TEMPO.CO, Jakarta - Seekor paus yang sempat diselamatkan setelah terdampar di Pantai Pakis, Karawang, Jawa Barat, pekan lalu, akhirnya ditemukan mati di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Ahad, 29 Juli 2012.
Ketika berbicara dengan Tempo, Senin, 30 Juli 2012 petang, Rani salah seorang aktivis Jurnalist Divers yang turut menyaksikan upaya penyelamatan paus di Kerawang, mengatakan bahwa tim penyelamat kurang hati-hati karena tak menyertakan ahli kelautan atau biologi yang tahu persis mengenai kondisi paus.
Penyelamatan paus itu dikoordinasi oleh tim penyelamat dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Kopassus, Kopaska, dan relawan lainnya. "Mereka memperlakukan paus layaknya manusia yakni membawa mamalia itu ke perairan dalam dengan cara menyeretnya. Mungkin dengan cara begitu, tim beranggapan paus bisa berenang di perairan dalam. Padahal semestinya dikonsultasikan dulu dengan ilmuwan yang paham tentang paus," jelas Rani melalui telepon kepada Tempo.
Oleh karena itu, ketika paus ditemukan jadi bangkai di perairan Muara Gembong, Ahad, 29 Juli 2012, oleh nelayan setempat, gadis yang kerap menyelam di sejumlah dive spot di Indonesia ini tidak heran. "Saya rasa wajar kalau paus itu mati karena diperlakukan tidak semestinya oleh tim," kritik Rani.
Dalam penyelamatan paus sepanjang 11 meter yang terdampar di Karawang itu, imbuh Rani, seharus tim penyelamat mengajak ahli kelautan dan biologi yang mengerti betul tentang paus. "Masalahnya di Indonesia memang tidak ada ahli paus," tegasnya. Upaya tim penyelamat membawa paus yang terdampar di Pantai Pakis, Karawang, ke perairan sedalam 20 meter, menurut Rani tidak cukup karena perairan tersebut masih di kawasan teluk.
Hingga saat ini masih terjadi silang pendapat di antara para pecinta binatang soal bagaimana "mengubur jasad" paus, apakah ditenggelamkan ke dalam laut atau diledakkan. Benvika, aktivis Jakarta Animal Aid Network (JAAN), sepakat kalau bangkai paus ditenggelamkan karena lebih alami dan bisa berproses secara alami pula. "Lebih baik ditenggelamkan karena bisa berproses secara alami daripada diledakkan," katanya. Soal teknis penenggalaman, ujarnya lagi, akan dikonsultasikan dengan pihak terkait.
CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Disudutkan @cinta8168 di Twitter, Ini Jawaban Ahok
Baru Tiga Hari Buka, Warung Dahlan Iskan Tutup
Analis Politik: Isu SARA Jadi Bumerang Foke-Nara
Lima Keanehan Operasi Polisi ke Ogan Ilir
Berapa Harga Emas Olimpiade?
Andi Arief Minta Misbakhun Berkata Jujur
ICW Akan Adukan Hakim Pembebas Misbakhun
Foke Ubah Gaya Kampanye
Misbakhun Ancam Mengadu ke PBB
Peleburan LPI dan LSI Kemungkinan pada Akhir Musim
Berita terkait
Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon
30 Oktober 2023
Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.
Baca SelengkapnyaPolisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi
28 Januari 2021
Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.
Baca SelengkapnyaHewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi
26 September 2019
Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.
Baca SelengkapnyaKebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka
7 Februari 2019
Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaAnjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar
19 September 2018
Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.
Baca SelengkapnyaKisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal
6 Maret 2018
Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.
Baca SelengkapnyaDiburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab
28 Januari 2018
Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.
Baca SelengkapnyaNelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua
7 Juli 2017
Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.
Baca SelengkapnyaBayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan
26 Juni 2017
Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.
Baca Selengkapnya30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai
11 Mei 2017
Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.
Baca Selengkapnya