatakan tidak ada masalah dengan Jokowi, terlepas pihaknya mengusung tema perubahan dalam pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Isi Naskah Akademik Hak Angket PKB Mau Bongkar Politisasi Bansos hingga Netralitas Polri

46 hari lalu

Isi Naskah Akademik Hak Angket PKB Mau Bongkar Politisasi Bansos hingga Netralitas Polri

Isi dari naskah akademik hak angket PKB menunjukkan berbagai kecurangan yang terjadi sebelum, saat, dan setelah pencoblosan.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

58 hari lalu

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

58 hari lalu

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

28 Februari 2024

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

14 Februari 2024

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

Apa kata Menpora Dito Ariotedjo soal kehadiran sejumlah mantan atlet Tanah Air sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya