Hiu di Pantai Pelangi Akan Dikubur  

Reporter

Editor

Minggu, 5 Agustus 2012 15:19 WIB

Warga menonton seekor Hiu Paus yang mati terdampar di Pantai Baru, Bantul, Yogyakarta, (2/8/2012). Menurut aktivis Animal Friend Jogja (AFJ), hiu paus ini ditemukan terdampar oleh nelayan pada Rabu, (1/8) dan diperkirakan terlepas dari kawanannya akibat mengejar ikan-ikan kecil. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Bantul - Bangkai hiu tutul yang terdampar di Pantai Pelangi, dusun Mancingan, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul akan dikubur. Program Manager Animal Friends Jogja (AFJ), organisasi penyayang binatang, Dessy Angelina, mengatakan keputusan sementara itu muncul saat dia berkoordinasi dengan Koramil Kecamatan Kretek, Tim SAR Pantai Parangtritis, Polisi Air kawasan Parangtritis, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul pada Sabtu pagi, 4 Agustus 2012.

"Kepastiannya menunggu persetujuan BKSDA DIY dan DKP Bantul karena mereka akan berkoordinasi dulu dengan pimpinannya," kata Dessy pada Sabtu, 4 Agustus 2012, saat memantau proses evakuasi bangkai hiu tutul sepanjang sembilan meter yang terdampar di Pantai Pelangi sejak Jumat malam, 3 Agustus 2012, kemarin.

Kata dia, organisasinya juga telah meminta bantuan Pemerintah Australia untuk memantau dan mengamankan perjalanan hiu tutul yang nampak banyak melintasi lautan selatan Jawa beberapa hari terakhir. AFJ melakukan hal itu karena hiu di perairan Australia populasinya tersisa 200 hingga 400 ekor. Hewan ini merupakan satwa yang dilindungi di negara tersebut. "Di Indonesia statusnya baru appendiks 2 atau hampir punah (vulnerable) tapi belum dilindungi," kata Dessy.

Berdasar pemantauan AFJ, Dessy menambahkan, terdamparnya dua hiu di pesisir Bantul, kemungkinan akibat terseret ombak saat mencari makanan berupa ikan-ikan kecil. Hiu ini memiliki karakter bergerak secara soliter atau terpisah dari gerombolan saat mencari makanan berupa plankton dan ikan kecil. "Kita berharap hiu yang terdampar langsung dievakuasi dan kalau mati segera dikubur," ujarnya.

Proses evakuasi Tim SAR Parangtritis dan Polisi Air kawasan Parangtritis, sejak Jumat malam hingga Sabtu siang, baru bisa menarik bangkai hiu tutul di Pantai Pelangi ke bibir pantai. Upaya menarik bangkai hiu dengan lebar badan sekitar 2,5 meter ke tengah pantai belum berhasil meski Tim SAR Parangtritis sudah mengerahkan 56 anggotanya dan satu unit traktor.

"Kami masih usahakan penarikan bangkai hiu, soal penguburan dan teknisnya menunggu keputusan akhir DKP Bantul dan BKSDA DIY," kata Ketua Tim SAR Pantai Parangtritis, Ali Sutanto.

Menurut Ali, hiu yang dijuluki oleh nelayan pesisir selatan "Nagalintang" ini pada Jumat malam masih megap-megap, tapi mati pada Sabtu dinihari atau sekitar empat jam sesudah terseret ombak ke bibir pantai.

Ali mengatakan hiu tutul sering ditemui oleh nelayan pesisir Bantul saat mencari ikan di tengah laut. "Mereka berusaha menghindar kalau ketemu, karena badannya besar sementara perahu nelayan kecil jadi bahaya kalau tertabrak," ujarnya.

Hingga Sabtu siang, situasi Pantai Pelangi yang biasanya sepi, mendadak ramai dikunjungi ratusan warga. Situasi pantai di sebelah barat Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo Ini mirip seperti saat ada penemuan bangkai hiu tutul sepanjang 13 meter di Pantai Pandansimo Rabu kemarin.

Bupati Bantul Sri Suryawidati pada Sabtu pagi, juga ikut melihat lokasi penemuan bangkai hiu di Pantai Pelangi bersama sejumlah pejabat Pemkab Bantul. Sejumlah personel kepolisian, angkatan laut, dan koramil juga nampak di lokasi penemuan hiu.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM



Berita Populer:
10 Penginapan di Thailand yang Sesuai Kantung
Jumlah Jomblo di Israel Meningkat Drastis
Waspadai Modus Kejahatan Ini di Bandara
Jaringan Pornografi dan Kanibalisme Anak Terkuak
Begini Jaringan Pornografi Anak Itu Terendus
Halte Transjakarta Ditembak Orang Tak Dikenal

Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya