Gedung Rektorat Universitas Indonesia. TEMPO/Gunawan Wicaksono
TEMPO.CO, Depok - Rencana pemilihan Rektor Universitas Indonesia (UI) pada 7 Agustus 2012 terpaksa ditunda. Hal itu menyusul gugatan ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) bahwa proses pemilihan tersebut diselenggarakan oleh lembaga yang cacat hukum.
"Karena itu pemilihan rektor harus tertunda, ada perubahan schedule,” kata Ketua Panitia Khusus (Pansus) Pemilihan Rektor UI, Endriartono Sutarto, Minggu, 24 Juni 2012.
PTUN telah mengeluarkan surat keputusan pada 12 Juni 2012 yang salah satu klausulnya berbunyi agar semua kegiatan di UI tidak boleh dilakukan sampai ada keputusan PTUN.
"Kami MWA (Majelis Wali Amanat) tentu harus mematuhi putusan PTUN tersebut. Kami ingin agar hukum dipatuhi, sampai ada putusan akhir PTUN dan juga keputusan Mendiknas nanti," katanya.
Informasi yang dihimpun Tempo menyatakan gugatan terhadap UI dilayangkan oleh Senat Universitas (SU) periode 2011-2015 yang telah dibubarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Desember 2011.
Saat itu Senat dan Mendikbud melakukan mediasi terhadap kisruh internal di UI. Mendikbud Muhammad Nuh kemudian mengeluarkan keputusan agar UI membentuk tim transisi yang akan membentuk Senat Akademik Universitas (SAU), sementara itu Senat Universitas ditiadakan. Selanjutnya SAU membentuk MWA yang akan melakukan pemilihan rektor UI.
Mengenai masa jabatan Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri yang berakhir pada 14 Agustus 2012, Endriartono mengatakan pihaknya menyerahkan pada hasil keputusan PTUN. Pihaknya juga masih membahas soal masa jabatan rektor, apakah diperpanjang atau akan ditunjuk pejabat sementara (PJS).
Seperti pemberitaan sebelumnya, pendaftaran calon rektor UI telah dibuka sejak 20 Juni 2012. Pendaftaran sudah berlangsung dua hari sebelum ditentukan ditunda. Sekitar 10 bakal calon rektor pun sudah mengambil berkas pendaftaran. “Saya tidak memperhatikan satu per satu siapa saja orangnya, yang jelas sudah lebih dari sepuluh," katanya.
