TEMPO.CO, Jakarta: Kabar duka menyergap kita dari Singapura. Rabu 18 Juli 2012 lalu, seorang pembantu rumah tangga asal Indonesia bernama Ami ditemukan tergeletak tak bernyawa di lantai dasar apartemen Marine Drive Blok 63, Singapura. Tenaga kerja wanita ini diduga terjatuh dari lantai 14 apartemen majikannya.
Sebelumnya, Mei 2012, buruh migran bernama Karini juga ditemukan terjatuh dari apartemen majikannya di Serangon North Block, Singapura. “Ini seperti fenomena gunung es. Jumlah sebenarnya pasti jauh lebih banyak,” kata analis kebijakan Migrant Care, Wahyu Susilo, Ahad 22 Juli 2012.
Menurut catatan Migrant Care, sejak Januari hingga pertengahan Juli 2012, tercatat sudah 15 tenaga kerja Indonesia jatuh dari apartemen majikannya karena pekerjaan membersihkan jendela. Jika dihitung sejak 2000, jumlah TKI bernasib nahas seperti itu mencapai ratusan orang. “Catatan kami, dari 1999 sampai 2002 saja sudah 104 orang,” kata Wahyu. Mayoritas kasus ini terjadi di Singapura.
Di Singapura sendiri, sekitar 1.000 orang telah mengirim surat untuk mendukung larangan para pembantu rumah tangga membersihkan gedung atau apartemen dari luar jendela. Kelompok pekerja migran Humanitarian Organization for Migration Economics (HOME) memulai petisi pelarangan ini pada April 2012.
Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Reyna Usman, menyatakan pemerintah Indonesia sudah membicarakan hal itu dengan pemerintah Singapura sejak dua minggu lalu. "Tinggal menunggu disahkan saja," katanya. Dalam aturan yang baru, majikan Singapura dilarang menyuruh pembantu rumah tangga asal Indonesia mengerjakan tugas berisiko, seperti membersihkan jendela apartemen yang tinggi.
SUNDARI
Berita terkait
Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya
15 hari lalu
Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.
Baca SelengkapnyaDepartemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen
19 Februari 2024
Kementerian Luar Negeri mengatakan KBRI belum menerima notifikasi kekonsuleran tentang penangkapan 130 WNI di Selangor, Malaysia.
Baca SelengkapnyaKPK Periksa Anggota DPR Ribka Tjiptaning terkait Kasus Dugaan Korupsi Sistem Proteksi TKI
2 Februari 2024
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan anggota DPR Ribka Tjiptaning diperiksa sebagai saksi.
Baca SelengkapnyaMigrant Care: Ada WNI Pulang Kampung Masih Terdaftar DPT Johor Bahru
2 Februari 2024
Migrant Care menyatakan menemukan fakta menakjubkan tentang DPT ganda. Ada pekerja migran yang sudah kembali ke Indonesia masih terdaftar dalam DPT.
Baca SelengkapnyaKPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Pengadaan Sistem Proteksi TKI, 2 di Antaranya Pejabat Kemnaker
25 Januari 2024
Dua pejabat Kemnaker, Reyna Usman dan I Nyoman Darmanta ditahan selama 20 hari pertama, terhitung sejak 25 Januari 2024, di Rutan KPK.
Baca SelengkapnyaPekerja Migran di Hong Kong Komplain Pemilu 2024: Online Shop saja Tak Sekacau Ini
19 Januari 2024
Sejumlah permasalahan ditemukan dalam pelaksanaan pemilu 2024 di wilayah Hong Kong
Baca SelengkapnyaMahfud MD Janjikan Perlindungan TKI di Malaysia: Termasuk Pekerja yang Dianggap Ilegal
9 Desember 2023
Calon wakil presiden Mahfud MD menjanjikan perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, termasuk TKI yang dianggap ilegal.
Baca Selengkapnya2.653 Anak Pekerja Migran Indonesia di Sarawak Malaysia Ikuti Pendidikan di CLC
28 November 2023
CLC menyediakan pendidikan alternatif kepada anak-anak pekerja migran Indonesia yang berada di perkebunan di Malaysia.
Baca SelengkapnyaJadi TKI Legal, Ini Syarat dan Tahapan yang Harus Dipenuhi Pekerja Migran Indonesia
24 November 2023
Cara menjadi TKI legal di luar negeri dengan langkah-langkah dan syarat yang harus dilengkapi. Ikuti tahapan dan dokumen yang harus disiapkan.
Baca SelengkapnyaPolisi Bogor Bongkar Praktik Perusahaan TKI Ilegal, Berawal dari Laporan Warga Tegal
11 November 2023
Sudah bayar Rp 60 juta gagal jadi TKI di Jepang gara-gara visa turis ditolak di Imigrasi. Ada yang berhasil, ada banyak juga yang gagal.
Baca Selengkapnya